part delapan( apa ini)

2 1 0
                                    

....
Selama di perjalanan  icha  dan  arka hanya saling diam, Semua sibuk dengan pikiran masing masing.
akhirnya icha membuka suara duluan.

" bng kita mau kemana si?" tanya icha

"kita  mau beli bahan bahan buat kue dek" kata arka.

" ha kue? lo mau buat kue bng ? emng bisa?" tanya icha.

" yee, bukan gue lgi yg bikin, tapi kk gue dek" jawab arka masih fokus dengan motor crf nya.

"eh lo masih punya kk ya bng? koo gue gak tau, setau gue lo cuma punya adik" ucap icha.

" ada,  kk gue namanya anatasya, tapi dia kuliah di kota , satu kosan sama gue dek, tapi klo libur kami pulang, kayak sekarang ni kan libur jadi kami pulang ke sini ,  tapi nanti klo udh masuk sekolah lgi, nah kami balek lgi ke kota " jelas arka panjang lebar.

"ooo" jawaban icha saat mendengar cerita arka.

" e orng panjang lebar nyeritain cuma di jawab O" kesal arka.

" terus gue harus bilng woww gitu? b aja kali"
kata icha santay.

" jutek amat jdi cwek, gak ada yg mau baru tau lo dek" ledek arka.

" bodoamat, ada   yg mau ya ayok, gak ya udh ! hidup udh ribet jdi males nambahin ribet lgi." ucap icha dengan suara dingin.

Suara azan magrib pun menggema.

" Alhamdulillah udh azan"
Kata icha.

" iya dek, kita mampir ke caffe itu ya buat bukbber bareng, gue traktir lo deh" ajak arka.

" serah" jawab icha.

"ok"..

....

Kini mereka telah duduk di sebuah caffe  yg kecil tapi bernuansa menarik  dan terkesan romantis.

Mereka hanya memesan lemon tea dan steak kentang , sekedar untuk membatalkan puasa nya.
Tiba tiba langit pun terlihat mendung, dan bintang yang tadinya ingin muncul kini kembali bersembunyi di balik awan hitam.
Angin terasa sudah sangat dingin, pertanda hujan akan segera turun.
benar saja  hujan turun begitu deras.

" yah kok malah hujan si  , padahal kan tdi cuaca cerah knapa skrng jdi hujan." kesal icha.

" hey knapa lo nyalahin hujan? kan hujan itu rahmat perlu di syukuri bukan di ghibahin" ucap arka di hadapan icha.

Mereka memang duduk berhadapan dan hanya terhalang oleh sebuah meja kecil.

" klo ujan kita pulangnya gimna bng?" tanya icha pada arka.

" nginep" jawab arka santai

" gile lo? ya kalik nginep, gue pokoknya mau pulang titik" ucap icha.

" hahah lo kok lucu bngt si dek? ya kita pulang lah, nunggu reda tapi, ni palingan bntr lgi reda, tenang aja gue gak akan culik lo kok" ledek arka.

" eee kirain kan"  jawab icha

suasana menjadi hening, caffe itu terlihat sepi bisa di bilang hanya ada tiga pasangan di sana termasuk arka dan  icha. Itupun karna mereka terjebak hujan jdi terpaksa menunggu lama Sampai hujan reda.
Hanya air hujan lah yang terdengar riuh.
icha menatap langit hitam dengan lekat, nth apa yg sedang ia pikirkan. Sedangkan arka matanya menatap wajah icha tanpa kedip.
rambut nya yang berada di luar topi tersapu oleh angin sehingga wajah  icha terlihat jelas.

"  icha klo di liat liat manis banget" batin arka.

icha pun kini memandang ke  arka, entah kenapa  keduanya malah saling menatap lekat.

" eh kok bng arka ganteng ya"
batin icha.

Icha pun cepat cepat menghapus pikiran konyolnya itu.
" eh apa apa an si gue , ngapain cobak bilng ni orng ganteng, ya kaleee"
batin icha lagi.

" hoyyy,, knapa lo bng? liatin gue sampe ssgitunya, naksir baru tau"
kata icha.

" emng udah naksir"
Jawab arka santai.

icha melotot seketika wajahnya memerah.

" canda ah, lo mah serius terus  bawak an nya liat tu mukak udh  merah kek semangka" ledek arka yg berhasil membuat icha mendengus sebal.

" huh, dasar fakbboi" ucap icha.

" siapa ? eh gue ni setia ya, cuma ya gitu deh " kata arka dengan tertawa.

" yayayyaa , eh bng ujannya udh reda ni, yok pulang" ajak icha

" eh iya ya, hmm kita ke toko kue dlu dek beli bahan bahan kue" kata arka.

" oke ayok"
Ucap icha.

Arka pun membayar apa yg ia dan icha santap di kasir. Lalu mereka  meninggalkan caffe itu.
Arka melajukan motor nya dengan kecepatan sedang karna udara setelah hujan dinginnya berkali kali lipat. Terdengar lah gemetaran bibir icha dari depan.

" kayaknya ni bocah kedinginan, tapi gengsi mau meluk gue, emng dasar " batin arka.

arka pun  menarik tangan icha untuk melingkar di perutnya. Semula icha kaget,  icha berusaha menolak tapi tangannya tetap di pegang oleh arka sehingga tidak dapat di tarik.

"aduh bng arka kenapa si pakek nyuruh gue segala pakek meluk gini, tapi anget si, abisnya dingin banget , yaudh lh gk pp kan dia anggap gue adik juga. Wangi bngt lagi " batin  icha.

icha pun menyamankan posisinya. di balik helm nya arka tersenyum. Lalu kembali fokus menyetir.
Setelah sampai di depan toko kue yg mereka tuju, tapi sayangnya toko itu tutup.
setelah bertanya tanya ternyata orng nya sedang Melaksanakan sholat terawih.

" yah dek tokonya tutup, kita pulang aja yok nanti kemalaman" ajak arka.

" hmm iya ni, yaudh ayok" jawab icha.

" gimna klo lo yg nyetir dek" kata arka.

" ha bener aja lo bng? dingin bngt gue mana tahan"  jawab icha.

" udh lo pokoknya Yg bawa motor, gue gak tahan lagi dingin bngt" alasan arka .

" hee, yaudh deh" akhirnya icha mengalah agar cepat pulang pikirnya , karna bersama arka lama lama membuat jantungnya berdetak lebih kencang seperti saat ia bersama alvaro.
icha pun membonceng arka, dan arka dengan santainya pun melingkarkan tangannya di perut lansing icha..

deg
"  eh tangan bng arka kok meluk gue? aduh apa apan  ni, tapi dingin bngt emng." batin icha

" bng tangan lo ni," ucapa icha berusaha melepas tangan arka.

" udh lh dek, gue tau lo dingin kan, udh lanjut aja" kata arka.

" hmm "

icha pun mengalah karna  ia tau bedebbat dengan arka tak kan membuat suasana menjadi baik bahkan makin buruk bisa bisa.

tak ada suara. Hanya semilir angin yg begitu dingin yang terasa seperti  menyayat kulit.

tak lama mereka pun sampai di rumah icha, arka ternyata tertidur di pundak icha. Icha pun  membangun kannya.

" hee malah tidur enk bngt si lo bng, bangun hoy udh sampe ni"   kata icha.

"  apaan si dek? eh udh sampe  ya, yaudh  gue pulang ya, bilng sama bunda gue langsung pulang karna gue ngantuk bngt,, dah"  pamit arka dengan wajah khas orng bangun tidur.

" lo gk cuci muka dlu bng? ntr lo ketiduran lg di jln kan bahaya, " kata icha

" selow dek, udh biasa, yaudh abng pulang ya , daa"

" iya daa, hati hati"

motor arka pun kini sudah tak terlihat lagi.
Icha pun tersenyum sekilas,  lalu masuk kerumahnya dengan hati yang gembira.
Enth karena apa icha  juga tidak begitu paham.

.
.
.
.
.
.
.

hiyaa icha kek nya mulai nih,
Author mau ngingetin ya guys jgn lupa vote nya, dan coment jika ada yg kurang jadi bisa di perbaiki😊😊 yok lanjut  yaa

ICHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang