0.2| MANTAN KURANG AKHLAK

1.8K 81 13
                                    

Kaira tak henti-hentinya sendari tadi menangis dengan wajah masamnya. Jika orang lain mengetahui kenapa gadis itu menangis, mereka akan tertawa. Karena mengetahui gadis itu menangis gara-gara---

"HUAAA, CHOKI-CHOKIII hiks."

Sungguh, gadis itu tampak seperti anak kecil yang keinginannya tidak dikabulkan oleh kedua orang tuannya.

"BUNDAAA, CHOKI-CHOKI KAIRA HABIS!!" teriaknya mengadu memasuki rumah.

Memang anak ajaib. Bukannya kasih salam, ini malah kasih tau kalau choki-choki nya habis:v

"Astafirullah, Kaira. Bunda waktu hamilin kamu ngidam apa, sih? Kok bisa punya anak kayak gini. Kalau datang itu salam, Kaira. Jangan bilang kalau coki mu habis," omel Melona---Bunda Kaira.

Kaira memanyunkan bibirnya, menatap kesal bundanya. "Anaknya datang bukan disambut malah diomelin!"

"Kamu anak tikus, bukan anak saya," ucap Melona dengan tampang polosnya.

"Iiihh, Bundaaaa!!"

"Iya-iya, Mayones anak bunda." Melona mengelus-elus rambut anaknya, "cup-cup-cup, anak tikus nggak boleh nangis," ucapnya sambil menepuk-nepuk pipi Kaira yang terlihat basah.

"Bundaaa... jangan bilang Kaira anak tikus!! Kalau gitu, berarti bunda yang tikusnya."

Melona tergelak mendengar ucapan anaknya. Ia menatap tajam Kaira yang dibalas dengan cengiran polosoleh gadis itu. "Dasar anak aneh. Tadi nangis sekarang cengar-cengir!"

Wajah Kaira kembali masam ketika mengingat nasib malang choki-chokinya.
"Bundaaa, Choki-choki Kaira dijadiin rebutan disekolah. Kaira nggak ada makan...," rengeknya.

Melona tersenyum sumringah, "Wahhh, bagus, dong kalau gitu. Kamu nggak pelit lagi."

"Bunda memuji atau merendahkan?"

"Merendahkan." Melona tertawa kencang didepan wajah Kaira.

Wajah Kaira berubah datar. Ia langsung beranjak pergi meninggalkan Bundanya yang terlihat tertawa tidak jelas.

"Gue ngadu mau minta choki-choki, eh ini malah diejekin," gerutunya sembari menaiki tangga, karena kamar Kaira ada diatas.

BRAKK

Melona yang tadinya tertawa terlonjak kaget. Ia mendongakkan kepala keatas, tampak pintu kamar Kaira yang sudah tertutup rapat.

"Dasar Kaira. Dari dulu nggak pernah berubah," Melona tersenyum tipis sembari mendongak. Tapi, senyumnya pudar ketika mengingat Kaira sudah tidak mempunyai seorang Ayah.

"Andai kamu ada disini, Mas. Anak kita sudah remaja."

Mayonestiffa

BRAKK

"EEEHH AYAMMMM," Kaira terlonjak kaget dengan nyawanya yang belum terkumpul semua. Matanya menerjab, ia menyapu padangan. Tanpa sengaja ekor matanya melihat Maya yang tampak memberi kode padanya. Keningnya berkerut menyadari teman sekelasnya menatapnya prihatin.

Seperti tersadar, mata Kaira membulat. Dengan perlahan ia menghadap kedepan. Tampak seorang wanita paruh baya, berbadan gendut, dan jangan lupakan wajah sangarnya yang tampak memerah saat ini.

"KAIRAAA!!" teriaknya tepat ditelinga Kaira.

Gadis itu terlihat mengusap telinganya beberapa kali. Takut-takut gendang telinganya pecah karena teriakan membahana Bu Endah.

Mayonestiffa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang