3. KETEMU LAGI!

50 25 6
                                    


Happy reading...

Malam ini, dengan dibalut Hoodie oversize berwarna putih dengan karakter RJ, BT21 ditengahnya dan trening hitam panjang miliknya. Hasya berjalan menyusuri trotoar untuk menuju ke minimarket depan komplek rumahnya. Jangan berfikir bahwa Hasya akan belanja untuk kebutuhan di dapur, karena kenyataanya gadis manja ini sedang belanja untuk kebutuhan kamar pribadinya.

Tentu saja harinya tidak akan lengkap tanpa snack kentang dan susu stroberi. Hilang saja dua pemandangan itu dari kamar Hasya, maka seketika itu pula Hasya akan merasa di ambang kehidupan. Lebay memang.

Setelah sampai di minimarket, Hasya langsung berjalan menyusuri rak-rak makanan ringan. Tangannya sibuk memilah beberapa snack kentang dengan berbagai varian rasa, alisnya sedikit menukik saat dia menimbang-nimbang apakan dia harus mencoba Snack lain atau tidak. Setelah selesai memilih snack dan beberapa kotak susu rasa stroberi, kakinya langsung melangkah menuju kasir untuk membayar semua belanjaannya.

"Semuanya Rp. 120.000 kak," ucap penjaga Kasir dengan ramah.

"Iya mbak bentar," jawabnya sambil mengeluarkan satu kartu kredit dalam dompetnya.

"Mohon maaf kak, di minimarket ini cuma bisa pakai uang cash kak." ucap Kasir tersebut sambil mengembalikan lagi kartu kredit milik Hasya.

"Yahh gimana dong mbak. Saya nggak bawa uang cash ini," ucap Hasya sambil memelas. Hasya sedikit merutuki kebodohannya yang lupa bahwa minimarket ini tidak seperti ind*mart yang bisa pakai kartu kredit jenis apapun.

"Gini aja kak, kakak bisa tarik tunai di—

"Mbak, ini satu yah," ucap suara dibelakang Hasya sambil menyodorkan satu botol minuman bermerek ke meja kasir. Hasya yang merasa kenal dengan suara itu spontan menoleh kebelakang.

"Lo?!" Teriaknya dengan kaget.

Tampak orang itu sama kagetnya dengan Hasya. "Lo ngapain disini? Mau nyolong?" Yapp bisa di tebak siapa yang bertemu dengan Hasya saat ini. Memang siapa lagi yang memanggil Hasya dengan sebutan Tukang Nyolong selain Gara?

Mata Hasya mendelik nyalang. "Sembarangan! Gue nggak perrnah nyolong yah."

Gara hanya tersenyum remeh. "Halah, tapi kemaren lo nyolong boneka kayak baju lo itu,"

"Udah dibilang gue nggak nyolong!" Semprot Hasya sambil menatap marah kepada Gara.

"Ehh, Nyolong?" Hasya dan Gara kompak mengalihkan tatapan mereka kepada penjaga kasir yang tampak bingung sambil menatap Hasya waspada.

"Ehh, nggak kok mbak. Emm Sa–saya nyolong hatinya maksudnya mbak," jawab Hasya gugup karena merasa di intimidasi.

Baru saja Gara hendak membuka suara, namun Hasya langsung menghentikannya sambil menggeretnya keluar minimarket. "Hehehe.. kita permisi keluar bentar mbak, sumpah deh cuma diluar. Pacar saya emang suka gini mbak, permisi yah.."

Sampai di luar minimarket, Gara berdehem pelan yang membuat Hasya langsung melepaskan tangannnya dari ujung jaket milik Gara yang ia tarik barusan.

"Lo tuh apa-apaan sih, lo niat malu-maluin gue di depan mbak tadi?" tanya Hasya ngotot.

"Kenapa? Lo merasa malu? Makanya tobat bol, jangan ngulang lagi." jawab Gara dengan tak berdosanya.

"Bol?"

"Iya cebol, kenapa?"

Sungguh rasanya Hasya ingin membakar hidup-hidup orang di depannya ini. Jika tak ingat bahwa mereka masih berada di depan minimarket, sudah bisa hanya pastikan kalau wajah sok tidak berdosa milik orang didepannya ini akan hangus dibakar olehnya.

About Hidden Feelings:) [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang