Gadis Misterius

66 13 8
                                    

        Setelah jam belajar berakhir semua siswa harus berkumpul di aula karena ada pertunjukan dari semua ekstrakurikuler disekolah itu.

Pada saat Aku dan teman akrabku sejak SMP yaitu Iori sedang berjalan menuju aula, Aku berfikir untuk menceritakan tentang gadis yang kutemui di ujung jalan.

"Hey, Iori"

"Ada apa?, Lagi ada masalah?" Dengan tertawa Dia menanggapiku.

Untuk tetap menjaga topeng aku menjawab.

"Memangnya wajahku menunjukan kalau ada masalah?"

Jawabanku itu cukup untuk membuatnya serius.

"Lalu apa?"

"Kemarin saat aku pulang, aku bertemu dengan gadis yang sangat cantik"

"Apaa??!!, Apakah kamu sudah mengajaknya bicara?"

"Setelah aku mengembalikan topinya,dia berterimakasih dan langsung pergi"

"Lalu apakah kamu bertemu dengan dirinya lagi hari ini?"

"Pagi tadi aku melihatnya masuk gerbang sekolah ini, dan dia juga memakai seragam yang sama dengan kita, mungkin dirinya juga belajar di sekolah ini"

"Bagaimana ciri-cirinya?"

"Rambut panjang dan pirangnya yang indah, wajah yang sangat cantik, bibir yang mempesona, dan tubuh kecil yang membuatku ingin memeluknya"

Setelah mendengar jawabanku, wajah Iori terlihat sedikit terkejut, dan berkata.

"Tunggu dulu, sepertinya aku pernah lihat gadis yang seperti itu"

Aku tak sadar jika Dia( gadis yang dimaksud) berpapasan denganku saat aku masih asyik mengobrol dengan Iori.

Setelah kegiatan pertunjukan ekstrakurikuler berakhir, Iori bertanya kepadaku.

"Kau akan pilih yang mana, Tomo?"

Aku terkejut dia menanyakan hal yang sepele ini, seharusnya dia sudah tahu apa yang akan kupilih, karena aku tak percaya, maka aku bertanya. "Pastinya kau sudah tahu kan?"

"Kalau begitu aku akan ikut gabung di klub Sastra Klasik bersamamu" Jawabnya.

Karena situasi yang cukup membosankan, aku berfikir untuk bercanda dengannya.

"Memangnya kamu tidak akan bosan jika selama ini bersamaku?"

Aku melihat wajahnya sedikit kesal, dan ia berkata.

"Apakah kau ini sedang mengujiku Haa??"

Entah kenapa, rencana yang Ku buat berjalan dengan sempurna itu rasanya cukup menyenangkan.

Disaat aku sedang menunggu Iori untuk pulang, aku melihat gadis yang aku temui dijalan sedang berbincang-bincang dengan kepala sekolah.

"Siapa gadis itu? Dari mana asalnya? Siapa keluarganya? Kenapa dia begitu akrab dengan kepala sekolah?"

Fikiranku kacau karenanya.

Karena aku terlalu fokus memerhatikannya, hingga aku terlupa tentang Iori.

Beberapa detik setelah itu Iori mengejutkanku dengan memukul bahuku, dan berkata.
"Oii!! Tomo"

Karena aku sedikit kesal karena tingkahnya, aku memukul kepalanya dan aku mengatakan.

"Jangan selalu mengagetkanku Iori"

"Maaf-maaf"

"Memangnya kau sedang memerhatikan apa dari tadi?"

"Aku dari tadi sedang memerhatikan gadiss...."

Aku melihat sekeliling, dan aku tak menemukan gadis itu dimanapun. Ini seperti harimau telah kehilangan mangsanya.

Karena aku melamun terlalu lama, Iori membentakku karena aku tak kunjung menjawabnya.

"Heii... Tomoo!!"

"Ehh... Maaf-maaf"

"Gadis siapa yang kau maksud?"

Pertanyaan yang selalu terngiang-ngiang di kepalaku coba ku tanyakan kepada Iori.

"Gadis yang ku ceritakan tadi sedang berbicara dengan kepala sekolah yang kejam itu dengan santainya.. memangnya siapa gadis itu?"

Tanpa menjawab pertanyaanku, Iori beranjak pergi dari tempatnya dan menyuruhku untuk mengikutinya.

"Sudahlahh... Ayo kita segera pulang"

Pada malam hari, Aku tak bisa berpaling darinya, Aku tetap memikirkannya, Siapa dia? Dari mana asalnya? Dan apakah dia orang yang akan di jadikan heroin di cerita ini?

Tiba-tiba keheningan pecah dengan berderingnya Hpku.

"Siapa yang telfon malam hari begini?"

Setelah Aku melihat layar Hpku tertulis Iori Hashima.

Apa dia tak memikirkan jam berapa ini?
Dengan kesal aku berkata.

"Kau kira ini jam berapa??"

"Kukira kau sudah tidur"

"Kau jadi ke ekstra sastra kan besok?" Tanyanya.

Karena aku merasa akan ada hal yang membuatku repot besok. Aku mengatakan
"Iyaa, mungkin" Jawab Tomoya.

"Mungkin?"

Aku segera mwnutup telfonnya karena buang-buang waktu.

Entah apa yang ia fikirkan saat tengah malam menelfonku.

Dipagi hari seperti biasa, Aku hanya melihat atap berwarna putih.

Ini gawat!!

Aku terlambat.

Aku tak memikirkan apapun kecuali berangkat sekolah dengan kecepatan flash.

Aku merasa ini sia-sia karena menaiki sepeda dengan kecepatan seperti itu membuatku mengiras banyak tenaga.

Tetapi seketika aku merasa ini ada hasilnya, karenaa...

"Kamu??!!".......

To be continued...

 

TOMOYA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang