1.4 | ISI HATI KAIRA

723 32 19
                                    

Jangan lupa

VOTE
&
KOMENTAR

-----

Hanya suara televisi disebuah ruangan. Dan jangan lupakan percikan hujan yang turun di langit gelap yang terdengar dibalik kaca disana. Tidak ada yang membuka suara, baik Langit maupun Kaira. Keduanya sama-sama terdiam duduk disofa, sibuk dengan pikiran masing-masing.

Sudah hampir 10 menit mereka hanya diam, menciptakan keheningan diantara keduanya. Hingga suara petir beserta guntur yang menyambar begitu keras membuat Kaira memekik kaget memecah keheningan.

TARRRRR!!!

"BUNDAAAA!!!" pekiknya menutup kedua telinga sambil menekuk kedua lututnya di sofa. Tubuhnya bergetar karena rasa takut dan kaget yang melanda.

Inilah yang membuat Kaira hanya diam tadi. Ia takut dengan suara petir dan hujan, hingga membuatnya lupa untuk berbicara karena rasa takutnya. Biasa Melona yang akan datang menenangkannya saat hujan badai seperti ini. Tapi disini tidak ada Melona! Ia sedang berada di apartemen Langit. Dan Kaira rindu pelukan hangat Melona saat-saat seperti ini.

Langit yang semulanya hanya diam menatap hujan dibalik kaca langsung menoleh menatap Kaira karena mendengar teriakkan gadis itu. Keningnya berkerut melihat Kaira yang menekuk kedua lututnya sambil menutup kedua telinganya.

TARRRR!!!

"BUNDAAA, KAIRA TAKUTTT!!!" pekik Kaira lagi. Ia semakin menukuk lututnya dengan mata yang terpejam.


Menyadari Kaira yang ketakutan, Langit dengan sigap menghampiri gadis itu dan duduk disebelahnya. Langit menatap bingung Kaira dari samping.

"Bu-bunda, Ka-kaira ta-takut!" ucap gadis itu terbata-bata sambil menundukkan kepala. Sepertinya Kaira belum menyadari keberadaan Langit.

Langit semakin dibuat panik karena Kaira semakin memekik. Bingung dengan apa yang harus ia lakukan, Langit langsung memeluk Kaira dari samping guna menenangkan gadis itu. Bukan modus atau apapun, tapi hanya ini cara yang Langit tau.

Merasa ada tangan yang mendekapnya, Kaira mendongak. Matanya langsung bertemu dengan mata hitam pekat milik Langit yang tengah menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Keduanya sama-sama diam menatap satu sama lain. Hingga suara petir kembali terdengar membuat Kaira refleks memeluk Langit.

"La-lang, gu-gue takut," cicit gadis itu dibalik dekapan Langit dengan kepalanya yang bersandar didada bidang laki-laki itu.

"Sttt, jangan takut, ada gue sama lo," ucap Langit mengusap lembut kepala Kaira, "gue nggak bakal tinggalin lo sendirian," lanjutnya.

Dibalik dekapan Langit, Kaira tersenyum mendengar ucapan laki-laki itu. Entah mengapa, ucapan Langit membuat hatinya yang tadi gelisah perlahan menghangat. Kaira semakin mengeratkan pelukannya di tubuh Langit. Satu yang Kaira rasakan saat ini, yaitu pelukan hangat dari Langit yang rasanya sama seperti pelukan dari Melona. Sama-sama terasa nyaman dan menenangkan, hingga membuatnya merasa aman dengan matanya yang perlahan menutup.

Langit tersenyum tipis melihat Kaira yang tampak tenang, bahkan gadis itu tampak tertidur di dekapannya membuat Langit merasa ikut tenang. Terlebih lagi saat melihat wajah damai Kaira membuat hatinya semakin menghangat.

Mayonestiffa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang