Jangan lupa
VOTE
&
KOMENTAR------
Langit berjalan dikoridor sekolah dengan ransel yang ia sampirkan dibahu kanannya. Pikirannya melayang saat mendapatkan skor dari Bu Endah. Ia sudah menduga lebih dulu kalau semua ini akan terjadi. Jadi ia harus menanggung resikonya. Lagi pula, ia ingin menambah pengalaman baru disaat-saat terakhir masa SMA-nya.
Koridor tampak sepi karena sekarang masih jam masuk. Hanya ada beberapa OB yang berlalu lalang membersihkan selasar. Sesekali ia tersenyum tipis ketika salah satu OB menyapanya. Sedingin-dinginnya Langit, ia masih tau sopan santun.
Teringat sesuatu, Langit menghentikan langkahnya. Ia melirik arloji hitam yang melingkar ditangan kirinya. 13:30, satu setengah jam bel pertanda pulang sekolah akan berbunyi. Sepertinya ia harus menunggu Kaira. Mengingat gadis itu kalau pulang selalu memesan ojek atau menaiki angkot. Ya, Langit selalu memperhatikannya dari kejauhan walaupun mereka jarang pulang bersama.
Lebih baik gadis itu bersamanya. Lagi pula jika Langit pulang, ia tidak tau akan melakukan apa. Jadilah, Langit membelokkan langkahnya berjalan menuju rooftop.
Langit membuka pintu rooftop. Lalu berjalan lurus kedepan. Seketika ia kembali teringat dengan seorang gadis yang datang ke rooftop ini saat jam pelajaran beberapa minggu lalu. Ia tersenyum tipis berdiri dipembatasan sembari merentangkan kedua tangannya. Memejamkan mata dan menghirup udara segar yang berada disekitarnya. Ia melakukan persis seperti yang dilakukan oleh gadis itu.
Gadis yang dimaksud adalah Kaira. Gadis yang berniat ingin mengambil buku yang menutupi wajahnya. Padahal saat itu Langit tidak benar-benar tidur. Ia hanya pura-pura. Dan Kaira tidak menyadarinya.
Langit tersenyum tipis menatap sofa dimana disana ia dan Kaira duduk dan membolos bersama. Entah mengapa, Langit merasa nyaman disisi gadis itu. Hatinya yang lama mati, hidup kembali karena kehadiran Kaira. Secepat itukah Kaira merubah perasaannya? Langit tidak pernah menyangka.Drrrtt
Lamunan Langit terbuyar ketika merasakan sesuatu bergetar disaku celananya. Ia merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya yang bergetar. Keningnya berkerut menatap nomor tidak dikenal menelponnya. Keningnya semakin berkerut ketika melihat nomor yang sama yang selalu mengirim pesan tidak jelas padanya. Sakin seringnya, Langit sampai hapal nomor itu.
Ia menggeser centongan berwarna hijau. Meletakan ponselnya tepat didepan telinga.
"Hallo," ucapnya ragu.
"..."
Tidak ada sahutan.
Langit menjauhkan ponselnya menatap layar ponsel itu. Masih tersambung. Ia kembali meletakan ponsel itu didepan telinga.
"Ini siapa, ya?"
Tut. Tut. Tut.
"Gak jelas," gumam Langit menatap datar layar ponselnya. Beberapa detik kemudian ia memblokir nomor itu.
-o0o-
Langit berjalan tergesa-gesa dikoridor sekolah yang tampak sepi. Bel pulang sekolah sudah berbunyi beberap menit yang lalu. Dan bodohnya, ia malah tertidur pulas. Kalau saja Tyas tidak membangunkannya, mungkin ia akan bangun sore nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mayonestiffa (END)
RandomKaira adalah seorang bad girl dengan rupa seorang gadis yang berwajah polos. Tapi, sifatnya tidak sepolos wajahnya. Kaira adalah seorang bucinlovers ketika sudah menemukan cinta yang sebenarnya. Langit Andromeda Wijaya. Cowok yang telah menyelamatka...