Lisa kecil saat ini sedang bermain bonekanya di ruang keluarga. Ditemani sang Papa yang sedang menonton TV, dan Mama yang sedang memasak di dapur. Keluarga kecil itu sengaja tidak menyewa pembantu, karena Mama yang ingin menjadi istri yang baik. Meski ia adalah perempuan yang bekerja sekalipun.Ia adalah panutan Lisa. Dan Lisa bangga mempunyai mama sepertinya.
--
Disaat Lisa kecil sedang memainkan bonekanya sembari memikirkan betapa hebatnya sang mama, ia mendengar suara.
PRANG!!
Suara kaca pecah. Dari kamar lantai atas. Ia kaget. Dan spontan berlari ke papanya.
"Pa... itu tadi suara apa..?" Tanyanya pelan sambil meremas ujung baju papanya.
"Papa juga gatau, kamu tunggu disini ya? Sama mama juga" Tanyanya sambil mengelus lembut rambut Lisa kecil.
Akhirnya papa Lisa meminta Istri dan anaknya untuk tetap bersembunyi di balik pintu kamar mandi.
Akhirnya papa Lisa menuju ke Lantai atas untuk mengecek apa yang terjadi.
Tetapi tiba-tiba terdengar suara-
Dor.
Tembakan.
"Ma... Papa kenapa?" Tanya Lisa kecil pelan. Sambil mengeratkan pelukannya pada boneka. Ia melihat mamanya mulai menangis.
"Ma..." Tanya Lisa kecil. Dengan suara yang tambah pelan.
Tiba-tiba saja Mama Lisa mulai memeluk Lisa dengan erat.
"Sssttt. Jangan ngomong dulu yah?" Tanya Mama Lisa sambil mengusap punggung Lisa. Lisa mengangguk pelan.
Tap..
Tap..
Tap..
Terdengar sebuah langkah kaki yang semakin mendekat.
Dan--
Brak.
"Ka..Lian...ha..r-rus..pergi.." Bisik seseorang di depan sana.
Itu suara papanya.
Mama Lisa menangis tanpa suara.
"Lisa, kamu keluar lewat jendela kecil ini. Mama bakal bantu kamu manjat. Oke?" Ucapnya lalu dibalas anggukan Lisa.
Akhirnya Lisa memanjat menuju jendela kecil tersebut, dibantu mamanya. Disaat Lisa ingin keluar, ia mendengar suara pintu kamar mandi yang di dobrak dari luar.
BRAK!!
DOR!
Psikopat itu menembak papanya.
Dan,.
DOR!
Psikopat itu juga menembak perut mamanya, di depan matanya sendiri.
Tempat dimana adiknya seharusnya hidup.
Tidak lupa psikopat itu menggorok leher mamanya menggunakan pisau, ketika ia sekarat.
Lisa melihat itu semua.
Dan psikopat itu mendongak, dan menemukan Lisa disana. Ia menyeringai.
Lisa panik. Ia berusaha untuk turun.
Tetapi roknya tersangkut di pintu jendela tersebut.
Dan,.
Dor.
Psikopat itu menembak Lisa, tepat di kakinya.
Tiba-tiba lututnya lemas, dan Lisa terjatuh ke bagian luar jendela tersebut. Lisa selamat,
Tetapi ia kehilangan kedua orang tuanya.
--
Lisa melangkah menyusuri jalan rumahnya, dengan langkah yang terseok-seok, akibat luka tembakan tersebut.
Ini sudah malam, dan sepertinya sekarang sedang mendung.
Dan benar saja, tak lama kemudian, turun hujan.
Dan Lisa menangis saat itu juga.
•
•
•
Ia lalu berjalan menuju sebuah halte untuk berteduh disana.
Disaat Lisa sedang berteduh, datanglah sebuah mobil yang berhenti di depannya.
Pengemudi tersebut lalu keluar dari mobilnya, sambil menggenggam sebuah payung.
"Gadis kecil? Kamu kenapa? Kok menangis?" Tanyanya. Sambil berjongkok di hadapan Lisa.
Lisa mendongak.
Ia masih sesegukan.
"Masuklah, di luar sangat dingin. Akan ku pinjamkan jaketku" Lanjutnya. Lalu ia melepas jaket hitam yang melekat di tubuhnya, dan memakaikannya pada Lisa.
Lisa sekarang sudah tidak punya harapan lagi. Akhirnya ia memilih untuk memasuki mobil tersebut.
"Rumahmu dimana?" Tanyanya setelah Lisa mendudukkan dirinya di atas kursi mobil. Di sampingnya.
"Ti..dak hiks ada..paman.." Jawabnya masih sesegukan. Pria tersebut lalu mengambil air minum di sampingnya dan memberikannya pada Lisa.
"Minumlah, masih baru. Dan..panggil oppa saja, aku masih 18 tahun. Namaku Kim Taehyung ngomong-ngomong" Ucapnya. Lisa hanya mengangguk kecil.
"Umurmu berapa? Dan namamu siapa?" Tanyanya.
Lisa lalu mengambil minum tersebut dan meminumnya. Ia haus setelah menangis tadi.
"Namaku Lisa, dan aku berumur 9 Tahun" Jawabnya sambil sesekali mengusap mata dan hidungnya.
"Ooohhh. Lisa, apa yang terjadi denganmu? Kau bisa ceritakan pada oppa, oppa bukan orang jahat" Ucapnya sambil tersenyum tipis.
Lisa hanya menengok sebentar. Lalu berpikir, apa ia harus bercerita pada orang ini?
Mamanya berpesan, untuk tidak menceritakan hal pribadi pada orang asing.
"Mama bilang, Lisa tidak boleh cerita sama orang asing" Balas Lisa polos. Dan kepolosan tersebut membuat Taehyung menahan senyumannya. Merasa gemas dengan tingkah Lisa.
-Tae Oppa-
-END-Makasi yang udah baca sekaligus Vote~ lop yu
-Kei

KAMU SEDANG MEMBACA
Lalisa And Him
FanfictionJust a Fanfiction about Lalisa's Oneshot. [!] Lapak kegabutan ! ©dapethidayah