Love From Mafia Part 5 La Zetas

190K 7.3K 138
                                    

Bara menggendong Ciara, tentu saja setelah Bara puas dia baru menyudahi permainannya, sementara Ciara langsung tertidur setelah Bara menyelesaikan aktifitas mereka.

Beruntung Bara masih mau membawanya pulang, andai dia hanya pelacur Bara mungkin dia akan di tinggal Bara di apartemen itu sendirian.

Di dalam mobil Bara masih setia memangku Ciara, padahal bisa aja dia meletakkan Ciara di sampingnya,

“Tuan, bagaimana dengan tawanan di markas?.” Tanya Johan, dia saat ini duduk di samping supir.

“Biarkan dulu, perempuan itu milikku, mungkin aku akan bersenang senang dengannya sebelum aku membunuhnya,” Balas Bara, dia mengamati Ciara yang tertidur lelap di pelukannya, Bara tersenyum tipis saat Ciara semakin mengeratkan pelukannya.

Sepanjang perjalanan dari apartemen ke mansion, Bara terus saja memandangi wajah Ciara, entah kenapa wajah terlelap Ciara mampu membuatnya nyaman, mampu membuatnya releks, bahkan dengan melihat Ciara terlelap seperti ini Bara mampu menyunggingkan senyumnya.
Bara menggendong Ciara menuju kamar milik Ciara di lantai dua, Bara sendiri yang menggantikan baju Ciara dengan piyama yang diambilkan maid, tentu saja atas perintah Bara.

Selesai menggantikan baju Ciara, Bara langsung menyelimuti Ciara, lalu mengecup kening Ciara dan melumat bibir tipis milik Ciara sebelum dia melangkah pergi meninggalkan Ciara yang terlelap di kamarnya.

***

Tengah malam Bara mendapat telfon dari Keano, pengawal setianya yang bertugas menjaga markas jika perempuan yang menjadi tawanannya melarikan diri, namun mereka bisa menangkap kembali perempuan itu walau dia mencoba bunuh diri dengan menyayat pergelangan tangannya.

Bara langsung bergegas menuju markas miliknya yang berada di tengah hutan pinggir kota.

“Dimana perempuan itu?.” Tanya Bara saat dia sudah sampai di markas.

“Dia berada di ruang kesehatan,” Ucap Keano. Bara segera melangkah menuju ruang kesehatan yang berada di lantai dua, jangan kira markas milik Bara ini kecil, bahkan markas Bara ini hampir sama dengan mansion miliknya, di lengkapi dengan segala fasilitas khusus dan jalur rahasia, jika sewaktu waktu ada kejadian gawat darurat.

Bara langsung saja masuk kedalam ruang kesehatan, dia tidak memperdulikan Dokter yang masih memeriksa keadaan perempuan itu.

“Tuan Bara,” Ucap Dokter sedikitterkejut melihat keberadaan Bara disini, pasalnya Bara sangat tidak memperdulikan tawanannya, yang terluka, bahkan Bara lebih memilih menghabisinya secara langsung dari pada merawatnya.

“Bagaimana keadaannya?.” Tanya Bara

“Dia baik baik saja, beruntung luka sayatannya tidak terlalu dalam, mungkin besok pagi dia bisa siuman,” Bara mengangguk, setelahnya dia menyuruh Dokter itu pergi, di dalam ruangan itu hanya ada Bara, perempuan yang belum di ketahui namanya, dan Keano yang masih setia menemani Bara.

“Perketat penjagaan, jangan biarkan dia kabur lagi atau nyawa kalian yang ada disini sebagai gantinya,” Ucap Bara, Keano hanya mengangguk.

Bara meninggalkan ruang kesehatan, dia melirik jam di pergelangan tangannya, ternyata sudah jam empat pagi, sial dia bahkan belum cukup waktu tidurnya, namun nanggung juga jika dia tidur, akhirnya Bara memilih untuk melanjutkan pekerjaannya di kantornya yang berada di markas miliknya.

“Tuan, besok malam ada transaksi di pelabuhan, apa anda akan ikut atau hanya saya saja?.” Tanya Keano, pada Bara, karena Keano terkadang mengambil alih tugas Bara, bahkan para mafia lain tidak ada yang tau tentang Bara, dan Keano karena mereka selalu menggunakan topeng untuk melindungi dirinya.

Love From MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang