Happy reading
Tuk. Tuk. Tuk.
Ketukan meja membuat dua orang gadis menoleh menatap seorang gadis yang tampak bosan.
Kedua orang itu menggelengkan kepala melihat Kaira yang sesekali menutup mata terkantuk-kantuk.
"Dasar Human," gumam Maya menatap Kaira lalu kembali menoleh menatap papan tulis.
Kaira menghela nafas menutup mulutnya karena menguap lebar. Matanya terasa berat karena mengantuk. Terlebih lagi yang mengajar adalah pak Nenang, guru terbosan dan tercerewet yang pernah Kaira temui.
Sudah satu jam lebih guru itu berada dikelas. Dan ia hanya menjelaskan, membuat seisi kelas bosan karena.
"Pak, masih panjang?" tanya Adam salah satu siswa dikelas Kaira.
Pak Nenang berhenti menjelaskan, menatap sinis Adam yang berada dipojok kelas, "belum, kenapa? bosan?"
Adam meneguk ludah kasar, menyengir lebar. Ia menggelengkan kepala, "ng-nggak, pak. Seru, kok, lanjutin aja."
Ucapan Adam dihadihi pelototan dari seisi kelas. Adam menggaruk tekuknya karena bingung harus berbuat apa terhadap tanggapan teman-temannya.
Pak Nenang hanya menggelengkan kepala kembali melanjutkan menjelaskan.
"Nyali kerupuk, suaminya Hawa," cibir Kaira ketika melihat Adam yang tampak takut dengan tatapan sinis pak Nenang.
Kaira mencengkram perutnya, wajahnya terlihat kesakitan. "A-aduh!!!," pekik Kaira membuat seisi kelas menoleh kearahnya termasuk pak Nenang.
"Kenapa, Kaira?"
"A-anu, pak... i-itu, sa-saya sakit perut," ucap Kaira terbata-bata dengan wajahnya yang tampak mengeluarkan air mata karena perutnya sakit.
"Sakit perut?"
Menganggukan kepala cepat, Kaira kembali memekik kesakitan. Membuat kedua temannya menjadi khawatir karena pekikan gadis itu.
"Kei, perut lo sakit banget, ya?" tanya Maya menatap khawatir temannya itu.
Sedangkan Intan. Gadis itu tampak diam saja menunggu jawaban Kaira. Tapi sorot matanya menunjukan rasa kekhawatiran terhadap sahabatnya itu.
"Maya, antarkan Kaira ke UKS," perintah pak Nenang menatap Kaira khawatir.
Maya menganggukan kepala, hendak membantu Kaira. Saat Maya memegang pergelangan tangan Kaira, tangannya ditepis lembut oleh Kaira.
"May, gu-gue sendiri, aja. L-lo dikelas aja temenin Intan," ucap Kaira tersenyum tipis, "gue bisa sendiri kok."
"Tapi---"
"Udah, May. Nggak papa, nanti lo juga bisa jenguk gue kan, pas istirahat?" Kaira beralih menatap Intan, "iya kan, Tan?"
Intan terdiam sejenak, lalu menganggukan kepala dengan wajah datar.
Maya yang melihat raut wajah Intan mengerutkan keningnya. Ia kembali menatap Kaira lalu menatap Intan. Ia menghentikan aksinya ketika Kaira kembali memekik kesakitan.
"A-aw, gu-gue duluan ya, May, Tan," setelah mengucapkan itu, Kaira langsung berlari keluar kelas. Menghiraukan tatapan teman-temannya dan pak Nenang yang menatapnya aneh.
Mayonestiffa
Sendari tadi, Kaira tak henti-hentinya terkekeh sesekali gadis itu terbahak sendirian karena akting nya berhasil. Seisi kelas tertipu olehnya, termasuk pak Nenang, Intan dan Maya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mayonestiffa (END)
De TodoKaira adalah seorang bad girl dengan rupa seorang gadis yang berwajah polos. Tapi, sifatnya tidak sepolos wajahnya. Kaira adalah seorang bucinlovers ketika sudah menemukan cinta yang sebenarnya. Langit Andromeda Wijaya. Cowok yang telah menyelamatka...