Member girl group yang saat ini memasuki tahun ke-5, tengah menghabiskan waktu liburan yang diberikan agensi. Mereka menyempatkan diri untuk mengunjungi rumah orangtua masing-masing.
Seperti saat ini, Sinb sudah memarkirkan mobilnya di halaman rumah keluarga Hwang. Perempuan itu mengeluarkan beberapa paper bag berisi kue dan juga hadiah kecil untuk kakak dan juga orangtuanya yang ia letakkan di kursi belakang.
"Aku pulang" teriak Sinb di pintu depan sembari mengganti sneaker miliknya dengan sandal rumahan. Alisnya mengernyit bingung ketika tidak menemukan siapapun di ruang tamu dan menyadari rumah yang terlihat sepi.
"Kemana semua orang?" gumamnya dengan kaki terus melangkah melangkah menuju dapur. Ia mengeluarkan kue dan meletakkan paper bag yang lain di atas meja pantry.
Tubuhnya berjengit kaget ketika tiba-tiba mendengar suara ibunya dari arah belakang. "Ibu. Aku terkejut"
Jessica Jung yang tadi dipanggil ibu oleh Sinb terkekeh kecil. "Ah maaf"
Sinb menatap ibunya dengan ekspresi bingung. "Ibu, kenapa sangat sepi? Ini sudah hampir jam makan malam. Biasanya ayah dan kakak akan makan malam di rumah. Tumben mereka belum pulang"
Jessica menggandeng lengan Sinb, menuntun putrinya menuju taman belakang. "Semua sudah pulang. Kami menunggumu sejak tadi"
"Menungguku?"
"Iya. Opa dan oma juga ada di sini"
"Opa dan oma ada di sini? Kenapa ibu tidak bilang? Aku bisa membawakan kue kesukaan Oma kalau tau"
Jessica tersenyum kecil mendengar betapa perhatian putri kecilnya yang sekarang sudah makin dewasa.
Sinb berlari ke tengah-tengah kursi antara opa dan omanya. Perempuan itu mengecup pipi keduanya dengan senang. "Opa. Oma. Aku merindukan kalian. Kenapa tidak bilang padaku akan berkunjung? Tahu begini aku bisa mampir ke toko kue kesukaan oma"
Opa dan oma Sinb terkekeh mendengar pekikan dan ekspresi bahagia dari cucu perempuan pertama di keluarga Hwang. Cucunya itu memang gadis yang sangat ekspresif dan bersemangat.
"Tidak perlu, sayang. Ibumu sudah membelikannya untuk oma" ucap oma mengelus pelan surai cucunya.
"Apa hanya oma saja yang akan dibelikan kue?"
Sinb terkekeh pelan melihat ekspresi dibuat-buat di wajah opa. "Tentu. Opa tidak pernah memberiku hadiah. Jadi, untuk apa aku membelikan hadiah untu opa?"
"Siapa yang mengajarimu untuk balas dendam hmm"
"Opa" jawab Sinb yang membuat ketiganya tertawa.
Sinb menghentikan tawanya saat sadar ada orang lain selain keluarganya yang ada di sini. "Oh. Mereka siapa oma?" bisiknya yang penasaran.
"Nanti kau akan tau" jawab oma yang membuat Sinb semakin penasaran.
🌻🌻🌻
"Kalian akan dijodohkan"
Tiga detik setelah kakek Hwang mengucapkan kalimat itu keadaan meja makan masih hening.
"APA?" pekik Sinb kaget setelah dapat mencerna apa yang baru saja terjadi. "Apa maksud opa? Aku? Dijodohkan?"
"Iya. Opa dan kakek Park pernah berjanji untuk menikahkan anak kami. Tapi karena semuanya anak laki-laki jadi kakek belum bisa menepati janji itu. Dan sekarang perjanjian itu dapat dilaksanakan"
Sinb memijit pelipisnya, merasa pening seketika. "Tapi, opa. Aku tidak mengenalnya. Bagaimana mungkin opa menjodohkan ku dengan orang yang tidak aku kenal?"
"Opa tidak akan langsung menikahkanmu hari ini juga, sayang. Tentu saja kalian harus saling mengenal satu sama lain sebelum menikah. Kami akan memberi kalian waktu"
Sinb menatap laki-laki yang sedari tadi hanya duduk diam tidak membantunya dalam adu argumen ini dengan tatapan minta pertolongan. Gadis itu mengumpat dalam hati ketika orang itu malah mengalihkan tatapannya ke arah lain. Tidak mau melakukan kontak mata dengannya.
"Opa. Aku sudah punya kekasih. Aku sangat menyayanginya. Aku tidak mau putus"
"Benarkah? Kenapa tidak pernah mengenalkannya pada ibu?" tanya Jessica dengan mata melebar kaget karena selama ini Sinb tidak pernah cerita sudah memiliki kekasih.
"Bawa kekasihmu ke rumah besok. Jika memang kalian saling menyayangi opa bisa apa? Opa akan memikirkan lagi tentang janji opa dulu"
Sinb menjilat bibirnya yang tiba-tiba terasa kering. Sialan. Dirinya terjebak dengan kalimat asal yang keluar dari mulutnya sendiri. Dimana ia bisa menemukan pacar dalam jangka waktu kurang dari 24 jam.
"Baik opa" putusnya dengan nada ragu.
🌻🌻🌻
Gfriend
||Tolong rekomendasikan
tempat yang menjual pacar||Aku butuh pacar dalam
jangka waktu kurang dari
24 jam||Bantu aku
Umji
||Mana ada yang seperti ituYerin
||Jika ingin bersenang-
senang, kau bisa menemukan
laki-laki di club🌚
Benar bukan?Yuju
||BenarEunha
||Hahahah||Bukan itu yang aku
maksud bodohSowon
||Kau mengejekku?
||Aku lebih tua darimu
||Hehh
||Cepat datang ke dorm
||Akan aku jambak rambut
merahmu||Auh. Menyebalkan
Sinb mengunci ponselnya setelah tidak menemukan bantuan dari kelima sahabatnya. Ia memakai selimut sampai menutupi seluruh tubuhnya. "Aaaaa" teriaknya teredam dengan kaki menendang udara.
🌻🌻🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Married Life
Fanfic****** Menikah karena dijodohkan? Memang kedengarannya seperti sesuatu yang klise. Namun, keduanya harus menghadapi kenyataan ini karena perjanjian yang dilakukan kakek dan nenek mereka.