Part 15

391 34 19
                                    

"Ini semua sudah takdir, jadi jangan terlalu bersedih!"
_______________________________________________

Chayra rencananya ingin pergi ke pasar bersama Siska. Untuk membeli barang-barang yang sudah habis. Abi Abas juga baru saja mengiriminya uang.

"Sis jadi enggak ih?" tanya Chayra pada Siska yang sedang sibuk membaca buku.

Hari ini sekolah libur karena para Ustadz dan Ustadzah sedang rapat.

Siska menatap Chayra. "Jadi kemana?" Tanya Siska balik. "Ke kolong jembatan!" ketus Chayra.

"Ngapain mau ngamen?" gurau Siska sambil terkekeh. "Ck, ayolah... Aku kan gak tau dimana pasarnya!" desak Chayra sambio menggoyang-goyangkan lengan Siska.

"Yaudah ayo kalo gitu!"

"Nah gitu dong dari tadi." Chayra bersorak senang dan setelah itu Chayra mengambil tas miliknya.

"Yuk lah!!" ajak Chayra bersemangat. "Sabar napa sih, tapi harus izin Kyai dulu!"

"Asiapp..."

Chayra dan Siska berjalan berdampingan keluar kamar, tak lupa Siska mengunci pintu kamarnya. Di kamar itu hanya ada dua orang, yang lainnya sudah lulus atau sudah tidak mondok lagi.

Setelah selesai mengunci pintu mereka berjalan menuju ndalem untuk meminta izin.

"Assalamu'alaikum." salam mereka ketika sudah sampai ndalem.

"Wa'alaikumsalam eh kalian hayuk masuk!" ajak Bu Nyai.

"Silahkan duduk!" titah Bu Nyai. "Ada apa nih kalian kesini?"

"Begini Bu Nyai kita mau minta izin, kita mau ke pasar apa boleh Bu Nyai?"

"Ya boleh dong asalkan habis dari pasar langsung pulang! Jangan kelayapan kemana-mana!"

"Enggeh Bu Nyai."

"Yaudah kita pamit ya Bu Nyai, Assalamu'alaikum." Mereka menyalami tangan Bu Nyai sebelum keluar.

"Wa'alaikumsalam hati-hati!"

"Na'am."

Chayra dan Siska berjalan meninggalkan ndalem.

"Eh Cha nanti sebelum ke pasar kita ke rumah Kakek Muran dulu ya!" ujar Siska. "Ha siapa tadi Kakek Muran?" tanya Chayra ulang.

"Iya Kakek Muran katanya beliau lagi sakit keras. Anak dan cucunya juga lagi ngumpul!"

"Kok kayak nama kakek aku ya!" pikir Chayra.

"Cha gimana mau gak?" tanya Siska membuat Chayra sadar dari lamunannya.

"Eh iya mau."

"Rumah nya gak terlalu jauh sama pasar!" sahut Siska.

"Kita jalan kaki atau naik ojek?" tanya Siska ketika mereka sudah berada di pinggir jalan raya. "Jalan kaki aja deh hemat biaya." balas Chayra.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bidadari Pesantren Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang