Love From Mafia Part 42 Kamu (Bukan) Anakku

114K 5.4K 73
                                    

selamat pagi gaess... happy reading, jangan lupa like and sharenya,



Ciara baru menyantap makan siangnya di sore hari jika saja dia tidak meminta berhenti untuk mengisi perut mungkin sampai tengah malam Bara tidak akan berhenti menyentuhnya.
“Kenapa makan sedikit?.” Tanya Bara, Bara baru saja keluar dari kamar mandi, tadi Bara sempat mengajak Ciara untuk mandi bersama, bukannya langsung mandi pasti Bara meminta ronde selanjutnya di kamar mandi, jadi tadi Ciara yang mandi terlebih dulu, baru Bara.
“Dikit dikit,, perut aku enggak akan muat menampung makanan sebanyak ini,” Balas Ciara santai, karena memang banyak makanan yang terhidang di hadapannya sore ini, biasanya kalau dia makan sendiri hanya satu dua menu tidak lebih.
Bara duduk disamping Ciara mengambil makan sorenya, ternyata dia juga kelaparan, namun melampiaskan hasratnya pada Ciara tetap nomer satu.

“Ngomong ngomong kamu enggak kerja?.” Tanya Ciara, tumben saja Bara di rumah sore sore gini kecuali hari libur itupun jika dia tidak memiliki urusan di markas.
“Aku meliburkan diri sejenak,” Ciara mengangguk, lagian Bara kan bossnya, dia bisa libur kapan saja, walau itu bukan hal yang patut di tiru.
“Bagaimana kaki kamu?.” Tanya Bara ketika melihat Ciara tidak menggunakan perban lagi.
“Lumayan membaik, aku udah lepas perbannya, aku ganti plester aja,” Bara mengangguk syukurlah luka di kaki Ciara tidak memburuk.

Bara hanya mengangguk, dia tidak membalas ucapan Ciara lagi.
Mereka berdua makan dalam keheningan, Bara selesai makan terlebih dulu, melihat Ciara makan dengan lahap Bara seulas senyum terpancar di raut wajah Bara.
Jika dulu Ciara akan malas makan dengan alasan diet ketat, kini Bara melihat Ciara berbeda, dia makan banyak, bahkan tubuh Ciara sekarang cukup berat, mungkin berat badan Ciara sudah naik beberapa kilo setelah hamil ini.

“Lanjutkan makanmu, aku ke ruang kerja ku, kamu bisa tidur atau nonton drama,” Ciara mengangguk, mungkin opsi pertama akan dia lakukan, tubuhnya pegal pegal, sudah lama juga dia tidak olahraga, dan terus terusan bermalas malasan di kamarnya.


****


Catya baru saja selesai membereskan peralatan membuat kuenya saat pelayan mengatakan ada tamu yang ingin bertemu dengan Catya.

Dengan rasa penasaran yang tinggi Catya berjalan menuju ruang tamu dimana tamunya berada.

“Maaf ada keperluan apa ya?.” Tanya Catya, karena perempuan itu berdiri membelakangi Catya, dia mungkin sedang melihat figura yang tertata rapi di meja, dan di dinding salah satu sisi ruang tamu.
“Ahhhh,, seharusnya perempuan ini tidak ada disini, dia terlalu tamak untuk mendapatkan semuanya,” Catya bingung dengan perempuan yang berdiri membelakanginya.
“Maksud anda apa?.” Tanya Catya, Catya tidak tau siapa orang ini namun dia berkomentar tentang keluarganya.
“Apa Mommy telah melupakanku?.” Tanya Perempuan itu di barengi dengan dia membalikkan badannya.
“Kamu,,,” Catya terpaku di tempatnya, bagaimana bisa perempuan ini bisa masuk kedalam mansionnya, siapa yang mengizinkannya masuk, apa pihak keamanan sudah gila.
“Kenapa? Mommy kaget dengan kedatanganku? Ahhhhh aku ini anak yang tidak di harapkan bagiamana bisa Mommy perduli padaku,” Ucapan Celine mampu membuat Catya meradang.

“Ya,,, kamu memang bukan anak yang aku inginkan, lalu kenapa? Jika kamu tau aku tidak menginginkan kehadaran mu, harusnya kamu tau diri, dan tidak seharusnya kamu menginjakkan kaki di mansion ini, satu lagi, kamu bukan anakku, jadi jangan harap aku mau mengakui kamu sebagai anak ku,” Catya dengan emosinya yang menggebu gebu mengeluarkan segala amarahnya, mungkin jika Catya dan Jonnas belum bertemu dengan Ciara, mungkin mereka akan percaya jika Celine ini anaknya.

“Apa Mommy tidak lagi perduli padaku, sedikitpun?.” Tanya Celine dengan tatapan mengibanya, seolah olah dia yang paling terluka disini.
“Aku tidak perduli,, pengawal,,, pelayannn,,,” Teriakan Catya barusan membuat pelayan dan pengawal datang menghampiri Catya.
“Apa yang terjadi Nyonya,” Tanya kepala pelayan.
“Bawa perempuan ini pergi dari sini, bagiamana bisa dia masuk kedalam mansion ini, apa kalian ini di pecat, sembarangan membawa orang masuk,” Catya marah marah pada pelayan dan pengawalnya.
“Cepat bawa dia pergi dari sini, aku tidak mau lagi melihat wajahnya di hadapanku,” Pengawal dengan sigap langsung menhampiri Celine, namun Celine menolak.
“Ingat Mommy, saat ini akulah orang yang paling terluka disini, jika semua orang tau bahwa Nyonya Khiel memperlakukan anaknya seperti ini mungkin mereka akan menghujat anda, ahhh mungkin juga mempengaruhi saham perusahaan milik Daddy,” Ucap Celine tenang,
“Lalu, jika semua orang tau kamu bukan anaku bagaimana?, wajah kamu memang mirip dengan ku, namun bekas operasi di wajahmu aku mengetahuinya,” Celine langsung menegang, bagaimana bisa Nyonya Catya tau jika dia melakukan operasi plastik, tidak ini tidak boleh di biarkan.
“Setelah anda tidak mengakui saya, sekarang anda ingin mengakatakan jika saya melakukan operasi plastik, tuduhan anda sangat sangat keterlaluan pada anak sendiri,” Celine mengusap sekilas air mata di pelupuknya. Tidak, dia tidak boleh ketahuan kali ini.
“Kalian bawa pergi perempuan ini, aku tidak perduli siapa dia, sekalipun dia mengaku sebagai anak ku, dia tetap bukan anakku,” Pengawal langsung menarik Celine paksa keluar dari mansion milik Jonnas.
“Mulai hari ini jangan menerima tamu dari siapapun, termasuk kedua adikku, jika Jonnas tidak ada di mansion ini.” Pengawal dan pelayan mengangguk mendengar perintah dari Catya.

Love From MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang