Setelah kejadian di Ovarium itu kami ber-empat berjalan menuju gerbang sekolah dan melewati jalan samping kiri.
"Irisu-Senpai itu terkenal, lho."
Sambil menunjuk rumah sakit besar, agak jauh dari sekolah, Iori berkata.
"Coba lihat bangunan itu. Itu rumah sakit milik keluarganya Senpai."
"Oh... Jadi tuan putri pemilik rumah sakit, ya?" Kataku.
"Tapi, yang membuat Senpai menjadi terkenal bukan hanya itu. Senpai juga punya julukan yang membuatnya terkenal, coba tebak!"
"Mana kutahu"
"Ratu Es" Lanjutnya.
"Dua suka menyiksa orang?"
"Itu sih istilah untuk “Diktator”, kan?" Sahut Eri-Senpai.
Beri hormat pasa pemilik jiwa yang penuh dengan kejujuran.
"Senpai itu cantik dan tegas, tapi dia pandai membuat orang mau mengerjakan apa yang dia minta. Mungkin saja Senpai sendiri, menganggap orang-orang di sekitarnya hanyalah pion belaka."
"Wah ... Dia itu sesuatu banget ya?" Tanyaku tak peduli.
"Omong-omong soal itu, karena Sang Ratu Es sendiri yang telah meminta bantuan pada kita, bagaimana kalau kita membuat simbol untuk menyatakan identitas masing-masing?"
"Simbol apa?"
"Misalnya Eri-San itu 'Justice', tapi sepertinya 'Judgement' juga cocok!"
"Apa itu?"
"Kartu Tarot."
"Lalu, Iori-chan sendiri simbolnya apa?"
"'Fool' boleh juga, tapi lebih cocok 'Magician'. Chizuru-san yang lebih cocok menjadi 'Fool'."
"Oh... Benar juga ya ... Sepertinya aku memang cocok menjadi 'Fool'. Mungkin itu memanglah sisi buruk yang kumiliki ya?"
"Enggak mengerti ... "
Sama dong.
"Kalau Tomoya-san bagaimana?"
"Itu sudah pasti, 'Strength'."
"Benarkah? Kurasa lebih cocok 'Star', deh"
"Tidak, 'Strength' sangat cocok untuknya."
Hmmphh
"Omongabmu tidak terdengar seperti pujian, ya?"
"Itu pujian kok!"
Dia benar-benar orang yang menyebalkan.
...
Besoknya.
Karena ada kegiatan Klub untuk melanjutkan pembahasan soal yang kemarin aku berangkat menuju sekolah.
Akan tetapi cuaca yang begitu panas membuatku enggan untuk melangkah keluar dari pintu rumah.
Aku menutup pintu rumah.
Males, ahh.
Sebelum aku selesai mencopot sepatuku, tiba-tiba bel rumah berbunyi.
"Ya?"
Aku membuka pintunya. Dan disana terdapat Chizuru yang sedang tersenyum menungguku.
"Selamat pagi, aku datang untuk menjemputmu!" Ujarnya.
Dasar tuan putri yang satu ini...
Setelah sampai ke ruangan Klub, Chizuru membuka pintunya dan di sana sudah ada Iori dan Eri-Senpai yang sedang menunggu.
"Selamat pagi!" Kata Chizuru.
"Pagi!" Balas mereka berdua.
Aku duduk di tempat biasanya, yaitu bagian depan kanan.
"Hari ini, kita akan diperkenalkan pada orang-orang yang akan berperan sebagai detektifnya." Kata Chizuru.
"Bagaimana caramu merencanakannya?" Tanya Eri-Senpai.
"Dengan internet ... Ada chat room untuk siswa di homepage SMA Kamiyama."
"Ehh... Benarkah? Aku enggak tahu lho. Lain kali ajari aku ya, Chi-chan!"
"Boleh saja!"
Tok³...
Terdengar suara pintu rangan ini diketok.
"Ya.. silahkan masuk!"
Dia membuka pintu dan sebelum masuk ia berkata.
"Apakah ini benar ruangan Klub Sastra Klasik?"
"Benar. Anda dari kelas 2-F kan?"
"Namaku Eba Kurako. Senang bertemu dengan kalian. Mungkin Irisu sudah memberi tahu kalian,
Tapi, hari ini aku akan memperkenalkan kalian pada pemeran detektifnya. Baiklah ikuti aku!"Kami pun mengambil tas dan bergegas menuju ruangan yang ditunjukan.
Masih dalam perjalanan.
"Apakah itu coklat, Chi-chan?"
"Ya, aku membawakannya untuk semua peserta diskusi. Tidak ada salahnya kan kalau ada cemilan saat berdiskusi?"
"Ide yang baguss!!"
"Lagi pula kita tidak bisa berpikir jernih kalau perut kita kosong, kan?"
"Kira-kira teori seperti apakah yang akan keluar ... Aku menantikanmu lo, Tomoya!" Sahut Iori.
"Kayaknya cuma kalian yang kegirangan soal beginian." Kataku.
"Senpai, apa boleh aku menanyakan sesuatu?" Tanya Iori.
"Silahkan"
"Kita akan bertemu dengan siapa?"
"Asisten direktur, ahli peralatan, dan manager pemasaran."
"Ohh... Kalau Eba-senpai sendiri jabatanya apa?"
"Aku tidak ada hubungannya dalam urusan ini. Bagiku tidak menarik."
Alasannya benar-benar sesuai dengan cara hidup yang kukagumi.
"Apakah Senpai akrab dengan Hongou-san?" Tanya Chizuru.
"Memangnya kenapa?"
"Tidak, aku hanya sedikit penasaran dengan sifat dan kegigihan orang yang menulis naskahnya."
Setelah menunggunya cukup lama, Ia menjawab.
"Hongou itu... Orangnya rajin dan cerdas, sangat suka bekerja keras dan terlalu baik, mudah terpengaruh. Tapi, dia adalah sahabatku."
"Begitu yaa.."
"Sudah sampai, karena produksi filmnya sedang ditahan, kurasa yang datang hanya sedikit. Mereka bertigalah, para pemeran detektif kami."
Ia membuka pintu dan aku melihat dua laki-laki dan satu perempuan yang sedang menunggu kedatangan kami.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
TOMOYA [On Going]
Mystery / ThrillerTomoya adalah seorang murid yang menutupi sifatnya di sekolah sejak ia belum bertemu dengan seorang gadis yang bernama Chizuru. Suatu hari, Tomoya tergesa-gesa untuk segera pulang, pada saat dijalan ia menemukan topi yang terjatuh karena tiupan angi...