Matematika

11 12 0
                                    


Aku kembali sial hari ini, tapi bedanya dengan hari sialku lainnya adalah... Diriku sendirilah yang membuat hari ini menjadi sial.

Setelah aku kembali duduk di kursi, ia kemudian menjelaskan kejadian secara rinci.

"Jam pelajaran kelima hari ini adalah pelajaran matematika. Yang mengajar adalah Omichi-sensei. Walau Tomoya-san dan Iori-san pasti sudah tahu orang seperti apakah Sensei itu,
Tapi, aku tetap akan menjelaskannya dari awal...

Eng... Tepat setelah bel berbunyi, Sensei masuk ke kelas kami. Sebelum masuk ke kelas, Sensei terdiam sejenak, dan melihat kearah papan kelas yang ada didepan pintu. Ahh, walau itu bukan pertama kalinya Sensei melakukan hal itu...

Awalnya, Sensei menulis sebuah soal persamaan kuadrat di papan tulis. Ahh, benar juga, bentuk persamaannya memang mudah,..
Tapi, nilai x-nya tidak disebutkan dan diganti dengan range. Lalu, Sensei menyuruh Kawasaki-san untuk membuat grafik dari persamaan y tersebut. Tapi Kawasaki-san tidak bisa mengerjakannya. Begitulah, hal itu karena kelas kami sama sekali belum diajarkan mengenai range...

Kawasaki-san menjawab, “Saya tidak mengerti”. Setelah itu Sensei marah dan mulai memaki kami. Kemudian Sensei memanggil Tamura-san yang pintar matematika,
Tapi, dia juga tidak bisa menjawab soal tersebut...

Saat itu aku menyadari bahwa Sensei telah salah mengingat sejauh mana pelajaran kami.
Teman-teman lain juga mulai menyadarinya sehingga ruang kelas mulai bertambah berisik.
Karenanya, Sensei pun semakin marah dan melontarkan kata-kata kasar pada kami. Ah, benar juga.. Dia terus memukul-mukul papan tulis sambil memaki kami...

Kurasa sebenarnya ada orang di kelas yang dapat memecahkan soal tersebut,
Tapi, tak ada yang berani menjawabnya. Sensei kemudian memanggil Tamura-san lagi, dan mulai memaki ya lagi. Dan pada saat itulah aku berdiri. Aku meminta Sensei untuk memeriksa kembali sejauh mana pelajaran kelas kami. Benar, pada saat itulah aku marah."

"Apa yang terjadi setelah itu?" Tanya Eri-Senpai.

"Setelah itu, Sensei melihat buku pelajaran, kemudian Ia mengatakan “Oh iya” dan meminta maaf...

Lalu Sensei menyuruh Tamura-san untuk duduk kembali dan kelas pun berjalan seperti biasa."

"Jadi Omichi adalah guru yang seperti itu?"

"Begitulah... Karena dialah nilai ulangan mid semesterku jadi hancur seperti itu" Jelas Iori.

Aku mendengarkan sambil memakan kue yang dibawa Chizuru. Dan setelah Iori mengatakan hal itu, aku teringat kembali pada masa SMP.

"Kita juga punya guru seperti itu kan saat SMP?..
Menurutku guru yang seperti itu biasa-biasa saja...
Lagi pula, nilaimu jelek bukan salah guru, kan?.. Perbaikilah nilaimu sebelum akhir semester."

"Ehhhh..."

"Jadi seperti itulah ceritanya. Bagaimana menurutmu?" Sahut Chizuru.

Namun aku berfikir tak ada yang aneh di kejadian itu, dan aku kembali menanyakannya.

"Memangnya ada yang aneh dari kejadian itu?"

Dia terlihat seperti sedang memutar ulang video dan mencernanya.

"Aahhhh.. Hal yang sebenarnya yang ingin kutanyakan pada Tomoya-san adalah, mengapa Sensei sampai melakukan kesalahan tersebut?.. Padahal Sensei adalah tipe orang yang jarang melakukan kesalahan."

"Benar juga... Walau Omichi adalah guru yang tegas terhadap murid, dia juga tegas terhadap diri sendiri." Sahut Iori.

"Karena itulah aku tidak mengerti mengapa Sensei bisa melakukan kesalahan itu."

TOMOYA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang