Part 6

264 26 0
                                    

"Sahabat itu selalu ada
disetiap suka maupun duka. Bukan disaat kita sukses saja tetapi disaat kita sedang susah juga. Itulah gunanya sahabat."
_____________________________________________

Bu Nyai mengetuk pintu Kamar Aminah nomer 16. Tak lama pintu terbuka menampilkan  sosok wanita cantik dengan balutan gamis, kemungkinan satu tahun lebih tua dari Chayra.

"Siska, ini Chayra. Chayra ini yang akan jadi teman sekamar kamu!" ujar Bu Nyai

"Enggeh Umi" kata Siska

"Nanti kamu ajak dia jalan-jalan keliling pesantren ya!" perintah Bu Nyai

"Na'am Umi" ujar Siska

"Yasudah kalo gitu Umi mau ngecek santri yang lain ya......" ujar Bu Nyai

"Enggeh Umi"

"Assalamu'alaikum Warahmatullohi Wabarokatuh"

"Wa'alaikumsalam Warahmatullohi Wabarokatuh"

"Masuk yuk" ajak Siska

Mau tak mau Chayra harus menurut karena ia sudah jadi santri disini.

"Ini kasur kamu dan juga lemari kamu" Siska menunjuk kasur beserta lemari yang berada di sebelah kasurnya.

Chayra mulai mengeluarkan bajunya satu persatu untuk ia masukkan ke dalam lemari.

"Mau ana bantuin?!" tawar Siska

Chayra tersenyum. "Gak usah Mbak!"

"Jangan panggil Mbak, panggil nama aja. Nama ana Siska Intan Ardiyanti, panggil Siska aja" pinta Siska

"Gak enak Mbak, nanti dikira ana gak sopan" ujar Chayra yang terus fokus dengan kegiatan menata bajunya.

"Gak papa. Oh ya nama anti siapa?" tanya Siska

"Chayra Rahmah Fatimah" jawab Chayra

"Nama yang bagus. Panggilannya apa?" tanya Siska lagi

"Terserah anti aja" kata Chayra

"Chaca aja gimana. Eh ya anti bisa bahasa Arab!" ujar Siska

Panggilan itu mengingatkan Chayra pada seseorang. Seseorang yang pernah mengisi hatinya dan mengisi hari-harinya. Seseorang yang selalu ada disamping Chayra saat suka maupun duka. Seseorang yang menjadi penyemangat Chayra dan yang selalu membuat Chayra bahagia. Ah! Chayra rindu saat-saat itu, ingin rasanya kembali pada masa itu dimana Chayra sangat bahagia bersamanya. Tetapi Chayra tidak mungkin bisa memutar waktu lagi untuk kembali pada masa itu. Sedih? Ya memang. Rindu? Iya.

"Kayak permen aja. Sebenarnya gak banyak sih cuman dikit yang ana bisa. Karena setiap habis setor hafalan Abi ana selalu ngajarin ana dan adik ana Bahasa Arab" tutur Chayra dengan berusaha menahan tangisnya.

"Anti udah hafal berapa juz?" tanya Siska

"Masih 10 juz" jawab Chayra

°°•••°° 

Nabila terus mondar-mandir karena sejak tadi sahabatnya itu tidak bisa dihubungi. Siapa lagi sahabat Nabila kalau bukan Chayra.

Bidadari Pesantren Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang