Theory...

8 10 0
                                    


“Maaf, Chizuru.”

Eri-Senpai lalu menoleh, bukan ke arah Chizuru tapi pada kami, heran atas apa yang sedang kami pikirkan.

“Apa teorinya salah? Bisakah kalian memberitahu alasannya?”

Chizuru bicara dengan pelan dan melihat ke arahku dengan ekspresi serius. Aku hanya mengangkat bahuku dan membalas, “Kau bilang ada orang-orang yang akan menentang system dan menyebabkan kerusuhan di Festival Kebudayaan. Tapi ini akan mengharuskan agar kios-kios memiliki penjualan yang tinggi agar menarik seseorang untuk mencuri dari mereka. Lagipula, apa kau ingat apa yang aku katakan waktu kau mengajukan supaya kita menerbitkan bunga rampai?”

Chizuru memutar matanya perlahan.

“Kamu bilang terlalu banyak yang perlu dilakukan.”

“Bukan, bukan itu. Yang lain.”

“Yang lain? Umm… Kamu juga bilang tiga penulis itu berlebihan, tapi sekarang kita punya empat.”

… Apakah aku harus memujinya atas ingatan nya yang luar biasa itu? Tidak akan. Aku mengakui kemampuannya dalam mengingat hal-hal seperti ini, tapi Chizuru, secara teknis, waktu aku mengatakan itu, anggota kami masih tiga orang.

“Apa lagi?”

“…Kamu mennyebutkan alternatif lain selain menerbitkan bunga rampai, seperti,”

Akhirnya ia sampai pada poin utama. Ia menepukkan tangannya di depan dada dan berkata, “Mendirikan kios pameran, dan saya berkata,”

“Kau bilang sendiri kalau kios-kios pameran itu biasanya dilarang. Aku juga mengingatnya. Kalau begitu, tidak ada ruang untuk menghasilkan uang di Festival Kanya. Menurutmu orang bisa menemukan barang berharga yang bisa dicuri dalam acara seperti itu?”

Seakan tidak percaya dengan argument seperti itu, Chizuru memiringkan kepalanya dekat dan berkata, “Tapi ada kemungkinan begitu.”

“Apa?”

“Walau mungkin tidak ada nilai uangnya, saya rasa ada nilainya bila dilihat dari aspek lain.”

Ugh.

…Oke, yang ia katakana ada benarnya. Kalau ia mengatakannya seperti itu, tidak ada lagi yang bisa kukatakan.

Iori tertawa.

“Kau benar-benar tidak pintar dalam hal begini ya, Tomoya. Kau tidak bisa meyakinkan Chizuru-san seperti itu.”

“Masa’? Kalau begitu bagaimana dengan pendapatmu?”

“Sesuatu yang aku tahu tidak akan disanggah paling tidak.”

Iori lalu pura-pura berdehem dan memulai, “ ‘Untuk setiap system ada kelompok orang yang menentangnya’; itu cara yang menarik untuk membahasakannya, Chizuru-san. Kemungkinan besar perkataan ini benar. Tapi bentuk perlawanannya bergantung pada gaya pada jaman tersebut.”

“Walaupun benar adanya kalau ada waktu-waktu dimana insiden terjadi selama Festival Kebuadayaan, kebanyakan, pelakunya bertindak demi tujuan materialistic. Tapi tidak bisa dikatakan ‘tidak ada gangguan’ ketika motifnya tidak materialistic. Kau perlu ingat kalau kejadian ini terjadi 45 tahun yang lalu, jadi untuk mengatakan bahwa keuntungan materialistic dari gangguan yang terjadi adalah hampir tidak mungkin.”

Gaya pada jaman tersebut? Maksudnya gaya perlawanannya?

Apa yang ingin dia katakana sebenarnya? Aku bisa merasakan adanya maksud lain darinya. Begitupula Eri-Senpai dan Chizuru, yang memandang Iori kebingungan.

“…Kenapa begitu?”

Eri-Senpai mendorong Iori untuk melanjutkan saat ia bertingkah sok penting dalam diam. Dia mengangguk puas dan berkata, “Kau mungkin tidak mengerti kalau aku mengatakan 45 tahun yang lalu, tapi bagaimana kalau aku menggunakan kata-kata ‘tahun 1960-an’?”

Iori terlihat lumayan gembira. Biasanya aku tidak akan membuang begitu banyak tenaga untuk bersaing dengannya untuk mendapat pengetahuan seperti itu, tapi rasanya menyedihkan sekali melihatnya dalam mood yang bagus sambil menyombongkannya. sayangnya, aku tidak banyak tahu soal sejarah.

“Bagaimana, Eri-Senpai? Kau bisa menebaknya?”

Eri-Senpai mungkin tidak tahu juga. Ia membuat pose menyerah sambil mengepalkan kedua tangannya.

“Maaf, Iori-kun, aku tidak bisa memikirkan kemungkinan apapun.”

“Masa’? Bagaimana kalau Gedung Parlemen Nasional di Tokyo?...Mau tambahan petunjuk? Apa plakat dan demonstrasi mengingatkan kalian pada sesuatu?... Aku bicara soal pergerakan pelajar disini.”

“Hah?”

Kami saling melihat dalam kebingungan.

Saat aku berpikir candaan macam apa yang sedang dilakukannya, Iori tidak terlihat muram sedikitpun. Jadi aku membalasnya, “Iori, kenapa kita tiba-tiba dapat pelajaran Sejarah Jepang modern, sih? Kalau kau mau mengadakan acara kuis, kita bisa melakukannya setelah kita mengatasi masalah ini.”

Tapi Iori tetap membuat ekspresi serius dan berkata, “Justru, aku sedang mengatasi masalahnya. Dengar ya, berdasarkan teori Chizuru-san, kekerasan di wiliyah kampus seperti yang disebutkannya adalah hal yang lumayan biasa terjadi pada tahun 1960an. Waktu itu adalah era dimana terjadi banyak konflik antara yang pro-pembangunan dan anti-pembangunan, jadi seseorang mungkin memanfaatkannya sebagai pelampiasan dan meniru aksi mereka. Ini bukan hanya sekedar tren.”

“… jangan mengatakannya seakan kau melihatnya sendiri.”

“Kan sudah pernah kubilang, aku sedang meneliti periode ini.”

Iori memperlihatkan senyuman ‘tak terkalahkan’ kebiasaannya kepadaku.

Hmm, meski tanpa pelajaran Sejarah Modern singkat dari Iori, aku kurang lebih sudah mengetahuinya. Tidak tidak wajar untuk semacam insiden terjadi selama Festival Kebudayaan 45 tahun yang lalu. Walau aku tidak mempunyai cara untuk mengetahui apakah hal itu benar tanpa semacam kemampuan penyelidikan (aku juga tidak peduli), tetapi, mengesampingkan candaan Iori, teori semacam itu bukanlah tidak mungkin.

“Hmm, Begitu ya… memang benar saya tidak mempertimbangkan kejadian dijaman itu…”

Chizuru seperti mulai tergoyahkan oleh serangan Iori di titik kelemahannya. Teorinya sekarang seperti nyala lilin yang diterpa angin.

Meskipun begitu, Eri-Senpai angkat suara dengan antusias menyusul Chizuru, “Maaf, Chi-chan,”

“…Ada apa?”

“Kurasa teori Chi-chan tidak akan valid begitu aku melaporkan temuanku. Berikutnya giliranku, jadi kalau bisa, aku akan melanjutkan setelahmu…”

Kalau boleh jujur, aku agak kesal. Kenapa Eri-Senpai, kau semestinya tidak angkat suara? Tapi Chizuru tersenyum dengan ramah dan berkata, “Tidak, toh teori saya ternyata tidak cocok setelah ditinjau.”

Sikap yang patut dihormati.

“Saya menarik hipotesis saya untuk sementara. Sekarang mari kita dengar dari Eri-Senpai, apakah kalian semua setuju?”

Tidak ada yang menentangnya. Adalah tepat membiarkan Chizuru menjadi moderator. Setelah Chizuru mengenyampingkan teorinya sendiri, sekarang giliran Eri-Senpai untuk menyakinkan kalau teori semacam itu benar. Merupakan orang yang bijak, Eri-Senpai mungkin akan bicara dengan cara yang mudah dimengerti.

“Kalau begitu, Eri-Senpai, silahkan dimulai.”

To be continued...

TOMOYA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang