Part 8

246 24 1
                                    

"Teman sejati adalah dia yang memberimu nasehat ketika melihat kesalahanmu dan dia yang membelamu saat kamu tidak ada" 
_______________________________________________

Hari ini Chayra mulai masuk sekolah. Jadi ia harus bersiap-siap terlebih dahulu.

"Sis," panggil Chayra

Siska hanya menoleh sekilas dan kembali melanjutkan aktivitasnya yaitu memakai hijab.

"Hmm?"

"Ning Marissa hari ini ya datengnya?!" tanya Chayra

"Iya, kita harus jaga sikap kalau Ning Marissa dan keluarganya dateng" jawab Siska

"Kemungkinan Ning Marissa akan tinggal disini beberapa hari...sebelum berangkat ke Mesir lagi" ujar Siska

"Ning Marissa sekolah di Mesir?" tanya Chayra

Siska mengangguk untuk menjawab pertanyaan Chayra.

"Cha, kamu nanti nyuci baju gak? Kalau iya nanti bareng aku aja" tutur Siska

"Iya aku nanti nyuci baju...daripada besok-besok, malah numpuk lagi" kata Chayra

"Udah siap kan?" tanya Siska dan dibalas anggukan oleh Chayra.

"Kuy lah berangkat" ujar Siska dengan bahasa gaul jaman sekarang.

Chayra tersenyum. "Kuy"

Mereka berdua berjalan keluar kamar dan mulai melangkahkan kakinya menuju sekolah.

Diperjalan mereka berdua tidak cuman diam saja tapi mereka berdua menyenandungkan Sholawat.

"Eh Sis, Gus Hanif itu kelas berapa sih?" entah darimana keberanian itu muncul untuk menanyakan tentang Gus Hanif.

Siska menghentikan Sholawat nya. "Gus Hanif kelas XII"

"Ouh, terus Ning Marissa itu kelas berapa di Mesir?" tanya Chayra lagi

"Sama kayak Gus Hanif" jawab Siska dan melanjutkan bersholawat lagi yang sempat terhenti tadi.

"Aku denger-denger Ning Marissa kalau udah lulus mau dijodohin sama Gus Hanif? Itu bener ya?" ada yang mengganjal di hati Chayra ketika mengucapkan perjodohan antara Gus Hanif dan Ning Marissa.

Sejujurnya Chayra belum pernah merasakan jatuh cinta setelah cinta pertamanya tiba-tiba pergi tanpa kabar. Iqbal Misca Sanjaya cinta pertama Chayra Rahmah Fatimah. Perasaan Chayra terhadap Iqbal apakah masih sama? Jawabannya iya, dari dulu sampai sekarang rasa itu tetap sama tak ada yang berubah.

"Katanya sih gitu, tapi itu juga belum pasti," jawab Siska

Chayra mengangguk paham. Dan memilih mengikuti Siska yang sedang bersholawat.

Tak terasa Chayra dan Siska sudah sampai di sekolah.

"Cha, aku ke kelas dulu ya. Assalamu'alaikum" pamit Siska dan segera berlalu menuju kelasnya.

"Wa'alaikumsalam" balas Chayra

Chayra menghela nafas. "Bismillah"

Chayra melangkahkan kakinya menuju ruang kepsek terlebih dahulu sebelum menuju kelasnya.

Tok...tok...tok...

"Assalamu'alaikum" salam Chayra sambil mengetuk pintu.

Terdengar jawaban salam dari dalam dan akhirnya pintu pun terbuka.

Bidadari Pesantren Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang