Toogaito-senpai

10 9 0
                                    


"Tomo, bagaimana menurutmu?"

Aku berbalik dan menemukan Chizuru dan Eri-Senpai berdiri di pintu masuk Ruang Persiapan Biologi.

Ah ya, kita harus mencari kotak besi kimianya.

Tapi tetap saja, dengan benda-benda yang diletakkan di setiap tempat di ruangan sempit ini, tidak mungkin mencari seperti itu. Hanya dengan observasi saja, kelihatannya tidak ada benda yang mirip dengan kotak besi kimia. Seharusnya bentuk kotaknya adalah kotak bergaya lama dengan gembok yang sudah rusak. Mungkin tadi aku melihatnya tapi aku hanya tidak benar-benar menyadari.

Hmm...

Aku menyilangkan lenganku, melangkah menjauh dari ruangan, dan bertanya pada Toogaito, yang memerhatikan kami, "Apa kau tahu kenapa ruang klub dipindahkan tahun lalu?"

"Tidak. Mungkin mereka hanya mencoba untuk mengisi ruangan yang ditinggalkan klub yang sudah bubar?"

"Berapa banyak kardus yang kau bawa saat kau pindah ke mari?"

Toogaito berpikir sejenak sebelum menjawab, "Kalau diingat-ingat lagi, berapa ya?"

"Kardus-kardusnya?"

"Ya."

Begitu. Kalau begitu pasti ada di sana. Aku hampir saja lupa kalau Toogaito adalah keluarga yang cukup ternama; terasa masuk akal saat aku teringat keadaan keluarganya.

Kurang lebih aku sudah mengetahui di mana antologinya, tapi mendapatkannya akan jadi masalah... Mari kita coba memasang jebakan. Aku berbalik untuk menatap Toogaito.

"Senpai, karena ada banyak barang berserakan, akan sedikit membosankan mencarinya. Mungkin ini akan merepotkanmu sedikit, tapi apa kau keberatan kalau kami meminta para guru untuk membantu kami mencarinya?"

Meski pun ia memasang ekspresi tenang hingga sekarang, alis Toogaito terangkat.

"... Tidak. Sudah kubilang jangan mengacaukan yang ada di dalam sini."

"Kami akan mengembalikan barang-barang ini ke tempatnya kalau sudah selesai. Tolong biarkan kami mencarinya."

"Aku bilang tidak!"

Tiba-tiba ia meninggikan suarnya.

"Oh, aku benar-benar minta maaf, Toogaito-senpai. Tidak apa-apa, tapi sayang sekali."

Chizuru menjawab takut-takut sementara Toogaito terus bicara dengan keras.

"Aku sudah cukup sibuk karena harus menyampaikan ideku pada tim editorial besok. Sebenarnya apa gunanya masuk ke ruangan kami untuk mencari barang? Antologimu tidak ada di sini, jadi pergilah!"

Sementara Toogaito bertambah gelisah, aku hanya menatapnya dengan dingin. Kelihatannya ia masuk dalam jebakan, seperti yang sudah kuduga.

Aku memandang Toogaito sambil tersenyum ramah.

"Senpai, kami tertarik dengan isi kota besi kimia."

"... Apa?"

"Antologi itu seharusnya ada dalam kotak besi kimia. Kalau kau bilang benda itu tak ada di sini, maka pasti tidak ada. Karena kami tidak mau merepotkanmu lebih jauh lagi."

Kemudian aku berhenti tersenyum dan menambahkan, "Ngomong-ngomong, kami mau ke perpustakaan sekarang. Kalau setelah kami pergi kau menemukan antologinya, bisakah kau berbaik hati membawakannya ke Ruang Geologi? Kami akan membiarkan pintunya tak terkunci."

Kelihatannya Toogaito sangat marah mendengar penawaranku, karena ia mengubah wajahnya yang sebelumnya kelihatan pintar dan memelototiku. Sebaliknya, aku menyikapinya seakan itu bukan hal yang istimewa. Karena walau bagaimana pun, belum pernah aku mendengar ada orang yang terluka karena dipelototi.

TOMOYA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang