winter's nightmare

1.4K 268 80
                                    

Tidak perlu menungguku. Lain kali saja, ya

Yoongi memukul kemudi. Entah mengapa ia merasa kesal. Mungkin karena Jimin yang menolak untuk pulang bersamanya.

Atau mungkin karena pria itu.

Yoongi masih bisa mengingat jelas wajah pria yang membawa buket bunga dan memanggil nama Jimin. Membuat pria yang dipanggil itu berdiri kaku di tempat dengan wajah yang memucat.

Tak butuh waktu lama untuk menyadari bahwa Jimin mengenali pria itu. Namun melihat bagaimana rautnya yang berubah seketika, sepertinya hubungan mereka tidak baik.

Dan itulah yang mengganjal benak Yoongi.

Siapa dia?

Ada apa di antara mereka?

Yoongi tak memiliki kesempatan untuk bertanya, karena Jimin bergegas kembali ke belakang panggung, bahkan tanpa mengucap sepatah kata pun pada Yoongi yang berdiri di sampingnya. Ia melengos pergi begitu saja, seolah lupa bahwa Yoongi sedari tadi bersamanya.

Dan semua semakin memburuk saat pesan penolakan itu masuk ke dalam ponsel Yoongi. Kenapa ia menyuruhku pulang duluan? Bukankah acara peluncuran sudah selesai sejak tadi?

Jari mengetuk di atas kemudi, memberi isyarat bahwa otak sedang berpikir tentang apa yang harus dilakukan. Sedetik kemudian, tubuh itu menyelinap keluar dari mobil dan membanting pintu dengan sedikit keras.

❄❄❄

Kenapa kembali?

Pertanyaan itu berputar-putar di kepala. Menanti waktu yang tepat untuk dilontarkan kepada pria yang duduk di hadapannya itu.

Kikuk? Sudah pasti. Bayangkan jika kalian harus duduk bersama seseorang yang menjadi alasan atas hati yang patah. Bisakah kalian bersikap biasa saja?

Bisakah kalian mengobrol seperti tidak terjadi apa-apa?

Lantas, kenapa Jimin mengiyakan ajakan pria itu minum kopi bersama?

Jimin menghela napas panjang dan mengeratkan genggamannya di sisi gelas kopi yang terasa hangat karena cairan di dalamnya.

"Bagaimana kabarmu?"

Jimin mendongak pelan. "Baik," jawabnya singkat.

"Syukurlah," balas Taehyung tersenyum tipis.

Tangan Jimin mengangkat gelas itu hingga menyentuh bibir, lalu menyesapnya pelan.

"Jim."

Manik di sana perlahan membesar. Kaget dengan Taehyung yang menggunakan 3 huruf itu untuk memanggilnya.

Tiga huruf yang pesan menjadi panggilan sayang untuknya dari Taehyung.

"Terima kasih karena..."

"Aku sedang tidak mood mendengar basa-basi. Jadi, langsung saja," sergah Jimin cepat.

Taehyung mengulum bibir seketika sementara bahu beringsut turun melemas. Ia tahu tidak akan mudah untuk Jimin bisa bicara padanya. Ia bahkan sudah sangat bersyukur karena Jimin bersedia untuk meluangkan waktunya.

Menimbulkan setitik harapan untuk hubungan yang pernah kandas.

"Maaf."

warm winter ▪️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang