Enam [Sabuk Ayah]

766 197 9
                                    

Aku sudah sebegini membahayakan. Tak patut didekati, disayang apalagi diharapkan. Darahku bergejolak hampir setiap saat hanya karena tersadar bahwa Vanny yang dulu telah kembali, bagai 'hantu' dan itulah mengapa aku menyebutnya hantu. Menjadi Ivanka tampaknya tidak berpengaruh besar bagi diriku sendiri. Aku hampir mencapai, meski dengan karakter baru yang kubangun susah payah, paling tidak, aku berharap bisa menjadi lebih normal. Alih-alih Vanny yang dulu suka dirisak dan lemah, sudah kuramal cibiran itu nantinya justru semakin membesar bagai balon udara, menyebar ke segala penjuru negeri, dan—entahlah, kurasa usiaku tak akan sampai di usia dua puluh satu tahun.

Ibu memandangiku sejak tadi, sejak ia siuman. Tangannya yang dingin menggenggam lenganku. Meski dari jarak sedekat ini, aku hanya berani memandanginya, masih takut kalau-kalau tanganku menyentuhnya justru malah menyakitinya. Lagi.

"Jangan minta Riska untuk membawa Ibu pulang. Ibu tidak akan pulang sebelum segalanya membaik." Suara ibu serak dan lemah. Organ vital di dalam lehernya pasti terganggu akibat tersumbatnya jalan napas juga aliran darah. Tanganku inilah yang patut disalahkan.

"Ibu akan sembuh, dan Ibu harus pulang," jawabku tegas.

"Bukan begitu." Ibu menelan saliva dan matanya terpejam saat ia melakukannya. "Ibu tidak bisa meninggalkanmu bersama Melani. Siapa lagi yang akan mengawasi kamu kalau Ibu tidak ada? Apa kamu biarkan Ibu gelisah sepanjang waktu di rumah?"

"Bu, jangan membuat Vanny semakin merasa bersalah. Melani berbahaya dan Ibu tahu Vanny tidak bisa mengendalikannya. Kumohon, Vanny tidak mau terjadi apa-apa lagi pada Ibu."

Di sebelahku, Marthin mengerutkan kening. Namun ia diam, mendengarkan saja. Walaupun sesungguhnya aku keberatan jika pembicaraanku dengan ibu didengar olehnya. Harus benar-benar ada yang mengawasiku, bukan? Mengawasi Melani, dan hanya Marthin satu-satunya yang bisa kuandalkan saat ini.

"Melani sangat membenci Ibu dan dia memperalat Ivanka. Ibu takut dia mengambil kamu sepenuhnya, Va ... Ibu tidak mau hal itu sampai terjadi." Ibu mengisak, air matanya keluar dari sudut mata, mengalir jatuh membasahi tepi hijabnya. "Ibu sangat menyayangimu. Vanny adalah Vanny, seorang gadis baik dan berhati lembut yang sudah Ibu anggap seperti anak sendiri. Kita sudah pernah melewati ini dan Ibu selalu bisa membantumu mengatasi semuanya. Kali ini, biarkan Ibu—"

Kalimat ibu terpotong karena terbatuk-batuk. Tarikan napasnya sulit. Meskipun begitu, ia tetap terjaga demi bisa mengubah keputusanku.

"Ssstt ... jangan banyak bicara, Bu. Sudah, sebaiknya Ibu istirahat. Jangan khawatirkan Vanny, semua akan baik-baik saja." Meskipun tidak. Aku tahu aku sedang berbohong pada diriku sendiri dan ibu juga tahu aku sedang tidak baik-baik saja. "Vanny tidak akan mengubah keputusan. Jika dokter sudah mengizinkan Ibu untuk pulang, Vanny akan urus semuanya. Riska akan datang besok dan menjaga Ibu sampai Ibu benar-benar sembuh."

"Va—"

Aku menggeleng kemudian berdiri menegak. Cukup sudah aku menahan rasa sakit di dada sejak tadi, menahan rindu ingin memeluknya, menahan kedua tangan agar tidak menyentuhnya. Wanita itu terlalu baik sampai-sampai aku merasa tidak punya hati jika tetap membiarkannya berada dekat denganku.

"Vanny akan panggilkan suster untuk menjaga Ibu di sini, sampai Riska datang. Maafkan aku, Bu ...." Tanganku refleks menutupi bibir, bersamaan dengan ledakan tangis yang mendadak menghalau napasku. Tatapan mata sendu yang dihunuskan ibu tak ayal membuatku semakin sakit. Aku menyesal karena pernah menghujatnya dalam hati ketika ia datang dengan ketulusan terbaiknya. Semata-mata hanya ingin menjagaku, hanya ingin memastikan bahwa aku baik-baik saja.

Bibir itu berkali-kali memohon agar aku bisa mengubah keputusan. Hampir tak bersuara. Jika saja ibu bisa bangun, ia pasti tidak sudi melepaskan tanganku agar aku menuruti keinginannya. Paling tidak, melihat ibu masih hidup saja sudah sesuatu yang sangat kusyukuri.

BEHIND THE STAGE (Wattys Winner 2021)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang