Chapter 25; Rumah sakit

27 15 2
                                    

Berjumpa lagi~

----------🦅------------

"Sabar bun.. Ini cobaan.. Tenang pasti ayah juga bakal pulang lagi kok.." Ujar Bianca menenang

Bunda mengangguk dan tersenyum.

"Bunda mau ke kamar dulu.."

Bianca mengangguk dan menepuk pundak Aldi.

"Al ke kamar dulu.." Ucap bianca menepuk bahu Aldi

Namun Aldi masih diam disitu.

"Al-"

"YA AMPUN ALDI?!"

Bianca menggoyangkan cemas tubuh Aldi yang pingsan.

"Aldi kenapa kak?!"

"Aldi pingsan bun!"

"Kita bawa Aldi ke rumah sakit sekarang kak!"

"Anjir gitu aja lemah. Aldi Aldi.."

--------🦅-------

Dokter perempuan yang memakai baju putih itu keluar dari ruang periksa Aldi.

"Bagaimana dok?" Bunda berdiri menghadap dokter itu. Bianca juga

"Pasien sedang berbaring lemah, dia hanya mengalami pingsan karena jantungnya yang begitu lemah. Saya tidak tahu kenapa jantung pasien lemah bu." Dokter itu menghentikan bicaranya sebentar

"Tetapi yang pasti jantung menjadi lemah karena juga disebabkan oleh rokok. Apa benar pasien merokok bu?"

Bunda dan Bianca mengangguk pelan.

Dokter itu menggeleng. "Haduhh bu.. Seharusnya pasien tidak boleh merokok bu, ibu harus bimbing anak nya jangan jenuh-jenuh, karena itu memang untuk kebaikan anak ibu juga. Dipastikan penyebab orang merokok itu mempunyai masalah. Apa pasien memiliki masalah yang rumit bu? Dengan masalah ia stress jadi pasien merokok bu. Mudah-mudahan masalah nya cepat selesai ya bu." Ucap dokter panjang lebar

Bunda mengangguk dan tersenyum. "Terimakasih dok. Saya akan terus tegur anak saya. Terimakasih juga dok atas nasihatnya dan doa nya."

"Iya bu sama-sama. Pasien masih pingsan ditempat bu, yang pasti ke jam berikutnya akan bangun. Pasien bisa terus menerus pingsan berjam jam atau bisa berhari hari. Makanya disarankan tidak boleh merokok ya bu. Saya permisi dulu." Kata dokter itu meninggalkan mereka

"Bun.." Bianca mengusap punggung bundanya

"Dengan situasi keluarga kita kayak gini dan pasti dia belum mau maafin temen-temennya pasti dia ngerokok lagi bun.. Makanya kita harus jaga betul-betul Aldi. Jangan sampai hal yang kayak gini terjadi lagi."

"Mau sampai kapan begini terus." Bunda menghela nafas berat

"Bun.. ini semua bukan kebetulan, bun. Pasti semua orang ngalamin hal yang lebih buruk, dengan akhirnya mereka bahagia. Terus selalu percaya aja sama Allah, Allah gak akan tidur bun."

Bunda mengangguk pelan dan tersenyum tipis sambil melihat Bianca.

"Masuk yuk, bun. Kita ke dalem."

Mereka segera memasuki ruang rawat Aldi. Terlihat Aldi masih terbaring menutup matanya.

"Al bangun. Gue sama bunda pengen liat lo bangun." Ucap Bianca lirih

"Sekali aja lo jangan pernah masuk rs lagi, gue udah bahagia liat lo sekarang."

Sementara sedari tadi bunda hanya menatap Aldi sendu.

"Kenapa disaat gini ayah enggak selalu hadir.."

ALTAR [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang