18. Taman Lansia

527 117 19
                                    

[TERJEMAHAN DARI BAHASA SUNDA KE BAHASA INDONESIA, ADA DI KOLOM KOMENTAR]






jika di hitung-hitung, sampai saat ini aku sudah berpacaran dengan bumi selama seminggu.

sebenarnya, tak ada yang berbeda semenjak kami memutuskan untuk merekatkan hubungan. semuanya tetap sama.

sebelum berpacaran dengannya saja, aku seperti sudah di istimewakan.

kalian semua tau apa saja yang dilakukan bumi padaku, saat sebelum kami berpacaran.

saat berpacaran pun, benar-benar tak ada bedanya. bumi tetap menunjukan tatapan matanya sama seperti saat pertama kali kita bertatapan. di parkiran sekolah.

dan bumi tetap menunjukan sifat lembutnya sama seperti pertama kali kita berinteraksi. 6 september lalu, jam 6 lebih 26 menit. di parkiran sekolah juga.

semoga saja seterusnya, bumi tetap seperti itu.

hari ini di sekolah, aku bertegur sapa dengan bumi hanya sebentar, sebelum akhirnya bel masuk setelah istirahat pun berbunyi.

katanya sih tadi dia mau ke warung teh upi. mau istirahat disana.

setelah bel masuk berbunyi, aku langsung masuk ke dalam kelas dan duduk di kursi ku.

lalu sambil menunggu guru matematika ku, -pa tatang, masuk ke kelas, aku mengobrol bersama aulia dan riska.

sudah hampir 10 menit dari bel berbunyi, tapi pa tatang belum kunjung mendatangi kelas. padahal biasanya selalu tepat waktu.

sampai akhirnya, riska menyolek nyolek lenganku, "ca. liat tuh ada eja."

aku celingak celinguk mencari keberadaan bumi, "hah? dimana?"

"itu. lagi ngobrol sama pa tatang."

aku langsung ikut duduk di bangku aulia dan riska, lalu memerhatikan bumi yang sedang berbincang dengan pa tatang di depan kelas.

setauku, pa tatang itu termasuk guru paling galak di sekolahku. dan gak ada yang berani untuk ngobrol santai dengannya seperti bumi saat ini.

"wanian kitu si eja." celetuk aulia.

"mereka ngobrolin apa sih?" tanyaku, entah pada siapa.

"gatau. ga kedengaran." jawab riska.

tak lama dari aku yang memerhatikan pa tatang dan bumi, pa tatang langsung masuk ke dalam kelas, dan otomatis membuat aku kembali ke kursiku, juga sifa yang kembali ke sampingku.

"assalamualaikum." sapa pa tatang, dengan suara judes nya yang khas.

"waalaikumsallam." jawab kami serempak.

"vanessa."

mendengar pa tatang yang tiba-tiba memanggil namaku, aku langsung menegakan badan, "iya, pa?"

"reza titip salam. pulang sekolah di tunggu di warung teh upi katanya."

seketika semua mata langsung tertuju padaku. aku melihat ke sekeliling kelas, lalu mengulum bibirku sendiri -gugup bercampur malu.

"i--iya, pa. makasih."

"macem macem aja dia." kata pa tatang, sebelum akhirnya dia membuka jam pelajaran.

||
||

(( s e m e s t a ))

||
||

pulang sekolah, aku benar-benar datang ke warung teh upi, seperti kata bumi tadi yang menitipkannya ke pa tatang.

saat aku masuk ke warung teh upi, mataku langsung melihat agam yang sedang bermain gitar, dan raka yang iseng iseng bernyanyi di sampingnya.

semesta (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang