Lalisa And Him

love me now

~—•°•—~

°

°

°

°

°

°

°

°

°

°

Ceritanya Simpel. Lisa, cewek bar-bar, yang lagi ngejar cintanya.

Lisa suka sama Kak Kris. Tapi. Kak Kris selalu nyuekin dia.

"Kak! Ini Lisa buatin bekel buat kakak!" Sahut Lisa di depan meja Kris.

"Apasih?" Ketus Kris. Ia lalu mengambil tempat makan yang Lisa bawa. Dan memberinya kepada teman sebangkunya.

"Ra, buat Lo nih. Spesial kata Lisa" Ucap Kris pada perempuan di sampingnya.

"Makasih Kris. Makasih Lisa" Ucap Rara sambil tersenyum manis. Tetapi tentu saja di mata Lisa menyebalkan.

"Kak Kris kok dikasih ke dia sih? Itukan Lisa kasihnya ke---"

"Bacot. Keluar sana." Potong Kris datar. Lisa menggigit bibir bawahnya. Lalu berlari meninggalkan kelas Kris.

"Kris, Lo apa nggak keterlaluan kayak gitu..?" Sahut Sehun.

"Nanti kalo anaknya nangis gimana?" Tanyanya. Membuat Kris berdecak.

"Gue. Gak peduli. Sana Lo samperin dia!" Dinginnya. Membuat Sehun merotasikan bola matanya malas.

"Tolak boleh. Tapi jangan kasar. Apalagi dia anaknya temen emak Lo. Lagian wajar kok dia ngejar Lo. Lo nya aja masih jomblo"

"Hun, keluar. Sebelum gue tendang."

"Ampon kek"

~—•°•—~

"Kak Kris kenapa? Kok nangis?" Tanya Lisa lembut. Kris langsung mengalihkan pandangannya dari Lisa.

"Ngapain Lo disini? Sana pergi. Jangan peduliin gue."

"Kak Kris mau Lisa peluk?"

Kris berdecak.

"Lisa... Pergi." Dingin Kris. Membuat Lisa tertegun sebentar.

"Kak Kris.. jangan terlalu lama terhanyut dalam kesedihan ya, gak baik. Pasti Kakek bakal sedih ngeliat kak Kris nangis.. juga jangan terlalu menyalahkan diri sendiri gara-gara Kak Kris gak ada disana saat masa terakhir kakek. Lebih baik, Kak Kris berdoa buat kakek aja biar tenang disana, daripada nangisin hal yang udah berlalu. Lisa turut berduka, kak."

~—•°•—~

"Woi bro, kemaren gue ngeliat Lo berduaan sama Lisa di Rooftop. Ngapain Weh?" Tanya Sehun kepo.

Kris berdecak.

"Apasih? Bukan apa-apa ya sat. Tu anak cuman sok nyeramahin gue doang"

"Tapi berhasil kan?"