PROLOG

152 33 17
                                    

Happy Reading..

Gara mengatupkan mulutnya, berusaha untuk tidak mengeluarkan umpatannya kepada gadis yang ada di depannya saat ini. Di tendang sampai jatuh oleh seorang gadis, terlebih di tempat umum. Sungguh Gara tidak pernah membayangkan hal ini akan terjadi dalam hidupnya.

Matanya menunjukkan kekesalan luar biasa yang sedari tadi di pendamnya. Dengan kasar, dibersihkannya bagian seragamnya yang terlihat kotor menggunakan telapak tangannya. Dirinya berdecih melihat gadis kecil yang barusan menendangnya mendongakkan kepala, seakan menantangi dirinya.

"Nggak sopan nuduh-nuduh orang sembarangan!" ucap gadis di depannya sambil merebut paksa tote bag yang berada di tangan Gara.

"Gue nggak nuduh! Mata gue tadi lihat yah kalo lo udah nyolong boneka awan-awanan di toko tadi!" jawab Gara membela diri.

Tampak gadis di depannya ini sama kesalnya dengan dirinya. "Gue nggak nyolong!"

"Bohong!" ucap Gara sambil merebut kembali tote bag milik gadis tersebut.

"Ngeyel banget sih. Udah gue bilangin juga! Mau gue hajar lo?" gadis tersebut dengan cepat langsung kembali merebut Tote bag miliknya sambil mendorong Gara hingga Gara tersungkur untuk kedua kalinya. Catat, untuk kedua kalinya.

Gara berdiri, mengabaikan tatapan orang-orang di sekitarnya. Matanya menatap tak percaya dengan gadis kecil didepannya ini, tenaganya sungguh tidak bisa dikatakan biasa saja mengingat tubuhnya yang hanya sebatas bahu Gara.

"Wahh.. lo bener-bener yah! Lo gengster ya?" ujar Gara masih dengan tatapann tak percayanya.

"Gue bukan gengster! Tukang nuduh banget jadi orang." jawab gadis tersebut dengan menahan amarah.

"Kan.. Emang gak beres lo. Masih kecil aja udah nggak bener, gimana nanti pas gede?"

Gadis tersebut tampak memalingkan wajahnya jengah, sungguh dirinya juga tidak berharap akan bertemu dengan makhluk sejenis Gara ini dalam hidupnya "Gue lebih tua daripada lo yah! Sembarangan ngatain gue masih kecil. Nggak sopan banget lo jadi orang." 

Gara tersenyum miring menanggapinya. Hei, walaupun gadis ini tidak memakai seragam, sangat kentara sekali kalau gadis di depannya ini masih anak sekolahan. Bahkan adik kelasnya mungkin.

"Masa sih? Orang cebol gini." ucap Gara sambil tersenyum mengejek.

"Lo bener-bener minta di hajar yah!"

"Ya bener kan? Udah dehh ngaku aja. Selain tukang nyolong, lo juga tukang kibul yah." jawab Gara masih berusaha mendesak gadis itu untuk mengaku.

"Nggak usah sotoy yah 'Tukang Nuduh'!" jawab gadis itu sambil menekan kata 'tukang nuduh' untuk Gara.

Gara tidak habis pikir dengan gadis di depannya ini. Apa susahnya sih, mengaku terus minta maaf. Sungguh gadis ini benar-benar menguji kesabarannya.

Bibirnya menyeringai saat sebuah ide terlintas di pikirannya "Lo bilang lo lebih tua dari gue kan. Kalo gitu ayok pacaran!" ucapnya sambil berjalan mendekat ke arah gadis itu.

Tampak gadis itu bingung dan terlihat gugup "Ehh apaan sih lo! Nggak usah deket-deket gue." ucapnya sambil berjalan mundur.

"Ayok jadian. Gue suka sama yang yang lebih tua dari gue," Gara semakin maju dan menarik pelan tangan gadis itu.

"Lepas nggak. Gila lo yah!"  ucap gadis itu sambil berusaha menarik cekalan tangannya dari tangan Gara.

"Iya.. gue gila karena lo! Ayok kita pacaran."

Tampak gadis itu semakin panik, terlebih saat Gara semakin dekat dengannya.

"Lepas gak! Gue masih kecil, gue nggak mau pacaran!" ucap gadis itu spontan. Sadar akan ucapannya, gadis itu menutup mulut dan merutuki kebodohannya.

About Hidden Feelings:) [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang