17. Talk

4.7K 630 25
                                    


Minnie mengepalkan tangannya yang berkeringat dengan erat. Kini ia berada di teras utama lantai dua mansion Park, duduk di hadapan Chaeyoung yang menatapnya dingin.

"Jadi apa yang ingin kau bicarakan?"tanya Chaeyoung dengan nada bicara yang datar.

Minnie dengan susah payah menelan Salivanya. Dengan kepala tertunduk dalam ia membasahi bibir bawahnya terlebih dahulu sebelum berbicara, "J-joesonghamnida..."

Minnie menarik nafas perlahan dan menghembuskannya lalu mendongak menatap Chaeyoung, "Bisa aku meminta bantuanmu?" Kini kedua alis Chaeyoung terangkat. Menatap heran Minnie.

"A-ani, aku rasa bukan bantuan tapi aku ingin mengetahui sesuatu." Timpal Minnie kembali membasahi bibirnya yang sama sekali tak kering menyatakan betapa gugupnya gadis itu di hadapan Chaeyoung sekarang.

"Apa...apa unnie yang mengirimkan Eunwoo untuk Lisa?" Pertanyaan Minnie hampir saja membuat Chaeyoung tersentak. Berfikir bagaimana gadis di hadapannya ini tau?

"Saat Eunwoo datang...aku merasa lega karena sebagian beban Lisa seperti hilang begitu saja karena kehadirannya." Jelas Minnie. Chaeyoung masih terdiam. Menunggu Minnie yang sepertinya masih ingin berbicara.

"Tapi tetap saja kehadiran Eunwoo, Lisa tetap mendapatkan bullyan-nya."

"Apa maksudmu?" Kini Chaeyoung membuka suara bertanya balik membuat Minnie terkejut tapi dengan cepat ia menetralkan rasa kejutnya dan memperbaiki duduknya, "Aku tidak tahu harus bilang apa unnie tapi..."ucapan Minnie berhenti, kini kepalanya tertunduk dengan mata yang telah berkaca kaca.

"Tolong Lisa, Aku tak bisa melihatnya berpura pura untuk kuat. Dia gadis yang baik tapi tidak mendapatkan nasib yang baik." Tutur Minnie dengan nafas tercekat. Dadanya terasa sesak karena selama ini ia menjadi saksi bagaimana Lisa di bully dan terkadang di caci maki oleh kakak kelas mereka di sekolah. Minnie membantu tapi setiap bantuannya selalu berunjung sia sia.

Chaeyoung yang melihat betapa tulusnya Minnie meminta bantuan menghela nafas panjang. Menyandarkan punggungnya pada punggung sofa, "Arra~"

Kepala Minnie kini mendongak menatap Chaeyoung yang tersenyum padanya sekarang.

"N-nde?" Minnie dengan cepat mengusap air mata yang membekas di pipinya.

"Eunwoo bercerita, jika Lisa memiliki sahabat seperjuangannya di sekolah." Ucap Chaeyoung lalu membasahi bibir bawahnya.

"Dan aku benar-benar berterima kasih karena kau tetap ingin di samping Lisa dan membantu adikku itu." Timpal kakak Lisa itu membuat Minnie sedikit kebingungan.

"Aku tau semua tentang Lisa sekarang, Aku tau."

Minnie tak dapat menyembunyikan rasa terkejutnya saat Chaeyoung berkata seperti itu, "unnie tau?" Chaeyoung kembali tersenyum dan mengangguk.

"Lalu kenapa unnie diam saja?"

Chaeyoung kini tertawa lirih dan menggeleng pelan saat melihat mata Minnie nampak memancarkan amarah, "Aku tidak diam, aku sedang merencanakan sesuatu." Jelas Chaeyoung dan menghela nafas.

"Beberapa hari lagi, sekolah kita akan bertemukan?" Tanya Chaeyoung dan Minnie mengangguk.

"Tunggu, apa yang terjadi setelah itu. Percaya padaku."

~~~

Sebuah rumah bergedung tingkat sedang kedatangan tamu istimewa. Membuat sang pemilik rumah juga tak menyangka akan kedatangan seorang Park Seojoon dan sang anak sulungnya.

"Jadi tuan Park, ada apa anda datang jauh jauh kemari?" Tanya sopan dengan seulas senyum.

Seojoon tersenyum dan beralih menatap Chaeyoung yang hanya diam memasang wajah dinginnya, "Aku ingin meminta sebuah bantuan—akh tidak maksudku, aku ingin kau bekerja sama denganku."

"Bekerja sama? Bekerja sama untuk apa tuan?"

"Aku ingin sekolahmu di gabungkan dengan sekolah anak sulungku."

Kepala sekolah Lisa itu jelas terkejut bukan main dengan apa yang di bilang oleh Seojoon, "Tuan park, jika—"

"Ingin bekerja sama atau tidak sama sekali!" Tegas Seojoon lalu memajukan tubuhnya menatap tajam sekarang kepala sekolah Lisa itu.

"Aku bukannya tak tahu apa yang telah kau perbuat, aku bisa dengan mudah membuatmu bangkrut pak kepala sekolah." Tekan Seojoon membuat kepala sekolah Lisa menelan Salivanya pelan.

"Apa lagi, kau tidak bertindak tegas atas pembullyan di sekolahmu."timpal Chaeyoung membuat kepala sekolah itu menatapnya bingung sekarang.

"Mungkin kau bingung tapi sekarang kau tak akan bingung lagi..."

Kini Chaeyoung perlahan menunjukkan senyum miringnya, "Lalisa Park, dia adalah salah satu korban pembullyan di sekolahmu."

Brak!

Kepala sekolah itu kini ketakutan setengah mati saat Seojoon menggebrak meja kaca itu dengan kuat. Dan beruntungnya meja itu masih tetap utuh.

"Lakukan apa yang ku bilang atau akan kupastikan kau tak akan bisa tidur di ranjang nyamanmu lagi nantinya!" Titah Seojoon geram lalu melangkah keluar dari rumah itu.

Kini hanya tersisa Chaeyoung dan kepala sekolah sekarang. Chaeyoung menghela nafas kasar dan berdiri, "aku tau ini salah pak..."

Kepala sekolah itu mendongak memandang Chaeyoung yang menatapnya dingin

"Tapi adikku butuh keadilannya."



•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Twins Sisters Are Not IdenticalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang