Unintentionally

238 49 13
                                    

"Halo" sapa Sinb dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"YA KAU BARU BANGUN" ucap orang di seberang dengan nada tinggi membuat Sinb menjauhkan ponsel dari telinganya.

"Yerin Eonnie, tidak perlu berteriak. Aku bisa mendengarmu"

"Aish anak ini. Aku sudah bilang hari ini kau harus ikut denganku"

"Memangnya hari ini? Bukannya tanggal 7?"

"Sekarang tanggal 7"

"Benarkah?" tanya Sinb mengecek tanggal di ponselnya. "Ah ternyata benar. Ini masih pagi. Aku masih mengantuk. Eonnie menjemputku jam 6 sore kan? Aku mau tidur lagi. Kalau begitu aku tutup telepon..."

"YA HWANG EUNBI. INI SUDAH JAM SETENGAH 6 ASAL KAU TAHU. AKU SUDAH SIAP DAN AKAN KE SANA SEKARANG"

"APA?" 

Sinb ikut berteriak karena terkejut. Lagi-lagi mengecek ponselnya dan ternyata benar.

"Aku mandi dulu, aku tutup teleponnya" ucap Sinb langsung bangun dari ranjang dan berlari kecil memasuki kamar mandi. Mandi kilat, memilih baju yang sesuai untuk acara pesta teman Yerin.


🌻🌻🌻


Sebenarnya Sinb sudah menolak untuk ikut, tapi Yerin dengan keras kepala memaksanya. Dan di sinilah gadis itu berada. Di tengah ramainya pesta yang penuh orang bersenang-senang.

"Apa aku terlalu aneh memakai pakaian seperti ini?" tanya Sinb yang agak merasa aneh beberapa orang menatapnya agak lama ketika berpapasan dengannya.

"Tidak. Orang-orang melihatmu karena kau terlalu cantik malam ini" balas Yerin tersenyum lebar sembari menggandeng tangan adiknya.

"Auh apa-apaan"

"Aku nggak bohong, beneran. Hwang Eunbi sangat cantik"

"Hentikan" 

Yerin terkekeh geli. Terbiasa dengan sikap adiknya yang satu ini suka malu-malu jika ada orang memujinya.

"Yerinnie" panggil seorang perempuan cantik yang tengah berjalan ke arah keduanya.

"Jisoo Eonnie, lama tidak bertemu"

"Eoh lama tidak bertemu"

"Apa kabar?"

"Baik, Eonnie sendiri bagaimana?"

"Aku tentu saja baik, sangat baik. Oh, hai Sinb"

"Halo, Eonnie" 

"Malam ini kau sangat cantik, aku hampir tidak mengenalimu" 

"Terima kasih. Eonnie yang lebih lebih cantik"

"Bisa saja. Ayo kita berkumpul dengan yang lain" ajak Jisoo mengandeng lengan Sinb dan Yerin untuk berjalan di sisinya.

Sinb memisahkan diri dari keramaian yang menjadi pusat pesta. Duduk di sofa yang tidak terlalu banyak orang di sekelilingnya. 

Pikirannya kembali memutar kejadian yang baru saja terjadi dan membuatnya tidak bersemangat. Laki-laki yang satu bulan lebih tidak ia lihat muncul bersama kekasih orang itu. Seharusnya ia tidak terkejut lagi mengingat dirinya juga sudah tau akan hubungan mereka sejak lama. Tapi entahlah. Rasanya ia masih kurang nyaman juga masih terasa sedikit sesak. 

"Mereka memang serasi bersama" ucap Sinb kepada dirinya sendiri. Ia menenggak cepat segelas alkohol berwarna putih di gelas yang sejak tadi ada di tangan kirinya. Matanya terpejam merasakan pahit minuman itu. 

Sinb menghembuskan napas panjang, bangkit dari duduknya untuk berjalan ke arah toilet dengan jalan yang agak oleng.

"Auh kepalaku" erang Sinb yang merasakan kepalanya berputar. 

Selesai dengan urusannya, Sinb keluar dari bilik toilet. Mencuci tangannya di westafel sembari menatap wajahnya yang sedikit memerah dan mata yang nampak seperti habis menangis. 

"Oh hai, lama tidak bertemu" sapa seorang perempuan yang baru keluar dari toilet, ikut mencuci tangan di sebelah Sinb.

"Ya" balas Sinb singkat, tidak tau harus berkata apa lagi. "Aku duluan" pamitnya.

"A aw"

Sinb meminta maaf karena tidak sengaja menabrak orang di depan pintu toilet.

"Sinb"

Ia mengangkat kepalanya yang sejak tadi menunduk, sedikit terkejut mengetahui siapa yang ada di depannya.

"Sayang"

Belum selesai Sinb mengatasi keterkejutannya, perempuan yang tadi bertemu dengannya di toilet ikut bergabung.

"Kau menunggu lama?" tanya Rosé yang merupakan perempuan tadi.

Chanyeol masih termenung menatap Sinb di depannya.

"Oppa" panggil Rosé lagi.

"Eoh"

"Aku tadi bertemu Sinb di toilet, ah sepertinya kalian juga sudah bertemu"

Hening, tidak ada yang menanggapi. Baik Sinb dan Chanyeol hanya diam. Sinb mengabaikan Chanyeol yang sejak tadi masih menatapnya.

"Aku duluan" pamit Sinb segera berlalu dari hadapan kedua orang itu tanpa menunggu balasan apapun. 





🌻🌻🌻




"Kim kau baru datang?"

"Ya"

"Tolong antar Sinb pulang, aku tidak bisa menyetir untuk mengantarnya" ucap Yerin yang memang terlalu mabuk untuk mengendarai mobil. 

"Aku titip adikku. Hati-hati di jalan. Jika sesuatu terjadi padanya aku akan membunuhmu"

Laki-laki yang dipanggil Kim itu menghembuskan napas pasrah. Belum sempat menjawab apapun tapi Yerin langsung pergi begitu saja dari hadapannya. Ia melirik Sinb yang sudah tidak sadarkan diri duduk menyender di sofa. 

"Sinb"

"Bi" panggilnya sambil mengguncang lengan Sinb pelan tapi masih tidak ada respon.

"Sinb"

Sinb terbangun di panggilan yang ketiga. Matanya mengerjap pelan.

"Yerin Noona memintaku untuk mengantarmu pulang"

"Baiklah" balasnya singkat, bergerak mengambil tas selempang yang ada di sebelahnya. 

Keduanya berjalan keluar dari dalam bar bersisian, laki-laki itu nampak sedikit khawatir melihat jalan Sinb yang terhuyung dengan sepatu berhak tinggi yang gadis itu gunakan.

"Aak" pekik Sinb pelan ketika dirinya jatuh terduduk di lantai karena menabrak orang lain.

"Kau tak apa?"

"Tidak apa-apa"

"Maaf aku lancang" ucap laki-laki itu langsung menyelipkan tangannya di punggung dan lipatan kaki Sinb. Menggendongnya dengan hati-hati.




🌻🌻🌻




Kimmmm???? 

Heheheh ada yang tau kah?




🌻🌻🌻

Our Married LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang