"Kenapa setiap perpisahan itu menyakitkan?"
______________________________________________
Nabila sudah kembali ke Jakarta tadi pagi. Sekarang Siska dan Chayra akan berangkat sekolah. Oh ya Chayra akhirnya naik ke kelas 11, jadi ia harus lebih giat belajar dan harus bisa membagi waktu.
Btw Gus Hanif juga sudah mulai masuk kuliah jadi pria itu sedang sibuk dengan MABA.
"Eh itu novel siapa?" tanya Siska sambil menunjuk sebuah novel yang tergeletak di lantai.
Chayra mengambil novel itu. "Ini novel dari Nabila. Kok bisa ada disitu?"
"Ya mana aku tau!"
"Yaudah yuk berangkat nanti kalo telat kamu nangis... Aku yang repot." gurau Siska.
"Aku gak pernah nangis tuh kalo telat." hardik Chayra."Masa?" Siska menaik turunkan kedua alisnya.
Chayra menatap Siska cemberut. Karena Siska tak berhenti menggodanya. "Iya Siska!" geram Chayra.
"Oh ya aku lupa ngasih tau!"
"Apa?"
"Nanti kamu dapat bimbingan dari Gus Hanif setelah Gus Hanif pulang kuliah." jawab Siska.
"WHAT!!!"
"Kamu gak bohong kan?" tanya Chayra dengan raut wajah sedikit terkejut.
"Enggah lah ngapain juga aku bohong!"
"Kenapa yang ngasih bimbingan Gus Hanif? Kenapa gak yang lain aja?"
"Biasanya yang ngasih bimbingan itu Bu Nyai!"
"Tapi karena Bu Nyai lagi sibuk ngurusin acara aqiqahan cucunya jadi gak bisa."
"Kalo bukan Gus Hanif siapa lagi? Masa Gus Hanafi, endingnya malah di gombalin!"
"Iya juga ya." Chayra membenarkan hijabnya.
Tak terasa mereka sudah sampai di sekolah. Mereka saling melambaikan tangan.
"Belajar yang bener ya! Nanti kita ketemu disini lagi setelah pulang sekolah!"
"Ashiappp." Chayra mengacungkan satu jempolnya pada Siska.
"Yaudah aku duluan, Assalamu'alaikum." ujar Siska sambil berlalu pergi ke kelas.
"Wa'alaikumsalam." Chayra juga melangkahkan kakinya menuju kelas.
Pelajaran pertama adalah Bahasa Arab, Chayra sedikit kebingungan karena ia tidak terlalu bisa berbahasa Arab. Untung saja Ustadzah nya baik mau mengajarkan Chayra bahasa Arab.
Bel istirahat berbunyi, seperti biasa Chayra dan santriwati lainnya Sholat Dhuha di masjid terlebih dahulu sebelum membeli makanan di kantin.
Setelah selesai Sholat barulah mereka berbondong-bondong menuju kantin.
Hari ini Chayra memutuskan untuk pergi ke perpustakaan saja untuk meminjam buku bahasa Arab. Chayra tidak terlalu suka membaca tapi kalo novel dia sangat suka. Seperti halnya dengan Nabila, yang membuat Chayra suka dengan novel adalah Nabila.
Setelah mendapatkan bukunya baru Chayra pergi ke kantin.
Kantin sudah dipenuhi oleh para santriwati yang sedari tadi perut mereka sudah berbunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Pesantren
Teen FictionCover by: nandania10 *** Gimana perasaan kalian jika kalian dipaksa masuk pesantren sama orang tua kalian dan kalian tidak mau. Pasti kesal bukan. Ya itulah yang dirasakan oleh gadis cantik berhijab biru itu. Chayra Rahmah Fatimah nama yang sang...