Lisa berdiri tegak di hadapan pintu kamar Chaeyoung, sudah pukul 3 pagi dan gadis itu belum bisa menutup matanya. Dia butuh Chaeyoung. Sebenarnya, Lisa ingin menghampiri Minyoung saja tapi tampaknya eommanya sedang sangat kelelahan.Tok! Tok!
"Unnie." panggil Lisa dengan ketukan pintu beserta panggilan pelan menunggu jawaban dari Chaeyoung di dalam sana tapi nyatanya tidak ada sama sekali, Lisa membasahi bibir bawahnya dan menatap gagang pintu kamar chaeyoung.
Memang tak sopan tapi Lisa butuh yang namanya tidur agar besok pagi ia bisa bersekolah dan fokus belajar tanpa harus mengantuk.
Ckleek~
Pintu kamar tidak terkunci dan Lisa mendorong pelan pintu kamar Chaeyoung, Melihat sang kakak yang tertidur di sofa panjang.
Kening Lisa mengerut, untuk apa Chaeyoung tidur di sofa panjang sedangkan ranjang besar milik kakaknya itu lebih empuk dan enak untuk berbaring. Lisa menghampiri Chaeyoung lalu berjongkok di depan kakaknya, "unnie, chaeyoung unnie. Ireona." bisik Lisa sembari menekan nekan pipi gembul Chaeyoung dan terkikik.
Mendengar suara Lisa dan merasa pipinya di tekan tekan, Chaeyoung membuka matanya perlahan. Terlihat senyum manis milik Lisa di hadapannya.
"Oh, Kau disini?" Chaeyoung menarik tubuhnya untuk duduk, memijit tengkuknya yang sedikit sakit akibat tidur di sofa.
"Unnie, kenapa kau tidur di sini? Kau bisa tidur di ranjangmu?" Chaeyoung terdiam. Ia tanpa sadar tertidur di sofa karena kebanyakan melamun hal yang mungkin tidak penting untuk di pikirkan.
"Lisa kenapa ada disini?" Tanya Chaeyoung mengganti topik pembicaraan.
"Aku tidak bisa tidur, unnie."
"Jadi Lisa datang untuk mendapatkan pelukan?" Tanya Chaeyoung memajukan tubuhnya pada Lisa yang berjongkok di bawahnya, dengan wajah polosnya Lisa mengangguk.
Chaeyoung tertawa ringan dan mencolek ujung hidung Lisa, "Arraseo, Lisa naiklah ke ranjang. Unnie akan ganti pakaian terlebih dahulu." Suruh Chaeyoung dan Lisa kembali mengangguk nurut.
Chaeyoung berdiri mengambil piyama merahnya di lemari dan memasuki kamar mandi. Lisa langsung menjatuhkan tubuhnya di ranjang Chaeyoung, menghirup bantal yang pekat dengan bau harum tubuh chaeyoung.
"Apa Lisa ingin susu coklat sebelum tidur?" Lisa menoleh pada Chaeyoung yang kini telah duduk di sisi ranjang.
"Susu coklatku tertinggal di kamar, aku akan-"
"Tidak Lisa di sini saja, unnie yang akan mengambilnya." Sergah Chaeyoung dan bangkit dari duduknya. Keluar dari kamarnya menuju ke kamar Lisa yang cukup jauh jaraknya dari kamarnya. Ia memasuki kamar Lisa dan langsung menangkap segelas susu coklat yang masih penuh milik adiknya.
Chaeyoung meraihnya dan meminumnya setengah, toh Lisa juga tidak akan marah.
Drt!
Mata Chaeyoung melirik ponsel Lisa yang bergetar menandakan ada sebuah pesan masuk.
Minnie
•online•|Besok aku jemput, maaf mengganggumu pagi ini, dari pada besok kau menjadi kaget ketika aku datang nanti. Bisa bisa nanti kita terlambat dan kau di ganggu lagi.
- 03 : 20 KSTChaeyoung membeku. Menatap isi pesan dari Minnie untuk Lisa. Mengganggu? Siapa yang berani mengganggu adiknya? Apa ia tak tau siapa Lalisa? Dan juga kenapa Lisa tak memberitahunya?
Chaeyoung menarik nafas perlahan lalu menghembuskannya, Ia berjalan kembali menuju kamarnya, di saat ia membuka pintu kamarnya ia telah mendapati Lisa yang sudah tertidur nyenyak. Chaeyoung menaruh susu coklat milik Lisa di nakas dan memandang sendu adiknya, "Apapun yang kau sembunyikan dari unnie, unnie akan mengetahuinya Lisa." Monolog Chaeyoung dalam hati.
Kali ini Chaeyoung diam saja. Ia akan menunggu Lisa yang akan memberitahunya secara langsung tentang ini.
~~~
Pukul 05.40 pagi dengan mata yang enggan terbuka, Lisa tetap bangun.
Merenggangkan tubuhnya perlahan dan melirik Chaeyoung yang masih tertidur di sampingnya. Lisa tersenyum tipis, kakaknya itu cantik. Sangat.
Tok! Tok!
Ckleek~
Lisa menatap dengan intens pintu kamar Chaeyoung yang perlahan terbuka menampakkan sang ibu yang masih menggunakan gaun piyama mahal berwarna hitam miliknya.
"Lisa tidur bersama Chaeyoung?" Tanya Minyoung duduk di sisi ranjang, di hadapan Lisa.
Lisa mengangguk, "aku tak bisa tidur malam tadi, eomma." Tukas Lisa dengan bibir setengah cemberut membuat Minyoung terkekeh tanpa suara. Takut mengganggu chaeyoung yang masih tertidur.
"Lisa bisa datang ke kamar eomma tadi malam." Ujar minyoung merapikan rambut hitam Lisa yang berantakan.
"Eomma sangat kelelahan semalam, jadi aku memutuskan pergi ke kamar Chaeyoung Unnie." Jawab Lisa menatap Chaeyoung sekilas.
Minyoung tersenyum tipis dan mencium kening Lisa sedikit lama, "Ada teman Lisa di bawah. Bersiap siaplah lalu turun untuk sarapan." Lisa menghela nafas samar setelah pintu kamar Chaeyoung di tutup oleh Minyoung yang sudah keluar.
Ia menoleh pada Chaeyoung lagi dan mencium pipi Chaeyoung, "Aku menyayangimu, unnie."
Chaeyoung membuka matanya perlahan setelah Lisa menghilang dari kamarnya dan termenung, Chaeyoung benar benar tak tidur. Ia hanya berpura pura tidur, semalam Chaeyoung hanya menatap Lisa dengan isi kepala random.
Ia menarik tubuhnya untuk duduk di atas ranjang dan menyandarkan punggungnya di headboard. Chaeyoung harus melakukan sesuatu tapi ia perlu seseorang untuk membantunya.
Hanya ada satu orang, Satu orang yang bisa melakukan apa saja untuknya dan Lisa.
Hanya ayahnya, Park Seojoon.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins Sisters Are Not Identical
أدب الهواةCHAELISA • SISTERSHIP [Completed] 📚 Lisa mendapat perlakuan tak menyenangkan di sekolahnya dan semua perlakukan tersebut tak pernah ia beritahukan kepada kakaknya. Mereka berbeda sekolah hal itu yang menjadi masalah Chaeyoung tak mengetahuinya. Sam...