The Alliance (2)

192 22 5
                                    

Satu jam setelahnya, mereka telah berada di kediaman keluarga Yamaguchi yang sedang berkabung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu jam setelahnya, mereka telah berada di kediaman keluarga Yamaguchi yang sedang berkabung. Duka menggelayut berat di sekitar mereka, dengan wajah-wajah para madman yang menunduk pasrah. Para keluarga inti Yamaguchi sedang berada di dalam rumah mereka. Menyisakan Salonga, Akashi, Bujang, Thomas dan Sungmin serta Heechul di halaman depan.

"Genius bastard satu itu. Siapa yang menyangka bom rakitannya akan diletakkan di kue pernikahan?" gumam Heechul menanggapi kegelisahan Akashi dan Salonga soal kegagalan, harakiri dan pembalasan dendam.

"Salah satu madman telah memeriksa kue itu, Akashi. Tidak ada yang luput." ujar Thomas memotong. "Aku kira bom itu memiliki teknologi terkini hingga tak bisa dideteksi oleh alat yang kita miliki. Satu-satunya cara untuk memeriksanya adalah dengan membongkar kue tersebut. Yang mana, tidak mungkin dilakukan saat pesta pernikahan hanya tinggal hitungan jam."

Akashi menunduk, mengepalkan jemarinya. "Aku akan membunuh Yurii dengan tanganku sendiri. Akan kulunasi kegagalan malam ini." ujar kepala madman Yamaguchi itu bertekad.

"Nah, itu lebih baik daripada harakiri," sahut Salonga mendengus.

Tak berapa lama. Hiro Yamaguchi keluar dengan kimono berwarna hitam bersama dengan Kaeda. Puluhan madman mengelilinginya bersiap melaksanakan perintah apapun yang keluar dari mulutnya.

"Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi, Bujang-kun. Setiap detik menjadi berharga. Kita tidak bisa hanya diam melihat mereka mengirimkan serangan mematikan. Segera pergi ke Moskow bersama Kaeda dan Sungmin. Kita bentuk aliansi empat keluarga melawan Hongkong." perintah Hiro Yamaguchi barusan diangguki Bujang dengan hormat.

"Aku akan memberi penawaran yang tidak bisa mereka tolak, Hiro-san." sahut Bujang tegas.

"Heechul, Sungmin. Maaf mengacaukan liburan singkat kalian dengan serangan malam ini. Sepertinya kita harus segera bersiap menghadapi perang. Kuharap Super Junior tidak keberatan?" tanya Hiro memastikan.

Heechul menggeleng pelan, "Tidak masalah, Hiro-san. Siapapun yang mengganggu keseimbangan shadow economy di Asia Timur akan berhadapan langsung dengan kami. Super Junior akan bersama dengan aliansi keluarga Tong dan Yamaguchi hingga akhir."

Tepat pukul sepuluh malam, Salonga, Bujang, Kaeda dan Sungmin berangkat menuju bandara untuk terbang langsung ke Moskow malam ini juga. Sungmin sempat menelpon istrinya sebentar untuk berpamitan setelah sebelumnya meminta Heechul untuk mengawal Saeun hingga kembali ke Korea dengan selamat. Atmosfer perang yang kental di sekelilingnya membuat Sungmin gelisah. Namun saat melihat ke sampingnya, Sungmin menyadari pergolakan batin yang lebih hebat sedang terjadi di benak kepala Keluarga Tong yang baru.

"Bujang, kau yakin baik-baik saja?" tanya Sungmin memastikan sebelum mereka memasuki pesawat.

Bujang mengangkat sebelah alisnya heran lantas mengangguk tegas. "Tentu, hyungnim. Aku baik-baik saja."

"Bukan fisikmu yang kumaksud. Apalagi kondisi keluarga Tong. Tapi hatimu, Bujang. Kau benar baik-baik saja setelah eksekusi Vasily?" tanya Sungmin khawatir.

Di antara negosiator SJ Label lainnya, ia paling dekat dengan Bujang bahkan sejak anak emas keluarga Tong itu masih menjadi Penyelesai Konflik Tingkat Tinggi. Sungmin tahu benar dibalik sikapnya yang dingin dan tanpa emosi, Bujang memiliki kepribadian lembut hasil didikan ibundanya. Menghadapi peperangan antar keluarga secara langsung sebagai pemegang keputusan tunggal pasti memberikan kejutan batin bagi seseorang dengan jiwa murni seperti Bujang.

''Perasaanku tidak relevan saat ini, hyungnim. Ada perang yang sedang menanti kita di depan.''

Sungmin menarik napas panjang mendengar jawaban Bujang barusan. Ia mengikuti langkah Tauke Besar Keluarga Tong itu memasuki pesawat.

''Kau tahu aku selalu bisa mendengarkan jika kau ingin berkonsultasi, bukan?" ujar Sungmin lembut.

"Terima kasih telah mengkhawatirkanku, hyungnim." jawab Bujang tulus.

"Pronto, Tauke Besar!" sahut Sungmin yang disambut senyum tipis kepala keluarga Tong tersebut.

TOP SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang