Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
×××
Bel tanda pulang sekolah berbunyi sejak tadi. Sekolah sudah tidak seramai sebelumnya. Banyak siswa yang sudah berpulang ke rumahnya. Kecuali memang yang masih ada urusan.
Jimin melangkah memasuki ruangan osis. Dirinya mendapati ruangan itu masih ramai. Memang anak osis sering pulang belakangan. Sekarang masa orientasi yang mana membuat mereka mau tak mau harus kerja lembur. Belum lagi kegiatan sudah selesai, mereka harus membereskan segala sesuatunya barulah dapat pulang kerumah masing-masing.
"Aula sudah dibersihin?" Jimin yang baru saja duduk dikursinya mengangguk.
"Baru aja selesai. Tadi di lantai lumayan kotor, padahal udah disuruh bawa sampahnya keluar terus buang ke tempat sampah, eh masih aja ada yang buang sampah di dalam ruangan," pemuda itu berkata. Tidak terlalu marah sebenarnya, nakal itu hal wajar baginya.
Mengingat dirinya dulu yang lebih nakal dihari pertama masa orientasi. Setahun yang lalu ia justru melempar sampah miliknya hingga tak sengaja mengenai pembicara di aula yang masa itu adalah Wakil Kepala Sekolah bagian Kurikulum yang sedang menjelaskan tentang sistem pembelajaran.
Mau tidak mau, Jimin mendapat hukuman dari kakak-kakak osis yang tidak terima dengan sikap tidak sopannya. Yang mana membuat dirinya seketika jera. Ia bahkan sempat membenci anak osis. Tapi, lihatlah dirinya sekarang, justru menjadi bagian dari pengurus osis.
"Cek aja CCTV-nya. Nanti biar yang melanggar diberi sanksi."
"Astaga, Taehyung. Biarin aja kali, mereka masih murid baru," bukannya membela, ia hanya belajar dari pengalaman. Tidak ada yang suka dengan hukuman 'kan?
Taehyung menatap lawan bicaranya. "Kalau masih jadi murid baru aja udah berani melanggar gimana kedepannya? Mau jadi berandalan sekolah?"
Jimin hanya menghela napas mendengarnya. Sosok di depannya ini memang terkenal sebagai sosok yang kaku. Tak heran, ia begitu tertib aturan.
"Oiya, Jim. Proposal yang kemarin sudah selesai?"
"Masih dibawa sama Sana tuh. Sementara dikoreksi sama dia, tau sendiri 'kan sekolah kalau proposalnya salah titik atau koma aja disuruh ngulang. Kita cari aman aja mendingan," Jimin menunjuk seseorang yang ia maksud dengan dagunya.
Sana merasa terpanggil, ia menoleh menatap Jimin yang duduk tak jauh darinya. "Iya, masih di aku. Besok selesai kok, Tae," gadis itu tersenyum.
Taehyung mengangguk. "Kalau sudah selesai langsung diserahin ke Kak Namjoon aja."
"Oke," kata Sana dengan membentuk gestur pada tangannya.