2.8 | TERJATUH TERLALU DALAM

860 33 6
                                    

Bantu vote dan komentar ya😘 share juga boleh😍

Mawar De Jongh : Sedang sayang-sayangnya
Play mulmed di atas👆

HAPPY READING!

___________________

Angin malam berhembus, membuat suasana yang dingin semakin terasa menyengat kulit. Kaira mencengkram kuat jaket, menarik ujungnya hingga menutup tubuhnya. Ia berniat mencari makanan malam ini, karena ia merasa sangat lapar. Mungkin makan seblak malam-malam enak kali, ya?

Mengayunkan kedua kakinya ke depan, mengabaikan angin-angin malam itu. Itu lah yang Laura lakukan terus-menerus. Melangkah tanpa tujuan yang jelas. Padatnya jalanan kota Jakarta dan angin malam tidak mampu mengalihkan rasa resah yang ada dalam hatinya dan otaknya. Ia melamun dengan banyak pertanyaan yang bersarang di kepalanya. Tentang bagaimana semua ini terjadi? Kenapa bisa terjadi padanya? Kenapa dia begitu jahat? Lalu pikiran Laura melayang pada beberapa jam lalu ...,

Flasback on

Jantung Kaira berdetak kencang. Wajahnya terlihat syok melihat pemandangan di depan. Cukup lama ia mencerna apa yang ia lihat, setelahnya ia tersadar dan berlari menghampiri Langit dan Anggi. Namun langkah itu terhenti ketika melihat Feli lebih dulu membantu Langit. Sedangkan Anggi, di bantu oleh Tyas dan Tio untuk berdiri.

"Lang, udah!" lerai Feli sembari memeluk erat pinggang Langit.

"HAJAR GUE, BANGSAT! DASAR NGGAK TAU DIRI LO!!" teriak Anggi. Ia memberontak di dalam pelukan Tyas dan Tio. "Lepasin gue! LEPASSS!" bentaknya.

Langit melangkah, hendak menghajar Anggi kembali. Buru-buru Feli memeluknya dari depan. "Lang ... udah! Aku takut ... hiks," cicitnya pelan.

Langit menunduk ketika telinganya tanpa sengaja mendengar isakan gadis itu.

Tyas dan Tio langsung menarik tubuh Anggi. Tenaga pemuda itu bisa dibilang kuat karena dalam keadaan babak belur, ia masih mampu memberontak kesana kemari.

"Udah, Gi, udah! Ayo kita ke dalem!" titah Tyas. Ia dan Tio menyeret Anggi bagaikan kambing congek.

Sebelum benar-benar masuk, Tio menyempatkan diri menegur Kaira, "Kai, Ayo ikut kita!"

Kaira menggeleng pelan tanpa menoleh. Tio mengikuti arah pandang Kaira. Telaah napas lelah keluar dari bibirnya. "Kita duluan ya, Kai," ucapnya pamit. Yang dibalas dengan panggilan singkat oleh Kaira.

Setelah itu ketiganya hilang di balik pintu.

Kaira terdiam menatap dua orang itu. Diam tapi pasti, hati Kaira terasa nyeri melihat pemandangan yang ada di depannya. Langit dan Feli saling berpelukan, dengan Langit yang berusaha menenangkan Feli yang terisak.

Rasanya sakit. Kaira ingin melangkah pergi, namun ia tidak bisa. Ia tidak tega melihat Langit yang babak belur. Dan ia sudah bertekat untuk menyelesaikan masalahnya hari ini. Memantapkan hati, Kaira melangkah mendekati keduanya.

"Langit?" panggil Kaira pelan. Kedua orang itu menoleh melihatnya bersamaan dengan pelukan keduanya yang terlepas.

Langit menatap datar Kaira.

"Ayo, gue antar ke UKS," tawar Kaira dengan bibir tersenyum lebar. Berharap Langit mau menuruti ucapannya.

Langit masih diam.

Mayonestiffa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang