Chaeyoung menyandarkan punggungnya pada dinding, Menatap dingin ke arah Eunwoo yang baru saja selesai bercerita masalah Lisa di sekolah tadi."Maafkan saya, nona. Saya siap di hukum karena kelalaian saya." Ucap Eunwoo merasa bersalah dan menunduk sedangkan Chaeyoung hanya menghela nafas kasar.
Jengkel? Ya Chaeyoung sangat jengkel dan marah bukan pada eunwoo tapi pada orang yang mengganggu adiknya. Chaeyoung tak terima! Adik kesayangannya harus di perlakukan seperti itu.
"Lupakan saja." Eunwoo mendongak menatap Chaeyoung.
"Nde?"
"Lain kali jangan turuti apa katanya, turuti saja perkataanku!" Tekan Chaeyoung yang langsung di angguk Eunwoo.
"Bagaimana dengan guru matematika Lisa?"
Eunwoo membasahi bibir bawahnya dan menghembuskan nafas samar, "maaf sebelumnya nona chaeyoung, menurut keterangan dari guru matematika Lisa dari kelas awal dengan kelas sekarang nona Lisa memang payah dalam hal matematika." Jelas eunwoo di angguk mengerti oleh Chaeyoung.
"Saya akan membantu, nona lisa. Tenang saja nona." Tutur Eunwoo dengan senyum tipis.
Chaeyoung ikut tersenyum dan mengangguk, "terima kasih, Eunwoo. Kau bisa kembali."
Eunwoo membungkuk hormat pada chaeyoung, "Selamat malam, nona Chaeyoung."
"Selamat malam."
Setelah kepergiaan eunwoo dari sana, Chaeyoung menuju kamar Lisa sekarang.
"Chaeyoung," Chaeyoung menoleh pada sang ibu yang baru saja keluar dari kamarnya dengan berpakaian rapi.
"Eomma kau ingin kemana? Ini sudah sangat larut." Tanya chaeyoung bingung.
"Eomma ada urusan penting dan harus berangkat malam ini. Eomma pergi dulu, hm." Jawab minyoung terburu buru dan mencium pipi chaeyoung.
"Eomma akan membawakan—"
"Belikan saja untuk Lisa jangan untukku."
Minyoung mengerutkan dahinya bingung, "wae?"
Chaeyoung kesekian kalinya menghela nafas kasar, "aku tidak perlu apapun." Jawab Chaeyoung dan melewati minyoung yang berdiri kaku sekarang.
Chaeyoung tak bisa berkata ;
"Yang kami butuhkan adalah kasih sayang kalian! Bukan barang bermerek dan bagus. Itu sama sekali tak berguna."Tidak, Chaeyoung tak bisa berkata seperti itu karena apapun yang di lakukan oleh orang tuanya sekarang adalah untuk kebahagiaan dan kebutuhan mereka.
Tok! Tok!
"Lisa-ya?" Tak ada jawaban dari dalam kamar adiknya setelah Chaeyoung mengetuk pintu kamar gadis itu. Yang Chaeyoung pastikan jika Lisa sudah tidur.
Ckleek!
Chaeyoung menurunkan knop pintu kamar lisa yang tidak terkunci. Ia mengernyit bingung karena ranjang Lisa yang tampak rapih tanpa adanya penghuni yang berbaring di sana.
"Lisa-ya?" Chaeyoung mendorong pintu kamar Lisa untuk lebih terbuka lebar dan terlihatlah Lalisa yang sedang tertidur di meja belajarnya.
Chaeyoung menghela nafas lega dan menutup pintu kamar Lisa. Berjalan ke arah adiknya dan tersenyum tipis, ia mengelus lembut rambut hitam Lisa dan melihat ke arah buku buku yang berserakan di meja belajarnya.
"Sedang mengerjakan pekerjaan rumah ya?" Gumam Chaeyoung lalu kembali menatap Lisa.
"Lisa-ya." Chaeyoung menggoyangkan sedikit tubuh Lisa meminta adiknya itu untuk bangun.
"Ngh~" Chaeyoung mengerutkan keningnya saat wajah Lisa tampak meringis pelan.
"Lisa?" Chaeyoung kini menaruh telapak tangannya pada kening Lisa. Terkejut saat suhu tubuh adiknya itu terasa hangat.
"Lisa-ya!" Chaeyoung kini menggoyangkan tubuh lisa dengan kuat membuat adiknya itu membuka mata setengah sayu.
"Ya! Gwenchana?" Tanya Chaeyoung amat khawatir sedangkan Lisa hanya diam dan kemudian menggeleng.
"U-unnie" suara Lisa terdengar lirih membuat dada Chaeyoung terasa sesak mendengarnya.
"Ya! I-ireona." Dengan cepat Chaeyoung memapah tubuh Lisa menuju ranjangnya. Menyelimuti tubuh adiknya hingga sebatas leher.
"T-tuan Bae!" Teriak chaeyoung dengan keras memanggil.
"U-unnie." Chaeyoung berlutut dan menggenggam tangan Lisa yang hangat.
"G-gwenchana hanya demam biasa." Chaeyoung menggeleng dengan keras berusaha mati Matian menahan air matanya saat melihat wajah dan bibir Lisa yang terlihat pucat sekali.
"Ya, Siapapun cepatlah kesini!" Teriak chaeyoung merasa kesal karena tidak ada sama sekali yang mendengarnya.
Ckleek~
"Omo, Lisa-ya!" Chaeyoung menoleh saat Seojoon membuka pintu kamar Lisa tadi dengan kasar.
"Ada apa dengannya, Chaeng?" Tanya Seojoon menaruh punggung tangannya di kening bergantian di leher Lisa.
"Chaeng! Panggil Hoonjun sekarang." Suruh Seojoon dan Chaeyoung mengangguk cepat. Ia beranjak meninggalkan Seojoon dan Lisa terburu buru untuk memanggil Hoonjun agar memanggilkan dokter pribadi mereka dan pada malam itu suasana di mansion keluarga Park benar benar panik karena anak bungsu mereka terkena demam tinggi.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins Sisters Are Not Identical
FanfictionCHAELISA • SISTERSHIP [Completed] 📚 Lisa mendapat perlakuan tak menyenangkan di sekolahnya dan semua perlakukan tersebut tak pernah ia beritahukan kepada kakaknya. Mereka berbeda sekolah hal itu yang menjadi masalah Chaeyoung tak mengetahuinya. Sam...