Perlahan mata Lisa terbuka pelan. Menyipit saat sinar matahari menyilaukan pandangan.Hal yang pertama ia rasakan adalah kepalanya yang amat pening membuat gadis itu meringis samar. Ia menoleh ke samping dan terdiam saat melihat Chaeyoung yang tidur lelap menghadap dirinya.
Lisa tersenyum tipis, Pasti kakaknya itu sangat khawatir padanya. Terlihat jika kantung mata Chaeyoung yang menghitam membuat Lisa berfikir sang kakak tak ada tidur malam tadi.
Ibu jari Lisa mengusap kantung mata Chaeyoung dengan lembut dengan tatapan sendu pada sang kakak, "Gumawo, unnie." Lirih Lisa.
Chaeyoung menggeliat membuat Lisa mengatup bibirnya. Mata kakaknya itu perlahan terbuka menatap dirinya,"O-oh, kau sudah bangun?" Tanya Chaeyoung parau sembari mengucek kedua matanya.
"Unnie apa kau kelelehan?" Tanya Lisa balik dan Chaeyoung diam.
Lalu tak lama ia mendengus tawa lalu mengangguk, "eoh, Unnie kelelahan." Jawab Chaeyoung jujur karena menurutnya berhohongmu tidak ada gunanya. Lisa pasti melihat wajah lelahnya.
"Harusnya, unnie tidur saja malam tadi." Ucap Lisa merasa bersalah. Chaeyoung tersenyum dan menggeleng, Punggung tangannya ia letakkan di kening Lisa bergantian dengan leher Lisa.
"Hm? Panasmu sudah sedikit turun." Ucap chaeyoung dan Lisa mengangguk.
"Aku hanya sedikit pusing sekarang."
Chaeyoung mendekat lalu memeluk adiknya itu, Lisa yang di peluk merasa nyaman dan membalas pelukan chaeyoung."Unnie akan memelukmu agar panasnya berpindah pada eonnie."
"Unnie!" Chaeyoung terkekeh saat melihat wajah Lisa yang terlihat kesal dengan apa yang baru saja ia katakan.
"Wae? Unnie serius, Lisa-ya." Timpal Chaeyoung kali ini dengan tatapan teduhnya yang tertuju pada kedua mata adiknya.
"Unnie akan melakukan apapun untukmu. Bahkan jika seseorang ingin mengambil nyawamu, mereka harus menghadapi Unnie dulu."
~~~
Seojoon memijit pelan pelipisnya, menghela nafas panjang saat pekerjaannya telah berakhir. Ia berdiri dari kursi kebanggannya dan menatap keluar jendela. Langit malam yang di penuhi bintang dan bulan yang menderang.
"Appa?" Seojoon berbalik menatap chaeyoung yang berdiri menatapnya.
"Eoh, chaeyoung-ah? Wae?" Tanya seojoon menghampiri Chaeyoung. Chaeyoung membasahi bibir bawahnya dan menggeleng membuat Seojoon bingung.
"Apa kau sakit?" Tanya Seojoon menaruh punggung tangan di kening Chaeyoung tapi tidak ada panas sama sekali. Yang di pikirnya Chaeyoung tidak kenapa kenapa.
"Appa bisa aku meminta satu hal lagi?"
Seojoon menaikkan kedua alisnya lalu kemudian mengangguk, "tentu, sayang. Apa yang ingin-"
"Appa, bisa kau lepaskan setengah pekerjaanmu?"
Seojoon kini menatap sang anak sulung yang matanya kini berkaca kaca, "Chaeyoung-"
"Appa kau tau?" Sela Chaeyoung. Ia sekarang hanya ingin berbicara pada Seojoon tanpa ingin sang ayah memotong pembicaraannya.
"Aku dan Lisa membutuhkan kalian sekarang, terutama Lisa. Bisa kalian lepaskan pekerjaan kalian setidaknya setengah saja."
"Apa kalian begitu terpengaruh dengan pekerjaan kalian? Aku tau kalian bekerja untuk menafkahi kami tapi tolong!"
Chaeyoung tak bisa membendung air matanya lagi. Jujur sakit rasanya tak mendapat sama sekali kasih sayang dari orang tua mereka bukan hanya Lisa tapi Chaeyoung juga ingin merasakan belaian kasih sayang orang tua mereka.
Tidak apa apa Chaeyoung tidak diberi kasih sayang itu tapi ia tidak bisa melihat Lisa yang sering bercerita jika melihat temannya yang selalu di jemput orang tuanya di sekolah yang selalu bercanda tawa bersama anaknya. Chaeyoung sekarang sudah muak, sangat! Ia tak bisa menutup ini lagi. Maka dari itu sekarang ia berbicara dengan sang ayah.
Seojoon hanya mampu menelan salivanya pelan dan menunduk.
Apa selama ini ia menjadi orang tua yang buruk? Ia berfikir dengan memberikan uang, anaknya akan senang membeli ini dan itu tapi sekarang fikiran itu telah salah.
"Aku benar-benar memohon, appa." Seojoon terkejut saat Chaeyoung berlutut dengan tangisannya yang cukup pilu.
"Aku menyayangi kalian, aku ingin kalian memberikan kasih sayang kalian pada Lisa. Lisa membutuhkannya, aku tak mau meihat Lisa sedih. Aku tak ingin melihat ia menangis karena tidak pernah mendapat kasih sayang kalian." Mohon Chaeyoung sesekali sesegukan.
Seojoon yang melihat anak sulungnya hanya terdiam dengan air mata yang ikut turun, Ia ikut berlutut dan memegang lembut kedua pundak chaeyoung. Chaeyoung mendongak melihat sang ayah yang memberikan senyum menenangkan untuknya.
Selanjutnya ia merasa bibir milik sang ayah mendarat di keningnya cukup lama membuat matanya terpejam, "Tentu, sayang. Maafkan appa selama ini mengabaikan kalian." Ucap Seojoon kini memeluk chaeyoung.
Chaeyoung tak dapat menahan senyum bahagianya dan membalas pelukan sang ayah, "Terima kasih, appa. Terima kasih."
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins Sisters Are Not Identical
ФанфикCHAELISA • SISTERSHIP [Completed] 📚 Lisa mendapat perlakuan tak menyenangkan di sekolahnya dan semua perlakukan tersebut tak pernah ia beritahukan kepada kakaknya. Mereka berbeda sekolah hal itu yang menjadi masalah Chaeyoung tak mengetahuinya. Sam...