15. AYAH BERUBAH

14 4 2
                                    

Happy Reading..

Hasya berdecak malas karena sedari jam istirahat berbunyi, Adam selalu mengekor kepadanya. Dirinya menatap sengit kearah Adam yang meminum es teh didepannya dengan wajah tak bersalah.

"Kak Adam tumben masuk sekolah," ucap Anggi kepada Adam.

"Ada tugas penting soalnya," jawab Adam dan memberikan kode dengan menaik turunkan alisnya kepada Hasya.

Hasya bergidik melihatnya, dirinya memutuskan bangkit untuk meninggalkan kantin. Dia masih kesal dengan Adam, sepertinya Adam memang bersungguh-sungguh mengatakan bahwa ia menyukai Hasya terbukti dari spam pesan yang Adam kirimkan kepada Hasya. Bahkan Hasya semalam sempat mem-block nomor Adam namun siapa sangka, Adam kembali spam dengan nomor yang baru. Menyebalkan bukan!

Hasya bangkit dari bangku dan diikuti oleh Anggi dan Adam dibelakangnya. "Bisa nggak sih, lo berhenti ngikutin gue! ganggu tau gak!" ucap Hasya karena sudah tidak tahan dengan kelakuan Adam. Anggi bahkan sempat tersentak mendengar ucapan kesal Hasya yang terkesan seperti bentakan setelah dari tadi Hasya menutup mulut, enggan bersuara.

"Ma-maaf Sya.." ucap Anggi terdengar lirih sambil menundukkan kepala.

Hasya gelagapan. Tidak, Anggi sekarang salah sangka. Padahal ucapannya barusan ia tujukan untuk Adam.

"Bukan lo Nggi, tapi noh. Temen lo!" jawab Hasya tersengar sinis.

Anggi menolehkan kepalanya kepada Adam yang masih mempertahankan wajah tanpa dosanya. "Kak Adam ngapain ngikutin Hasya?" tanya Anggi polos.

"Erghhh dahlah. Ayok Nggi, masuk kelas!" ucap Hasya merasa frustasi. Kenapa teman satu-satunya harus memiliki otak selemot ini.

Hasya menarik tangan Anggi kemudian memberikan tatapan tajam kepada Adam. Seolah memperingati  agar Adam berhenti mengikutinya.

Adam hanya terkekeh melihatnya. Dia sekarang berhenti melangkah dan menatap punggung Hasya yang semakin menjauh, dengan Hasya yang sesekali menoleh kebelakang, mengawasi dirinya.

•••

Bel pulang berbunyi, para siswa kini berbondong-bondong keluar dari kelas mereka. Menyisahkan Hasya dan Anggi yang masih memasukkan buku-buku mereka kedalam tas.

"Ayok," ucap Hasya begitu mereka selesai memasukkan buku kedalam tas.

Mereka berjalan dikoridor yang masih tampak ramai, terdapat beberapa siswa yang masih asik bercengkrama dengan teman-teman mereka yang mungkin berasal dari kelas lain.

Hasya sesekali menoleh was-was, takut jika Adam akan kembali membuntutinya. Namun akhirnya dia mengembuskan nafas lega begitu sampai di parkiran dan tidak melihat tanda-tanda Adam yang mengikutinya.

Hasya dan Anggi melihat Gara beserta keempat temannya sudah nangkring diatas motor mereka. "Dihh, tu pipi kenapa bang?" tanya Anggi heran melihat bekas memerah di pipi Gara.

"Pftt, biasa Nggi. Ada dekel yang nembak Gara, tapi Gara tolak. Ehh dekelnya ngamuk sampe tampar pipi Gara," bukan Gara yang menjawab, tapi Farez sambil menahan tawanya.

Anggi tertawa mendengarnya, begitupula dengan Hasya. "Kalo aku ku bales tuh," ucap Anggi.

"Gue nggak ngelawan cewek," jawab Gara membela diri.

"Nggak ngelawan apaan," jawab Hasya dengan suara kecil namun bisa didengar Gara. Jelaslah, mengingat pertemuan pertama mereka saat Gara yang dengan kasar menarik tas milikknya. Dan dengan enteng Gara mengatakan bahwa dia tidak melawan perempuan?

About Hidden Feelings:) [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang