Hola gaes.... apa kabar nihhhh, selamat hari senin, happy reading gaess...
Ciara sengaja tidak di beri tau, jika Bara tertembak, walau Keano tidak yakin akan reaksi Ciara namun menyembunyikan keadaan Bara dari Ciara saat ini mungkin hal yang tepat.
Enam belas jam perjalanan entah kenapa sangat lama untuk Ciara, tubuhnya mengantuk dan dia tidur hanya beberapa jam, karena fikirannya entah kenapa selalu tertuju pada Bara, padahal jika di ingat ingat dia dan Bara sedang bertengkar, saling mendiamkan satu sama lain.
“Nona Ciara, makan malam anda,.” Pramugari mengantar makan malam untuk Ciara, Caira hanya mengangguk, di pesawat ini hanya Ciara dan satu pramugari yang wanita sisya laki laki.
“Apa Nona ingin di temani?.” Tanya Pramugari, melihat Ciara yang murung, mungkin saja dia butuh teman untuk bercerita.
“Boleh jika kamu tidak keberatan.” Balas Ciara.
Adanya Leona yang menemani Ciara mampu menghilangkan sedikit kegelisahan Ciara, Ciara mudah sekali bergaul dengan orang sehingga dia cepat akrab dengan Leona, saling menceritakan kejadian lucu hingag membuat mereka tertawa bersama, ataupun kejadian tidak mengenakan di tempat umum. Leona tau siapa Ciara, namun tidak akan bertanya hal hal probadi yang mengusik Ciara, pasalnya semua orang yang bekerja dengan Bara, jaminannya adalah nyawa, salah sedikit nyawa bisa melayang apa lagi sampai menyebarkan apa yang tidak boleh di tau khalayak umum semua keluarga yang akan menanggungnya.
Keano dan Johan yang melihat Ciara dan Leona tertawa saling lirik, beruntung kali ini Leona yang ikut terbang ke London, Keano dan Johan tentu sudah tau mana pramugari yang datang untuk bekerja mana yang datang untuk menggoda Bara ataupun salah satu dari mereka.
“Tuan,, maaf saya menemani Nona Ciara disini,” Leona menyadari jika Keano dan Johan berdiri di ambang pintu kamar Ciara.
“Lanjutkan, asal kamu tidak menganggu isirahat Ciara.” Balas Johan, Leona mengangguk.
Keano dan Johan kembali ke kursi tempat duduk mereka. Satya dan Edo sedang sibuk dengan laptop mereka.
“Lebih baik kita semua tidur, kita butuh banyak tenaga setelah kita turun dari pesawat ini, kita tidak tau keadaan boss seperti apa, jadi kita tidak bisa leha leha disini,” Apa yang dikatakan Keano ada benarnya, setelah mereka turun dari pesawat kemungkinan untuk mereka beristirahat tidak lah mudah.
*****
Berita penembakan Bara entah dari mana menyebar, banyak awak media datang untuk meliput, membuat halaman depan rumah sakit menjadi ramai, beruntungnya tidak ada satupun awak media yang di izinkan masuk, mereka di jaga ketat pengawal milik keluarga Khiel, dan juga keamanan rumah sakit.
Jonnas dan Catya juga ada di rumah sakit, mereka menunggu Bara selesai operasi, sementara Axel sedang berada di kantor polisi, orang orang yang melakukan penembakan terhadapan Bara dan juga pembobolan data di perusahaan Jonnas telah di tangkap polisi.
Kali ini Jonnas langsung turun tangan untuk menjebloskan ke empat orang itu, jika di biarkan mereka tidak akan jera, walau mungkin ERico dan Ariano mampu mengeluarkan mereka secara sembunyi sembunyi, itu bisa menjadi boomerang untuk mereka suatu hari nanti setelah dirinya membalas semua yang dilakukan Erico dan Ariano.
Empat jam telah berlalu ketika Bara dibawa masuk kedalam ruang operasi, namun belum ada tanda tanda keluarnya Dokter ataupun perawat dari dalam ruang operasi.
Catya hanya bisa menangis dalam pelukan Jonnas, menangisi nasib malang Bara.
“Sayang,, jangan menangis lagi,, aku yakin Bara akan baik baik saja.” Jonnas menenangkan Catya.
“tapi, tapi Bara gimana, apa dia baik baik saja di dalam sana, dia,, dia sudah menderita, aku takut,, aku takut Bara pergi,” Jonnas hanya bisa menghela nafasnya.
Catya memang menyayangi Bara dan Axel, mereka tumbuh bersama, Catya yang merawat mereka setelah orang tua mereka meninggal, jadi Catya tau betul bagaimana Bara dan Axel.
Melihat Bara seperti ini membuat Catya terluka.
“Mommy, Daddy, bagaimana keadaan Bara?.” Tanya Axel, dia baru saja kembali dari kantor polisi,
“Kita belum tau, sudah empat jam Dokter dan perawat di ruang operasi namun belum ada tanda tanda mereka selesai melakukan operasinya.” Jelas Jonnas, Axel hanya mengangguk, dia duduk di samping Catya.
****
Pesawat yang di tumpangi Ciara telah mendarat di bandara, ada empat mobil yang terparkir di samping pesawat, dua untuk mereka dan dua untuk pengawal yang akan berjaga di depan dan belakang mobil mereka..
“Tuan. Semuanya sudah siap,” Ucap pengawal dengan bahasa inggrisnya, Keano mengangguk, dia langsung mengarahkan Ciara ke mobil ketiga.
“Nona Ciara silahkan.” Keano membuka kan pintu mobil untuk Ciara. Ciara langsung masuk kedalam mobil.
Sementara keano, Johan, Edo dan Satya sedang berdiskusi, siapa yang akan menjaga Ciara di mansion, sementara orang orang sedang di rumah sakit.
Akhirnya mau tidak mau mereka sepakat, Ciara di ajak ke rumah sakit, sekalian melakukan pemeriksaan terhadap Ciara dan juga kandungannya.
Ciara merasa ada yang aneh, perasaan jalan menuju mansion tidak lewat jalan ini, tapi kenapa ini lewat jalan menuju kota, Coara pernah beberapa kali ddatang ke London entah untuk kerja ataupun liburan dan dia masih ingat beberapa rute jalan di London.
“Keano kita mau kemana?. Jalan ke mansion bukan lewat sini?.” Tanya Ciara yang penasaran.
“Kita akan kerumah sakit untuk melakukan pemeriksaan kandungan anda, ini perintah dari Tuan Jonnas,” Balas Keano santai.
Keano memang duduk disamping Ciara, Johan duduk di depan, sementara Edo dan Satya di mobil satunya.
“Ohhh ok,,” Balas Ciara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love From Mafia
RomanceDemi uang Ciara Geraldine melakukan apa saja, termasuk menikahi Aldebara Reonando Hopskin, pengusaha kaya raya di negeri ini, namun Ciara tidak mengetahui sisi gelap seorang Bara...