3. DIARY

53 27 6
                                    


Happy reading..

"Sya kata anak-anak lo ngelawan Nadine ya?" ucap Farez kepada Hasya saat mereka bertemu di parkiran sekolah.

Berita tentang Hasya yang melabrak Nadine memang menyebar dengan cepat di seluruh penjuru sekolah. Sebagian dari mereka merasa kagum akan keberanian gadis itu dan sebagian juga mencela dengan alih Hasya hanya cari perhatian.

Hasya menoleh sambil memasang helm dikepalanya. "Gue nggak ngelawan kok kak, cuma nyalahin Nadine aja," jawabnya sambil terkekeh.

"Sumpah, cuma lo sama Gara doang emang yang berani ngelabrak Nadine cs." ucap Aldo bertepuk tangan.

"Lebay deh," jawab Hasya sambil tertawa.

"Kok kalian nggak bareng Bangar lagi?" tanya Anggi saat melihat hanya ada empat orang sahabat kakaknya di depannya.

"Ke toilet, palingan ntar lagi dateng," jawab Jeno dengan wajah datarnya. Anggi hanya mengangguk tanda mengerti.

"Nggi, lo bareng kakak lo?" tanya Hasya yang sudah naik ke atas motor matic-nya.

"Iya Sya,"

"Ya udah, gue duluan yah. Mau ke kantor bokap gue dulu."

"Duluan ya Nggi, kak.." pamit Hasya sebelum motornya meninggalkan area parkir sekolah.

Tepat setelah motor Hasya keluar dari gerbang sekolah, Gara datang dengan satu tangannya yang masuk ke kantong celana dan langsung menghampiri Anggi dan teman-temannya.

"Ayok pulang, Nggi," ucapnya sambil menyodorkan helm bergambar panda kepada Anggi dan langsung di teriman dengan baik olehnya.

"Ehh, lo udah liat temen barunya Anggi belom? Buset, cakep banget.. terus berani ngelabrak Nadine CS lagi, gila nggak tuh," ucap Farez menggebu-gebu.

"Lo punya temen baru? Kok nggak bilang?" tanya Gara kepada Anggi, mengabaikan Farez yang tampak menahan kekesalannya karena di abaikan.

Anggi mencebikkan bibir, "gimana mau bilang, kalo abang aja dari tadi sibuk mulu."

"Namanya juga kelas 12. Ntar lo juga ngersain," jawab Gara sambil mengusap puncak kepala adikknya.

"Tapi kak Farez sama yang lainnya nggak tuh," ucap Anggi lagi.

"Mereka kan nggak punya kesadaran. Kayak nilai mereka gede aja sok-sokan santai. Nggak lulus baru nyesel," jawab Gara berusaha menyindir teman-temannya.

"Teross!! Gibahin aja teros! Kita kan nggak ada disini!" ucap Geri sewot.

Aldo pun menatap Gara kesal. "Do'a lo Ga!"

Gara terkekeh kecil menanggapinya. "Baperan lo pada!"

"Pokonya temen lo tuh besok harus ketemu gua. Gua mau nilai, pantes nggak dia jadi temen lo!" ucap Gara lagi kepada Anggi.

Gara merupakan seorang kakak yang posesif kepada adiknya, dirinya tak mau adiknya terjerumus ke hal yang salah karena pergaulan. Maka dari itu, setiap ada yang ingin dekat walaupun sekedar berteman. Gara harus tau betul watak dan sifat orang tersebut sebelum ia izinkan menjadi teman adik semata wayangnya.

"Iya deh, besok aku bawa ketemu sama abang," jawab Anggi.

"Ya udah, kita duluan ya.." ucap Gara kepada keempat sahabatnya. Dan setelahnya berlalu meninggalkan area sekolah dengan Anggi yang berada di boncengannya.

"Sama adek aja posesif, gimana sama pacarnya coba." ucap Aldo sambil menatap kerarah Gara dan Anggi yang mulai menghilang dari pandangannya.

"Emang dia punya pacar?" Tanya Farez.

About Hidden Feelings:) [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang