Setelah menghabiskan seminggu penuh untuk menikmati keindahan kota Paris. Pagi ini dua orang berbeda gender yang kelelahan masih terlelap di ranjang. Belum ada yang membuka mata padahal jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Terlalu siang untuk waktu bangun tidur.
"Eung" lenguh Sinb yang akhirnya membuka mata ketika merasa terusik dengan bunyi ponsel di atas nakas belakangnya. Ia mengerjapkan mata menyesuaikan cahaya yang masuk. Kedua matanya terbuka sempurna saat matanya menatap wajah suaminya tepat di atas wajahnya. Hal itu membuat Sinb menelan ludah gugup. Apa lagi penampilan Chanyeol saat ini yang shirtless membuat jantungnya tidak sehat.
Setelah satu minggu ini tidur bersama dalam artian tidur seranjang tidak lebih. Sinb mulai terbiasa dengan kebiasaan tidur Chanyeol yang tidak bisa tidur menggunakan baju. Entah sadar atau tidak, laki-laki itu akan melepas apapun yang melekat di tubuh bagian atasnya dan bangun dengan keadaan shirtless seperti sekarang ini. Awalnya Sinb panik, sempat berpikir yang tidak-tidak sampai akhirnya sadar itu kebiasaan tidur suaminya. Suka tidak suka, siap tidak siap Sinb harus menguatkan hati dan jantungnya tiap pagi melihat pemandangan seperti ini.
"Kau sudah bangun? Maaf suara ponselku mengganggu tidurmu" ucap Chanyeol yang masih berusaha meraih ponsel yang ada di belakang Sinb.
Sinb yang sadar Chanyeol ingin mematikan alarm ponsel, memiringkan tubuhnya dan mengambil ponsel milik laki-laki itu.
"Thanks" ujar Chanyeol begitu Sinb menyerahkan ponsel miliknya. "Aku harus pergi ke agensi hari ini. Tidak apa-apa aku tinggal?" tanya Chanyeol yang khawatir Sinb akan bosan di apartemennya. Apa lagi gadis itu belum lama tinggal di sini.
Sinb mengangguk sebagai jawaban. "Aku juga akan mengambil beberapa barang di dorm gfriend sekalian main. Mungkin aku pulang sore"
"Baiklah. Mau berangkat jam berapa?"
"Mungkin setelah ini. Bagaimana denganmu?"
"Sekitar jam 10 an. Sekalian aku antar ya, Bi. Nanti sore aku jemput lagi"
"Jika kau terburu-buru tidak usah. Aku bisa ke sana sendiri"
"Tidak juga. Aku mandi dulu setelah itu gantian"
"Baiklah"
Setelah Chanyeol masuk ke kamar mandi. Sinb mencepol asal rambutnya, sedikit merapikan ranjang mereka sebelum berjalan menuju dapur. Gadis itu memanggang beberapa roti untuk sarapan mereka. Ia juga menggiling kopi dengan menggunakan mesin milik laki-laki itu. Tinggal beberapa hari dengan Chanyeol membuat Sinb tau kebiasaan laki-laki itu yang selalu memesan kopi di pagi hari saat mereka di Paris.
"Kau membuat kopi?"
"Em" dehem Sinb yang sibuk menata roti di atas piring.
"Biar aku lanjutkan" sela Chanyeol ketika Sinb akan menuang kopi ke dalam gelas. "Kau mandi dulu saja". Sinb menurut dan menyerahkan gelas yang ada di tangannya ke tangan Chanyeol.
"Apa jadwalmu sudah mulai kembali seperti semula?" tanya Chanyeol di sela-sela kegiatan sarapan keduanya.
"Minggu ini mungkin belum. Kami masih diberi libur setelah comeback bulan lalu. Mungkin mulai minggu depan aku mulai datang ke kantor untuk membahas pekerjaan selanjutnya. Bagaimana denganmu?"
"Ya. Sepertinya untuk kegiatan grup belum ada tapi aku mulai sibuk dengan project kolaborasi bersama beberapa soloist"
Sinb mengangguk dengan masih sibuk mengunyah roti selai stroberi.
"Aku suka lagu yours. Setelah lagu itu di rilis aku selalu mendengarkannya setiap hari"
"Benarkah? Terima kasih"
"Tidak perlu mengucapkan terima kasih, aku benar-benar menyukainya. Tidak bohong"
Chanyeol terkekeh melihat Sinb yang mengangkat tangan kanannya membentuk huruf v dengan raut wajah serius. "Menggemaskan"
"Apa?" tanya Sinb yang tidak jelas mendengar suara Chanyeol yang seperti gumaman.
"Tidak apa-apa. Sudah selesai?" tanya Chanyeol melihat Sinb sudah menghabiskan rotinya.
"Sudah"
"Aku akan memanaskan mobil dulu. Kalau sudah selesai langsung saja menyusul ke parkiran"
Sinb mengangguk. "Aku akan cuci piring dulu"
"Jangan lama-lama atau aku tinggal"
Sinb memutar bola matanya dengan bibir mencebik. "Ya ya ya tinggal saja. Kau sendiri yang memaksa ingin mengantarku. Sekarang mau ditinggal"
Chanyeol lagi-lagi terkekeh. Tangannya bergerak mengusak gemas ujung rambut istrinya sebelum berlalu pergi. "Aku bercanda, Bi. Aku akan menunggumu di bawah"
🌻🌻🌻
Idenya lagi ngalir kayak air jadi aku sering update
Mon maap nih jadi spam
🌻🌻🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Married Life
Fanfiction****** Menikah karena dijodohkan? Memang kedengarannya seperti sesuatu yang klise. Namun, keduanya harus menghadapi kenyataan ini karena perjanjian yang dilakukan kakek dan nenek mereka.