13. MEMALUKAN

22 6 0
                                    

Jangan lupa tinggalin jejak🥰
Happy Reading..

Gara memarkirkan motornya di depan gerbang rumah Hasya. Hasya langsung turun dan hendak masuk ke rumah begitu saja kalau tangannya tidak dicekal oleh Gara.

"Bilang apa?" tanya Gara.

"Apa," jawab Hasya singkat.

Gara melepaskan helmnya dan menatap Hasya. "Makasih gitu, udah dianterin malah nyelonong aja. Gue bukan tukang ojek!" ucap Gara kesal.

"Gue nggak bilang tuh. Tapi muka lo emang cocok sih jadi tukang ojek," jawab Hasya sambil menahan tawanya.

"Dahlah gue balik!"

Hasya mengangguk cepat mendengarnya. "Buruan sono. Sakit mata gue liat lo lama-lama."

Gara mengelus dada, mencoba mengontrol kesabarannya yang sedang diuji oleh makhluk didepannya ini.

setelah mengklakson motornya sekali, Gara langsung pergi meninggalkan pekarangan rumah Hasya. Hasya sendiri langsung masuk begitu motor Gara hilang dari pandangannya.

"Sejak kapan sekolah pulangnya jam setengah 6?"

Hasya terlonjak kaget begitu membuka pintu dan mendapati Ferdian tengah menatap tajam ke arahnya.

"Ayah udah pulang?" bukannya menjawab pertanyaan dari Ferdian, Hasya malah balik bertanya.

Ferdian menatap tajam kerarah Hasya. "Ditanya malah balik nanya. sudah sana kamu mandi!" ucap Ferdian dengan nada sedikit membentak, Hasya menunduk takut kemudian menganggukan kepala.

"Mulai berani sekarang!" walaupun Ferdian berucap dengan pelan, namun Hasya masih bisa mendengar apa yang ayahnya itu ucapkan. Hasya heran, tidak biasanya ayahnya bersikap seperti itu kepadanya, apa sekarang ayahnya mulai peduli kepadanya? atau ada hal lain?

🍁

Suasana kantin saat ini tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Kantin yang semulanya ricuh, berubah menjadi hening seketika saat Adam datang dan langsung duduk bergabung di bangku yang sama bersama Gara dan yang lainnya.

Adam melirikan mata ke sekitarnya yang langsung saja membuat mereka menundukkan kepalanya dalam-dalam, tak berani menatap manik kelam milik Adam secara langsung.

"Cari sensasi duduk disini?" tanya Gara.

"Bukan milik lo kan? Jadi terserah gue mau duduk dimana," jawab Adam enteng.

Karena suasana kantin yang hening, mereka bisa mendengar apa yang dua rival ini bicarakan. Rasanya seperti merinding, apalagi mendengar suara rendah dari keduanya.

Hasya dan Anggi yang baru datang ke kantin pun dibuat bingung dengan kondisi saat ini. Mata Hasya menelusuri penjuru kantin dan dia baru paham apa yang terjadi, pasti karena dua siswa itu.

"Abang lo tuh," ucap Hasya kepada Anggi.

Anggi menoleh dan matanya membola melihat Gara dan Adam yang duduk di bangku yang sama. Tiba-tiba senyumnya terbit begitu saja, Anggi langsung menghampiri keduanya dan mengambil posisi duduk di sebelah Adam yang berhadapan dengan Gara.

"Udah baikan ya?" tanya Anggi. Satu penghuni kantin dibuat makin tegang kala mendengar pertanyaan polos dari Anggi.

Adam tersenyum tipis mendengarnya. Matanya keseluruh atensi penghuni kantin yang tengah menatap kearahnya. "Liat apa?" ucapnya dengan nada dingin.

About Hidden Feelings:) [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang