23. Blood

5.7K 621 60
                                    


Jennie menghembuskan nafas kasar lalu menarik nafas perlahan, Berlari lari mencari Chaeyoung yang menghilang begitu saja dan pada akhirnya ia menemukan Chaeyoung di sebuah jembatan besar yang cukup sepi penghuninya.

Hanya sebagian mobil atau truk yang lewat dan beberapa orang yang berlalu lalang.

"Malam ini aku benar benar berolahraga hanya karena berkeliling mencarimu." Chaeyoung tak menanggapi Jennie yang telah berada di sampingnya, ia hanya diam menatap lautan yang bergerak tenang.

"Chaeng?" Jennie menatap serius Chaeyoung yang diam sampai akhirnya ia mengeluarkan kata kata yang langsung mengalihkan perhatian chaeyoung padanya.

"Ya! Jangan jangan kau berniat bunuh diri?"

"Haish! Mwoya Neo?" Gerutu chaeyoung dan Jennie hanya menyengir.

Mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya, "peace." ucapnya.

Chaeyoung hanya mendengus dan kembali melihat ke depan. Jennie ikut melihat ke depan sama seperti Chaeyoung.

"Aku setuju dengan Lisa, itu benar benar tak baik."

"Kau tidak perlu berada di posisiku. jika kau yang di tampar gadis pengecut itu mungkin hal yang aku lakukankan lebih parah dari dirimu." Sahut Chaeyoung dan Jennie meringis samar, yang di katakan Chaeyoung benar. Jika dia yang di tampar Sooyoung, ia tak tahu bagaimana nasib Sooyoung nantinya.

"Kalian sama sama tersulut emosi yang membuat pikiran kalian kalut." Ucap Jennie lalu merangkul Chaeyoung.

"Bagaimana jika aku dan Jisoo menginap di mansion kalian?"

~~~

Sebagai orang tua, Minyoung dan Seojoon tidak pernah melepaskan pengawasan mereka terhadap anak anak mereka. Walaupun tidak sering di mansion mereka sering meminta bantuan Hoonjun untuk mengabari setiap waktu tentang kondisi anak anak mereka. Minyoung dan Seojoon memang orang sibuk tapi mereka hanyalah orang tua biasa yang menyayangi dan melindungi anak mereka.

"Kami pulang!" Seojoon dan minyoung yang tengah duduk di ruang tengah menonton film menoleh pada Jisoo dan Lisa yang baru saja memasuki mansion.

"Oh, kalian sudah datang?" Minyoung berdiri dan tersenyum melihat Lisa yang menatapnya gugup.

"Gwenchana." ucap Minyoung dan memeluk tubuh Lisa.

Lisa membalas pelukan Minyoung tak kalah erat, merasakan kehangatan dari sang ibu. "mianeh, eomma."

"Jangan seperti itu lagi, eoh?" Minyoung melepaskan pelukannya dari Lisa dan mengusak pelan poni anaknya, Lisa mengangguk dan memeluk kembali Minyoung.

"Kalian hanya berdua? Dimana Chaeyoung?" Tanya Seojoon merangkul Jisoo.

"Chaeyoung bersama Jennie, kami berdua akan menginap di mansion malam ini."

"Woah! Bagus, malam ini akan ramai. Bagaimana jika kita nonton film bersama?" Tawar Seojoon lantas di angguk setuju Jisoo.

"Tidak tidak! Anak anak besok harus sekolah." Sergah Minyoung cepat.

"appa! eomma melarang lagi untuk kesekian kalinya?" Cemberut Jisoo mengadu dan Seojoon tertawa menanggapinya.

"Kita akan menonton drama setelah eomma tidur." Bisik Seojoon dan Jisoo mengangguk setuju.

"Ya! Aku mendengarnya, eoh?" Tukas Minyoung.

Hubungan antara keluarga Kim dan keluarga Park memang sangat dekat. Maka tak heran jika Jisoo maupun Jennie merasa nyaman di keluarga Park begitupun sebaliknya pada Lisa dan Chaeyoung.

"Bersihkan diri kalian lalu kita menonton bersama." Suruh Minyoung padahal akhirnya menuruti keinginan Jisoo dan Seojoon.

"Kajja, Lisa-ya." Lisa mengangguk dan meraih tangan Jisoo menaiki lift menuju kamarnya.

Seojoon dan minyoung terkekeh pelan. Seojoon merangkul pinggang Minyoung dan tersenyum,"Bagaimana kita memesan makanan junkfood? "

"Tidak! Itu tidak sehat." jawab Minyoung dan meninggalkan Seojoon yang kini telah cemberut.

"Ya sudahlah, mau bagaimana lagi? Dari pada tidak jadi menonton." Gumam Seojoon menyusul Minyoung.

~~~

Jennie sesekali melirik Chaeyoung yang berjalan dengan keadaan termenung. Kini mereka berjalan menuju halte, Perkiraannya mungkin masih ada satu bus lagi yang mampir di salah satu halte yang dekat di jembatan itu.

"Gwenchana?" Tanya Jennie dan Chaeyoung menoleh.

Chaeyoung tersenyum tipis dan mengangguk, "aku hanya memikirkan  Lisa." Jawab Chaeyoung dan Jennie ikut tersenyum.

"Dia bersama Jisoo, tenang saja. Aku rasa appa dan eomma juga tidak marah padanya." Ucap Jennie dan Chaeyoung hanya menghela nafas.

Tepat saat itu, sebuah bus berhenti di halte.

"Oh itu busnya." Tunjuk Jennie lalu sedikit berlari kecil menuju bus tersebut yang kini telah keluar beberapa orang. Chaeyoung dibuat terkekeh dengan kelakukan jennie. Padahal pengemudi bus itu juga akan menunggu.

Bruk!

Chaeyoung meringis saat seseorang tak sengaja menabraknya. Ia menatap penabrak itu yang menatapnya tapi Chaeyoung tak tau wajahnya karena tertutup masker.

"Joesonghamnida." ucap sang penabrak dan meninggalkan Chaeyoung, Chaeyoung hanya diam menatap sang penabrak itu yang semakin jauh melangkah.

"Chaeyoung-ah, palli!" Teriak Jennie di ambang pintu bus membuat sang pengemudi terkejut karena teriakan nyaring Jennie, Ia menggeleng gelengkan kepalanya karena sikap Jennie itu.

Chaeyoung menelan salivanya ketika mendadak bagian perutnya terasa nyeri tapi ia tetap berbalik perlahan menatap Jennie.

"C-chaeyoung," Jennie perlahan turun dari bus dan menatap getar Chaeyoung.

"C-chaeng, darah." Jennie berbicara dengan terbatah jatah, Chaeyoung perlahan menunduk melihat darah di perut kirinya lalu kembali menatap Jennie.

Bruk!

"Chaeyoung-ah!"





•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Twins Sisters Are Not IdenticalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang