7. INSIDEN

32 16 1
                                    

Tekan ⭐ dulu dongg😁
Happy Reading...

Hasya memasukkan buku-bukunya ke dalam tas saat bel pulang berbunyi. Dirinya menoleh, melihat Anggi yang masih terlelap di atas mejanya.

Hasya menggelangkan kepala dan menggoyangkan pelan tangan Anggi. "Bangun Nggi, nggak mau balik lo?"

Anggi mengerjapkan mata pelan, kemudian menatap kelasnya yang sudah sepi.

"Eungh.. udah pulang?" Tanya Anggi sambil meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku.

Hasya mengangguk sebagai jawaban lalu memberi intruksi agar mereka keluar dari kelas. Belum sampai kaki mereka melangkah melewati pintu, ternyata Gara dan rombongannya sudah menunggu merka– larat hanya Anggi di depan kelas.

"Lama banget." ucap Gara begitu dirinya melihat Hasya dan Anggi yang berdiri di ambang pintu.

"Ketiduran, hehehe.." jawab Anggi dengan cengirannya.

Gara hanya mendengus. "Ayok balik."

"Gue mau jalan disamping neng Hasya," ucap Farez tiba-tiba kemudian mengambil posisi di samping Hasya.

"Jangan! Kasian Hasya nya, ntar dikira bawa babu lagi," ucap Geri tidak setuju.

"Maaf, anda siapa?" jawab Farez ketus.

"Khemm.. kenalin gue orang ganteng, kembarannya kim Tae–" belum selesai dirinya berbicara, Farez dan yang lainnya melengos begitu saja yang tentu membuat Geri kesal.

"Hoyy! tungguin gue. Nggak berperiGerian lo pada." teriak Geri kesal karena belum selesai dirinya memperkenalkan diri, dirinya malah ditinggal begitu saja. Laknat emang!

Langkah mereka terhenti saat seorang siswa berbaju cukup ketat berdiri di hadapan Gara. "Jadi kan Ga, kita belajar barengnya?" tanya siswi itu dengan nada yang dibuat-buat.

Gara menoleh, melihat tatapan tajam yang Anggi berikan seolah mengatakan jangan kepadanya.

"Nggak jadi Tan, gue ada urusan," jawah Gara.

Tanpak siswi bernama Tania tersebut mencebikkan bibir kesal. "Tapi kan kamu tadi udah janji duluan sama aku,"

Gara menggaruk lehernya tak enak. "Ya gimana yah,  tapi gue beneran ada urusan."

Baru saja hendak mengeluarkan protes, bahu Tania dirangkul dengan sedikit kasar oleh Aldo.

"Hehehe.. denger kan omongan Gara barusan? Gue pikir  lo masih ngerti bahasa manusia deh Tan." ucap Aldo tersenyum manis kepada Tania.

"Ishh.. nggak usah rangkul-rangkul. Modus lo!" jawab Tania sambil berusaha melepaskan tangan Aldo di pundaknya.

"Upss.. maap, duhh jadi gatel kan gue," ucap Aldo menjauh kemudian menggaruk-garuk tubuhnya seolah gatal.

"Lo sih, ngapain nempel ke ulet bulu. Gatel kan," ucap Geri terkikik.

"Iya nih, jadi Kegatelan gue."

"Duhh, kasian banget kak Aldo. Jadi kegatelan," ucap Anggi sambil mengelus lengan Aldo dan melirik sinis kepada Tania.

Wajar saja Anggi tidak suka dengan Tania, karena kakak kelasnya itu memang bermuka dua. Di depan Gara bersikap sok manis, tidak tahu saja kalau di belakangnya Tania itu sebelas dua belas dengan Nadine.

Bahkan dulu saja, Tania pernah berteman dengannya hanya untuk dekat dengan Gara. Menyebalkan bukan?

"Udah deh, ulet mendingan balik aje ye. Ntar makin banyak loh yang kena virus kegatelan," ucap Farez kepada Tania.

About Hidden Feelings:) [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang