Chanyeol mengganti sepatu dengan sandal rumahan ketika memasuki apartemen yang saat ini masih gelap. Mungkin Sinb belum pulang pikirnya.
Namun, dugaannya salah. Chanyeol tersenyum tipis ketika menemukan Sinb tidur lelap dengan tubuh digelung selimut. Laki-laki itu berjalan mendekat, mengulurkan tangan kanannya untuk menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Sinb.
Sinb yang merasa terusik perlahan membuka matanya.
"Oh, kau sudah pulang" ucap Sinb dengan suara serak dan dibalas anggukan Chanyeol.
"Maaf aku mengganggu tidurmu"
Sinb menggeleng kecil. "Tidak apa-apa. Sekarang jam berapa?"
"Hampir jam delapan"
"Astaga hampir empat jam aku tidur. Kau mandi dulu, aku akan siapkan makan malam"
Chanyeol mengangguk patuh dan menjauh dari posisinya tadi.
Sinb mengambil ikat rambut di atas nakas dan menguncir rambutnya asal sebelum berjalan keluar kamar menuju dapur.
Sinb membuka lemari es dan mengeluarkan potongan ayam siap masak dari freezer. Rencananya malam ini ia akan membuat ayam teriyaki untuk makan malam mereka. Ia menyiapkan bahan-bahan lain yang ia perlukan sebelum mulai memotong bawang dan cabai.
Tidak perlu waktu terlalu lama sampai masakannya jadi. Sinb berjongkok untuk mengambil mangkuk besar yang ada di rak bawah. Ketika berdiri, kepalanya terasa berputar dan pandangannya gelap. Ia kembali berjongkok dengan cepat agar pening di kepalanya mereda.
"Sinb" panggil Chanyeol yang saat ini mengguncang pelan bahu Sinb dengan mata menatap panik.
Chanyeol yang selesai mandi terkejut ketika keluar dari kamar dan melihat Sinb tiba-tiba meluruh ke lantai. Seketika ia berlari ke arah Sinb.
"Bi. Kamu gak papa?"
Sinb mendongak dengan senyum tipis menatap wajah Chanyeol. "Aku gak apa-apa"
"Kamu pucet, Bi. Agak demam juga" ujar Chanyeol yang menempelkan sebelah tangannya di dahi Sinb. "Aku aja yang lanjutin masak. Kamu duduk aja istirahat"
"Aku gak apa-apa, Cey"
Chanyeol tidak mendengarkan ucapan Sinb, ia mengambil alih mangkuk dan sodet yang ada di tangan gadis itu. Tangannya menelusup di bawah lutut dan juga perpotongan leher Sinb. Chanyeol menurunkan tubuh istrinya di sofa depan televisi dengan hati-hati.
Tangannya menekan remote dan muncul gambar di layar yang tadinya hitam itu. "Kamu nonton TV dulu sebentar ya" ucap Chanyeol mengusak pelan pucuk kepala Sinb.
"Aku beneran gak apa-apa, Cey. Udah biasa kalo tiba-tiba berdiri gitu kepalaku pusing"
Chanyeol menahan kedua bahu Sinb yang berniat kembali ke dapur. "Ssh. Kamu duduk aja di sini. Aku yang lanjutin masak. Okey"
Sinb menghela napas pasrah dan mengangguk.
Cupp
"Good girl" ucap Chanyeol meninggalkan Sinb di ruang TV setelah sebelumnya mengecup singkat dahi gadis itu.
🌻🌻🌻
"Kamu gak makan?" tanya Chanyeol yang saat ini sudah duduk berhadapan dengan Sinb yang sama sekali tidak menyentuh piring.
"Aku udah kenyang, Cey. Kamu aja yang makan"
"Kamu udah kenyang?"
Sinb mengangguk.
"Udah makan emang?"
"Udah"
"Kapan?"
"Tadi aku udah makan"
"Tadi kapan?"
"Emm. Tadi"
"Tadi pagi kan maksud kamu?"
Sinb diam ketika Chanyeol menebak dengan benar.
"Makan dikit aja biar gak sakit"
"Aku gak kepengen"
Chanyeol menghela napas panjang dan mulai menyendok nasi dan lauk di piringnya.
"Aaa"
Sinb menatap tangan dan wajah Chanyeol bergantian
"Ayo makan, tiga sendok aja gak apa-apa yang penting perut kamu gak kosong"
Sinb akhirnya menurut dan membuka mulutnya dan Chanyeol langsung menyuapkan makanan yang tadi ia sendok.
"Pinter"
🌻🌻🌻
Jam menunjukkan pukul 11 malam dan Sinb masih terjaga karena perutnya yang terasa semakin nyeri. Beberapa kali ia mengubah posisi tidur tapi sama saja. Ia belum bisa terlelap.
"Gak bisa tidur?" tanya Chanyeol yang terbangun dan memiringkan tubuhnya menghadap Sinb.
Sinb ikut memiringkan tubuhnya ke arah Chanyeol yang ada di samping kanannya. "Maaf ya, Cey. Kamu jadi kebangun gara-gara aku yang gerak terus"
"Kenapa? Pusing ya? Gak bisa tidur? Wajah kamu masih pucet, Bi"
"Gapapa, Cey. Udah biasa kok"
"Udah biasa gimana? Kamu sakit, Bi. Kita ke rumah sakit sekarang" ujar Chanyeol bergerak turun dari kasur. Namun, lengannya ditahan tangan Sinb.
"Aku cuma lagi hari pertama dateng bulan jadi perutku kram dan kayaknya darahku rendah jadi agak pucet. Aku gak apa-apa. Udah biasa tiap bulan kayak gini. Kamu gak perlu khawatir, Cey. Aku gak apa-apa"
Chanyeol kembali duduk di kasur dan memusatkan matanya pada Sinb yang juga tengah menatapnya.
"Tunggu bentar" ujar Chanyeol yang langsung turun dari kasur ke arah laci di dekat televisi yang ada di kamar mereka. Laki-laki itu kembali dengan botol kecil di tangan kirinya.
Chanyeol menyingkap selimut yang menutupi tubuh Sinb sampai batas pinggang. "Maaf ya, Bi. Aku cuma mau ngolesin minyak kayu putih" ujarnya yang kemudian menaikkan baju piyama Sinb.
Sinb sempat terkejut sebentar sebelum akhirnya mengangguk kecil. Matanya memperhatikan tangan Chanyeol yang menuangkan minyak dan mengusapkannya dengan pelan di perutnya.
"Hari pertama ya?"
Sinb mengangguk sebagai jawaban pertanyaan Chanyeol. "Biasanya aku tinggal tidur udah mendingan tapi sekarang masih nyeri"
"Kamu kok tau kalo lagi nyeri dikasih minyak kayu putih?"
Chanyeol sempat gugup sebentar. "A ah. Kakak aku biasanya juga dikasih minyak kayu putih sama mama. Jadi aku tau"
Sinb mengangguk paham.
"Thanks ya, Cey" ucap Sinb setelah Chanyeol selesai mengoleskan minyak dan sekarang kembali tidur di sebelahnya.
"Sama-sama, Bi. Sekarang tidur ya. Udah malem". Ucapan itu dibalas anggukan pelan oleh Sinb.
Chanyeol menarik tubuh Sinb mendekat ke arahnya. Tangannya mengelus pelan surai rambut Sinb sambil sesekali mengecupinya. Hal itu membuat Sinb mulai memejamkan mata dan terlelap ke alam mimpi.
🌻🌻🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Married Life
Fanfic****** Menikah karena dijodohkan? Memang kedengarannya seperti sesuatu yang klise. Namun, keduanya harus menghadapi kenyataan ini karena perjanjian yang dilakukan kakek dan nenek mereka.