1. 2 | IRI TANDA TAK MAMPU

796 28 9
                                    

Sebelum membaca
Jangan lupa

VOTE
&
KOMENTAR

-----

Angin berhembus menerpa rambut Kaira hingga membuatnya bergerak tak tentu arah. Wajahnya terlihat serius mengobati wajah Langit yang babak belur karena aksi laki-laki itu dikantin tadi. Bel pertanda masuk kelas sudah berdering beberapa menit yang lalu. Tapi dua sejoli itu mengabaikannya. Menganggap suara itu hanya seperti angin lalu.

Terlebih lagi Langit. Sudah hampir bermenit-menit laki-laki itu menatap wajah Kaira. Anehnya, gadis itu tidak menyadarinya karena sibuk mengobati lukanya.

Kaira berhenti mengobati luka Langit. Ia merubah duduknya, menatap lurus kedepan. "L-lo kenapa liat gue kayak, gitu?" tanyanya gugup.

Rupanya gadis itu menyadarinya. Mengabaikan ucapan Kaira, Langit masih menatap gadis itu sembari tersenyum tipis. Sangat tipis. Bahkan Kaira tidak menyadarinya.

Karena tidak ada jawaban, Kaira menolehkan kepala perlahan untung melihat Langit. "Kenapa, si--"

"Lo cantik."

"Ooh." Kaira mengangguk mengerti. Detik berikutnya mata gadis itu membelalak, "LO BILANG APA TADI?!" teriak gadis itu tepat ditelinga Langit.

Refleks Langit menjauhkan kepala. Tangannya bergerak mengusap telinganya dengan mata yang menatap kesal Kaira. Bisa-bisa ia bisa tuli jika terus berada di dekat Kaira. Gadis itu sangat pandai membuat telinganya berdengung.

"Aduh, Lang maafin gue. Su-suara gue bikin telinga lo sakit, ya?" tanya Kaira tampak tidak enak.

Langit hanya diam tidak menanggapi.

Melihat Langit yang hanya diam, Kaira mendadak menjadi tidak enak. Masa, iya? Langit marah karena berteriak ditelinga laki-laki itu? Kalau, iya? Langit sangat berlebihan. Tapi tidak mungkin.

"Lang, lo marah sama gue?" tanya Kaira tiba-tiba memecah keheningan.

Langit menggelengkan kepala. "Enggak," jawabnya cepat.

"Tapi---"

Kaira berhenti berucap ketika pintu rooftop terbuka. Terlihat seorang siswa berjalan menghampiri keduanya. Dia menatap Kaira lama, hingga deheman Langit membuat ia harus menoleh menatap laki-laki itu.

"Kenapa?"

"Lo dipanggil Bu Endah keruang BK."

Langit terdiam. Ini kali pertama ia dipanggil oleh Bu Endah untuk keruang BK. Bisa ia tebak guru killer itu memanggilnya karena masalah dikantin tadi.

Mau tidak mau, Langit harus ke ruang BK.
Ia beranjak berdiri hendak pergi, tapi tangan Langit ditahan oleh Kaira. "Gue ikut, Lang."

"Gue bisa, kok."

Kaira menggelengkan kepala. Ia semakin memegang erat tangan Langit. "Gak, Lang. Gimana pun itu, lo dipanggil Bu Endah karena belain gue."

"Lo disini, aja," jawab Langit menolak Kaira untuk ikut bersamanya.

"Nggak--"

Mayonestiffa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang