Ciara terbangun dari tidurnya, dia merasa mual mual, selama beberapa hari ini memang Ciara merasa pusing dan mual, mungkin efek dari dia yang jarang makan, Ciara memang sering meminta dibawakan makan ke kamar namun terkadang Ciara membuangnya di closet ketika dia tidak menyukai makanan yang dimasak untuknya.
Ciara terduduk di lantai kamar mandi, tubuhnya lemas tidak bertenaga untuk kembali ke tempat tidur, dia bahkan tidak tau jam berapa sekarang. Menyenderkan tubuhnya di pinggir bathup, sepertinya tidak masalah duduk di lantai sebentar.
Mia melirik jam di pergelangan tangannya, sudah jam setengah delapan pagi dan Ciara belum bangun, selama ini walau Ciara banyak kesibukan namun Ciara tidak pernah bangun sesiang ini.
entah sudah beberapa kali Mia mengetuk pintu kamar Ciara, namun tidak ada jawaban dari Ciara, membuat Mia semakin khawatir dengan Ciara, lebih baik dia meminta kunci cadangan pada kepala pelayan Yasya, Mia takut Ciara kenapa kenapa di tambah Ciara sedang ada masalah dengan suaminya.
“Kenapa?.” Tanya Bara ketika melihat Mia pelayan Ciara ingin berbalik.
“Maaf Tuan, Nona Ciara belum bangun, biasanya Nona Ciara bangun jam setengah tujuh, tapi sudah setengah delapan Nona belum bangun, saya ingin meminta kunci cadangan, siapa tau Nona Ciara kenapa kenapa di dalam,” Ucap Mia, Bara memberi kode agar Mia minggir dari hadapannya.
Bara menempelkan jarinya pada pinggir pintu, hanya sidik jari milik Bara yang bisa membuka semua akses pintu dan brankas di mansion ini.
Bara segera masuk kedalam kamar Ciara, Bara tidak melihat Ciara di tempat tidur, Bara segera melangkah ke balkon namun tidak ada Ciara disana, walk in closet pun tidak ada, satu satunya yang belum Bara periksa kamar mandi.
Bara membuka pintu kamar mandi, Bara melihat Ciara menyenderkan tubuhnya di pinggir bathup, Bara segera mengangkat Ciara, membawa Ciara ketempat tidur.
“Kamu panggil Dokter,” Perintah Bara pada Mia yang sedari tadi berdiri di depan pintu.
“Baik Tuan.” Mia segera menghubungi Dokter keluarga yang biasa mengobati Bara jika Bara terluka.Bara duduk di sofa mengamati Dokter Erika memeriksa Ciara.
“Tuan, saya sudah memeriknya Nona Ciara, keadaan Nona ciara baik baik saja, namun agar lebih pasti sebaiknya anda membawa Nona Ciara ke rumah sakit untuk memeriksakan kandungan Nona Ciara, karena saya bukan Dokter spesialis kandungan, saya takut untuk memeriksanya.
Bara hanya mengangguk, setelah Erika pergi, Bara mendekat pada Ciara, Ciara sedang hamil anaknya, tepat saat Bara menghancurkan karir Ciara.
Ciara membuka matanya, pertama kali yang dia lihat mata Bara yang menatapnya, kenapa Bara ada di kamarnya, tumben sekali.
Ciara memalingkan wajahnya, dia tidak ingin melihat Bara terlalu lama, Ciara marah dengan Bara tentu saja, namun Ciara tidak berani untuk mengatakannya, Ciara tidak tau apa yang akan terjadi ketika Bara tau dia marah dengan Bara.
“Maaf Tuan, Nona menganggu, ini sarapan untuk Nona,” Mia datang membawa sandwich dan susu vanilla, dan buah buahan untuk Ciara.
“Makasih Mia,” Balas Ciara pelan, Mia hanya mengangguk lalu dia undur diri.
Ciara mencoba bangun dari berbaringnya, dengan sigap Bara membantu Ciara untuk duduk, Bara bahkan menatakan bantal di belakang Ciara agar Ciara nyaman.“Mau aku suapin?.” Tanya Bara, Ciara hanya menggeleng, Ciara bisa makan sendiri, Ciara sudah belajar hidup mandiri dari kecil, Bu Amanda merawat banyak anak jadi anak anak yang sudah bisa makan sendiri, mandi sendiri mereka akan melakukan sendiri tanpa di bantu Bu Amanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love From Mafia
RomanceDemi uang Ciara Geraldine melakukan apa saja, termasuk menikahi Aldebara Reonando Hopskin, pengusaha kaya raya di negeri ini, namun Ciara tidak mengetahui sisi gelap seorang Bara...