O9.5 ; dikatain, lagi?

482 72 29
                                    

×××

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

×××


"Taehyung!"

Jimin berjalan sedikit cepat, mengikis jarak diantara keduanya lalu merangkul sohibnya itu kala tak ada lagi jarak yang memisahkan. "Gimana? Lancar kan tadi?"

"Ya lancar lah, emang kenapa ga lancar?" Taehyung mengernyit. Ya menurutnya Jimin aneh saja, yang mereka lakukan selaku pengurus osis hanya sosialisasi ekstrakulikuler sekolah pada kelas-kelas murid baru, kenapa pertanyaannya seperti dia sedang mengadakan hajatan saja pakai ditanya lancar atau tidak?

Pemuda Park memasang senyum kecutnya, "lah di kelas yang gue masukin tadi rusuh bener anjir. Gara-gara pas istirahat malah disuruh nunggu dulu kali ya? Yang cowo-cowo busettt malah pada balapan keluar kelas. Alhasil yang di kelas cuma setengahnya, kita bilang aja deh sama yang tersisa buat nanti kasih tau temennya yang udah pada keluar duluan."

Taehyung sontak memasang wajah seriusnya saat mendengarkan cerita temannya itu, sangat tidak suka kala rungunya mendapati kabar bahwa ada murid yang tidak tertib aturan. Ditambah lagi, perilaku mereka sangat tidak menghargai senior di sekolah ini. Jikalau tadi itu dirinya, sudah dipastikan anak-anak tadi habis ditangannya. Dalam artian, diberi hukuman semaksimal mungkin hingga jera.

Dirinya geram bukan main.

"Kelas berapa tadi? Ayo kesana lagi, kita cari nama-nama yang berulah buat dipanggil," Taehyung melepas rangkulan Jimin, sudah akan berbalik sebelum Jimin menahannya dengan sekuat tenaga.

"E-eeh! Ga usahh! Anjir Taehyung udah lah. Murid baru biasa, biarin aja," kedua lengannya kembali merangkul sohibnya itu, menahan Taehyung yang keukeuh ingin kembali ke kelas. Wah, kalau begini ceritanya lebih baik tadi dia tidak usah menceritakan peristiwa itu saja. Lihat kan, temannya justru terpancing. Tak semestinya Jimin lupa kalau Taehyung dan disiplin adalah dua kata yang benar-benar rekat dan tak dapat dipisahkan.

Taehyung bertambah geram, muak sekali dengan Jimin yang terus-terusan membela perilaku tercela.

Pemuda Kim itu lalu melirik Jimin tegas. "Gak bisa begitu aturannya, dari kemarin-kemarin kamu bela terus mereka. Mau jadi apa murid-murid sekolah sini kalau setiap melanggar kamu maklumi. Stop normalisasi kesalahan mereka dengan alasan maklum anak remaja. Saya jadi ragu sama kamu, tujuan kamu jadi pengurus osis apa sih sebenarnya?"

Oh, no.

Park Jimin merasa tertohok, jelas karena tujuan awalnya masuk organisasi ini adalah membolos kelas, yang kedua menjadi terkenal. Ya begitulah, tidak ada satu pun niat terpuji yang terselip saat ia mendaftarkan diri sebagai calon pengurus osis. Tentunya Taehyung tidak mungkin tau mengenai niat sesatnya ini, bahkan saat seleksi pengurus osis dulu dia telah menyusun alasan yang begitu apik sehingga tak sedikit pun akan terbesit prasangka orang-orang bahwa Jimin tidak benar-benar berniat menjadi teladan seperti yang ia janjikan saat pelantikan.

brieven ;taekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang