Hari kedua honeymoon.
Matahari mulai tenggelam di ufuk barat. Saat ini Sinb dan Chanyeol mengunjungi tempat terkenal untuk sepasang kekasih.
Pont des Arts. Tempat yang menjadi saksi cinta setiap pasangan yang datang ke sini. Tempat di mana orang akan berharap dengan terkuncinya gembok yang mereka pasang, maka cinta mereka juga akan terkunci satu sama lain. Bukankah romantis?
Sinb menatap satu persatu gembok yang terpasang di pagar jembatan dengan bibir tersenyum tipis. Entahlah. Membayangkan tiap pasangan yang memasang gembok- gembok ini membuat hatinya menghangat.
"Mau memasangnya juga?"
Pertanyaan Chanyeol membuat Sinb mengalihkan fokusnya pada laki-laki yang saat ini berdiri menjulang di samping kanannya. "Bolehkah?"
Chanyeol mengangguk menanggapi pertanyaan Sinb. "Tentu boleh. Kita juga kan sepasang kekasih. Bahkan sudah menjadi sepasang suami istri" ucap Chanyeol yang membuat Sinb terkekeh kecil.
"Ini" kata Chanyeol menyodorkan satu gembok berwarna biru ke arah Sinb yang menatapnya terkejut.
"Kapan kau membelinya?"
"Tadi. Ayo cepat pasang"
Sinb mengangguk dan mengikuti Chanyeol yang sudah memasang gembok di pagar.
"Sekarang tinggal buang kuncinya"
"Eoh? Apa harus?" bingung Sinb menatap Chanyeol dengan alis berkerut.
"Harus. Memangnya kau ada rencana untuk pergi dariku sampai ingin membuka kunci gembok ini?"
"A ah. T tidak juga sih" ujar Sinb menggaruk belakang kepalanya kikuk. "Baiklah aku akan melemparnya jauh. Satu dua TIGAAA"
Chanyeol terkekeh melihat Sinb yang melempar kunci ke sungai dengan antusias.
🌻🌻🌻
"Mau makan apa?" tanya Chanyeol sedikit menunduk untuk dapat menatap wajah istrinya.
Sinb ikut mendongakkan kepalanya. "Terserah saja. Semua makanan akan masuk perutku" jawab Sinb yang membuat Chanyeol tersenyum kecil.
"Bagaimana kalau mencoba makanan khas Paris? Kemarin malam kita hanya makan spaghetti di hotel, belum sempat wisata makanan kan?"
"Boleh"
"Ayo. Sehun sudah memberiku rekomendasi restoran enak yang ada di sini" ajak Chanyeol menarik pelan tangan Sinb yang sejak tadi sudah ada dalam genggamannya.
"Ya ya ya. Kenapa makan di restoran seperti ini?" protes Sinb begitu memasuki restoran yang Chanyeol maksud tadi.
"Memangnya kenapa? Kau tidak suka? Kalau begitu ayo cari restoran yang lebih nyaman"
"Bukan begitu, Cey"
"Lalu?" tanya Chanyeol yang sudah menunduk dan memusatkan pandangannya pada Sinb dengan sebelah alis terangkat bingung.
"Apa tidak apa-apa aku makan dengan baju seperti ini? Kau tidak lihat semua yang datang ke sini memakai setelan jas dan juga gaun mewah?"
Terjadi hening beberapa detik ketika Chanyeol mengamati penampilan Sinb saat ini.
Sampai akhirnya suara tawa Chanyeol terdengar. "Tidak apa-apa, Bi. Aku juga memakai jeans sepertimu. Lihat"
Sinb mengamati penampilan Chanyeol dari atas sampai bawah. Atasan tshirt oversized warna putih dan celana jeans. Matanya mengerjap cepat begitu sadar penampilannya mirip dengan laki-laki itu.
"Lagipula apapun yang dipakai olehmu, kau tetap cantik. Ayo" kata Chanyeol kembali menarik tangan Sinb menuju meja mereka. Entah laki-laki itu sadar atau tidak. Ucapannya tadi sudah membuat hati seseorang berdebar hebat. Siapa lagi? Tentu saja Sinb yang saat ini sedang sibuk menata hatinya yang berantakan.
"Tenang, Bi. Jangan dimasukkan hati. Itu hanya ucapan biasa, tidak ada maksud memuji atau bahkan menggodamu. Sadarkan dirimu" batin Sinb mengingatkan dirinya sendiri untuk tidak memikirkan ucapan suaminya barusan.
🌻🌻🌻
Kependekan gakk????
Heheheheh
Awal awal aku keluarin uwu uwu dulu ya gengss
🌻🌻🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Married Life
Fanfiction****** Menikah karena dijodohkan? Memang kedengarannya seperti sesuatu yang klise. Namun, keduanya harus menghadapi kenyataan ini karena perjanjian yang dilakukan kakek dan nenek mereka.