Love From Mafia Part 52 Tinggalkan Dia

88.9K 4.1K 59
                                    

hai gaess... pertama" aku mau minta maaf buat kalian nunggu dri kemarin.. di part kemarin aku blang lgi unmood, dan emang bener aku unmood banget, jadi maaf banget gaess...

happy reading...

#revisi



Delapan orang masih bertahan di penjara bawah tanah, satu orang telah mati karena penyiksaan yang dilakukan Satya dan Black.

“Apa kalian masih tetap dengan pendirian kalian?.” Tanya Satya lagi, Satya bahkan sudah bosan bermain main dengan mereka, namun mau bagaimana lagi, Satya harus mencari tau siapa dalang dibalik penembakan Johan yang mengenai Edo.

“Sekalipun anggotaku mati, aku tidak akan bicara. Lebih baik kau beri aku racun, aku dengan senang hati meneguk racun dari pada mengatakan siapa yang mempekerjakan kami,” Ketua dari gangster masih mempertahankan keputusannya, namun tidak dengan anak buahnya yang pasrah dengan penyiksaan yang dilakukan Satya dan Black.

“Tuan, Tuan Edo telah bangun,” Bisik Black di telinga Satya.

“Aku akan menemuinya, urus dia, siksa dia sampai dia mau bicara, lakukan apapun namun jangan sampai mereka mati.” Black mengangguk mendengar perintah Satya.

Kedelapan gangster telah di pindah ke markas utama di tengah hutan, tanpa mereka tau, tidak seorang pun tau dimana markas asli La Zetas, orang yang keluar masuk markas hanya orang orang tertentu yang telah di percaya Bara.

Satya meninggalkan penjara bawah tanah, dia menuju ke ruangan kesehatan dimana Edo dirawat disana.


Johan berdiri di samping pintu, dia mencegat kedatangan Satya.

“Kita perlu bicara,” Satya mengangguk, Johan membawa Satya pergi ke tempat yang cukup aman untuk mereka bicara.
Johan menghela nafasnya sebelum dia bicara.

“Aku tau siapa mereka, kamu dan Black tidak perlu menyiksa orang yang mencoba menyerangku, mereka orang yang dikirim perempuan yang terobsesi padaku, jadi bebaskan mereka, atau terserah pada kalian, namun jangan sampai mereka mati,” Satya mengangguk, dia faham dengan apa yang dibicarakan Johan.

“Satu lagi permintaanku, sebarkan berita jika aku sekarat dengan tembakan gangster,” Satya mengangguk lagi.

“Lalu boss Bara bagaimana?.” Tanya Satya, tentu semua orang tau Bara tidak akan tinggal diam jika orang orangnya terluka.

“Itu urusanku, aku yang akan bicara pada Bara,, saat ini aku hanya perlu sembunyi, mengurus perusahaan dari jauh, dimana orang orang tidak keberadaanku,” Satya mengangguk lagi.

“Kamu bisa menemui Edo, aku telah bicara pada Edo tentang semuanya.” Satya mengangguk kembali, Satya tidak membantah apa yang dikatakan Johan.
Satya meninggalkan Johan, dia berlalu pergi ke ruang kesehatan di markas mereka.


****

Ciara baru saja bangun tidur, kepalanya pusing, mungkin efek dia yang terlalu lama tidur atau memang dia sedang tidak enak badan.

Ciara mencari cari ponselnya namun dia tidak menemukan ponselnya, bantal Ciara singkapkan, meja, sofa, kolong tempat tidur telah Ciara cari namun dia tidak menemukan ponselnya.

Setelah mengingat ingat Ciara baru ingat jika kemarin dia pergi ke taman membawa ponselnya, lalu kedatangan dan segala perkataannya membuat Ciara pergi tanpa membawa ponselnya.

Buru buru Ciara keluar dari kamarnya, dia tidak perduli dia tidak menggunakan alas kaki..

Mengabaikan panggilan Catya, Ciara berjalan menuju taman tempatnya duduk kemarin mengabaikan batu kerikil yang menggores kakinya..

Ciara tidak bisa menemukan ponselnya, siallll,,, jangan bilang Axel telah mengambil ponselnya.

“Mencari ini?.” Tanya Axel dari belakang tubuh Ciara.

“Kembalikan ponselku,” Pinta Ciara.

“Ambil saja kalau mau,” Axel melempar ponsel Ciara ke kolam ikan di dekat mereka, walau tidak terlalu dalam namun air dingin membuat Ciara menangis.

“Apa yang kamu mau Axel?,” Tanya Ciara.

“Mau ku, kamu meninggalkan Bara, Mommy dan Daddy, pergi sejauh mungkin, jangan pernah kembali, perempuan sepertimu tidak pantas menjadi istri Bara apa lagi menjadi anak dari Mommy dan Daddy.

“Axel, aku bahkan tidak pernah berharap bertemu dengan orang tuaku, aku tau mereka telah Bahagia dengan anak dari adiknya, menikah dengan Bara, ya aku menikah dengan Bara karena uang, kamu tentu tau perempuan perempuan di luar sana mendekati Bara untuk uang, apa salahnya aku mendekati Bara karena uang, karena itu yang menjadi tujuanku,” Balas Ciara, tanpa Ciara menyadari jika ada orang yang mendengar apa yang dikatakan Ciara barusan, Catya, dia yang penasaran dengan Ciara yang buru buru keluar dari mansion tanpa menggunakan alas kaki.

Love From MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang