9. SAVE NOMOR?

28 15 1
                                    

Jangan lupa Voment🐣

Happy Reading..

Kamar inap Hasya yang semula hening berubah menjadi gaduh saat Anggi beserta Gara dan teman-temannya datang berkunjung.

Mereka terlihat rusuh sekali, terlebih Farez dan Geri yang tidak bisa diam, selalu bertanya kepada Hasya. Berbeda dengan Aldo yang sibuk dengan game nya dan Jeno yang tidur dengan menutupkan tudung hoodie ke wajahnya, serta Gara yang menatap malas ke arah Farez dan Geri.

"Neng Hasya! kalo diperhatiin, mukanya neng Hasya lebih cangtipp pas lebam-lebam gini. Heran," ucap Farez kepada Hasya.

"Jelas lah, namanya produk unggul mau di gimanain juga masih bagus. Beda cerita kalo lo, kena bintit dikit aja langsung bikin sepet mata ngeliatnya." sahut Geri tak berperasaan.

"Lo sebenernya ada dendem apa sih ama gue Ger? Lelah akutuh diginiin," jawab Farez dramatis.

"Off, baperan." ucap Geri dengan menirukan salah satu stiker aplikasi yang sedang tren akhir-akhir ini.

Anggi menggelengkan kepala, kemudian mendekat ke Hasya yang sedari tadi menyimak Farez dan kawan-kawan sambil sesekali terkekeh.

"Kakak kamu mana, Sya? Nggak kesini?" tanya Anggi kepada Hasya.

"Pagi tadi ke sini, tapi sekarang lagi ke kantor Bokap. Bentar lagi palingan kesini," jawab Hasya.

Anggi mengangguk mengerti. "Ehh, kamu masih inget nggak sama yang namanya Adam?" tanya Anggi.

"Yang kata lo pembuat onar itu?"

Anggi mengangguk mengiyakan. "Masa tadi pas di sekolah dia maksa minta nomor Hp kamu, untung Bangar buruan dateng. Jadi dia langsung pergi,"

"Ngapain yah dia minta nomor gue? Lain kali kalo dia minta lagi jangan dikasih ya, Nggi." ucap Hasya.

"Iya Sya, aku juga nggak mau berurusan sama Adam."

Pintu ruangan Hasya dibuka, membuat semua orang di dalamnya seketika diam, terutama Farez dan Geri yang masih saja beradu mulut.

"Yo, Ga!" sapa Samuel kepada Gara.

"Bang!" sahut Gara dan mereka bertos ala laki-laki.

Anggi menyenggol pelan lengan Hasya. "Sejak kapan Bangar sama kak Sam akrab?" tanya Anggi pelan.

Hasya menggelengkan kepala. Kemudian, kembali menyimak pembicaraan Samuel dan Gara.

"Udah lama lo pada di sini?" tanya Samuel kepada Gara.

"Lumayan bang, dari pulang sekolah." jawab Gara. Gara mengalihkan tatapannya ke arah teman-temannya yang terdiam sambil menatap bingung Samuel di depannya.

"Ini bang Samuel, kakaknya ceb- Hasya maksudnya." ucap Gara meralat ucapannya. Teman-temannya langsung mengangguk mengerti.

"Gue Farez bang, kapan-kapan nongkrong bareng lah kita," ucap Farez bersikap sok asik.

"Ayoklah, gass!" jawab Samuel.

"Gue Geri bang, bisa Abang liat kan. Gue yang paling gamteng disini." ucap Geri dengan tak tahu malunya.

Samuel hanya menggeleng sambil terkekeh mendengarnya. Ada-ada saja kelakuan ABG di depannya ini.

"Gue Aldo bang. Kalo urusan mabar-mabar ke gue aja." ucap Aldo memperkenalkan diri.

"Yoklah, kapan-kapan mabar ML kita," jawab Samuel cepat, jika masalah game di sangat antusias pokoknya.

"Gue Jeno bang," ucap Jeno singkat, padat, dan jelas.

About Hidden Feelings:) [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang