Ciara tidak menyangka pagi ini dia akan sarapan bersama Bara, entah sudah berapa lama dia dan Bara makan bersama.
Ciara duduk disamping kanan Bara, sedangkan di samping kiri Bara sudah ada Johan dan Keano.“Bara, boleh aku berkunjung ke kantor kamu?.” Tanya Ciara saat Bara ingin pergi dari ruang makan.
“Apa kamu tidak punya pekerjaan lain?.” Tanya Bara, tanpa menoleh sedikitpun.
“Apa kamu sudah lupa jika kamu yang membuat aku menjadi pengangguran gini?.” Tanya Ciara balik, walau dalam hati was was Bara marah.
Bara mengambil dompet di kantong celananya, pergilah sesukamu, beli apa yang kamu mau,” Bara melempar goldcardnya di meja makan membuat Ciara terlonjak.
Ciara hanya diam melihat Bara meninggalkan meja makan di ikuti Keano dan Johan.
Tanpa menghabiskan makanannya, Ciara melangkah pergi meninggalkan ruang makan, Ciara tidak memperdulikan goldcard milik Bara, hilangpun Ciara tidak perduli.
***
Didalam mobil Bara sedang berdiskusi dengan Johan dan Keano mengenai proyek baru pembangunan jembatan antara Pulau Jawa dan Sumatra, perusahaan Bara memenangkan tender pembangunan jalan penghubung pulau Jawa dan Sumatra.
“Keano, awasi orang orang dilapangan, jangan sampai ada provokator yang menolak pembangunan jembatan ini, kumpulkan anak buah yang tidak memiliki jadwal transaksi, minta mereka berjaga disana, seperti biasa, habisi orang yang menghalangi proyek ini, Johan, awasi Haikal Hasim, aku tidak yakin dia menyerah begitu saja, pasti dia sedang menyusun rencana balas dendam, apapun rencananya kamu harus menggagalkannya, minta bantuan Keano jika kamu kekurangan orang.” Keano dan Johan mengangguk, bukan hal baru bagi Bara menyingkirkan orang orang yang menghalangi jalannya, dan tidak ada ampun bagi mereka.
Bara keluar dari mobilnya, karena mereka sampai di depan lobby perusahaannya.
Para manajer dan petinggi perusahaan menyambut kedatangan Bara karena Bara hanya seminggu sekali mengunjungi Tower Empire Hopskin padahal tower ini Tower utama, , Tower ini digunakan untuk kantor Hopskin Property dan Hopskin Kontruksi, sementara Tower Al-Zet-Tas berada di sebelahnya sebagai kantor perusahaan fashion, perusahaan makanan, Bara sedang membangun tower baru untuk perusahaan Farmasi dan Rumah sakit di dekat pantai utara Jakarta, dalam waktu tiga tahun kedepan direncanakan Bara memiliki rumah sakit di beberapa kota di Indonesia, walau masih dalam tahap perencanaan namun Bara ingin menguasai dunia kesehatan untuk beberapa tahun kedepan sekaligus menutupi pabrik narkotika miliknya.
“Tuan Bara, semua direksi sudah menunggu kedatangan anda,” Wakil direktur mengajak Bara ke ruang meeting, hari ini ada rapat umum pemegang saham, tentunya Bara yang berkuasa atas semua saham milik semua perusahaannya.
Bara berjalan paling depan di ikuti Johan dan Keano, sebenarnya Keano hanya ikut ikut aja sih, dia mana tau urusan perusahaan gini, yang dia tau narkotika dan senjata api.
***
Markas pagi ini cukup legang, tidak banyak penjagaan, perempuan itu kembali berjalan jalan di Gedung La Zetas, walau dia tidak tau dimana tepatnya Gedung ini, namun dia tidak yakin Gedung ini masih di Jakarta.
Masih mengamati jalan keluar dari Gedung ini namun tidak ada celah kecuali gerbang utama, dia sempat kabur dari gerbang dan ternyata berada di tengah tengah hutan blantaran.
Sambil celingak celinguk dia mengendap endap mencari jalan keluar lewat tempat lain, semoga aja ada jalan keluarnya.
****
Ciara hanya berdiam diri dikamarnya, Raras yang berjaga di depan kamar Ciara sudah memeriksa seluruh kamar Ciara, memastikan tidak ada satupun makan ringan di kamar Ciara, setelah kejadian tadi malam memang Yasya meminta semua pelayan yang membersihkan kamar Ciara benar benar teliti, jika tidak ingin di kubur hidup hidup oleh Bara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love From Mafia
RomanceDemi uang Ciara Geraldine melakukan apa saja, termasuk menikahi Aldebara Reonando Hopskin, pengusaha kaya raya di negeri ini, namun Ciara tidak mengetahui sisi gelap seorang Bara...