Setelah selesai meeting, aku dan Rio pergi ke masjid dekat kantor, untuk melaksanakan solat zuhur. Di masjid, Pak Ahmad selaku imam masjid, memuntaku untuk menggantikannya menjadi imam solat, di kerenakan beliau sedang kurang sehat.
Hubungan kami memang dekat, aku sudah menganggapnya seperti orangtua sendiri. Karena hampir setiap hari aku bertemu dengan beliau.
Pak Ahmad orang yang baik menurutku, sikapnya yang tegas namun lembut, membuatku nyaman ada di dekatnya. Tak jarang, kami selalu berdiskusi, mengobrol, bahkan hampir setiap hari kami selalu makan siang bareng.
Seperti sekarang, setelah selesai solat, kami mengobrol sambil perjalanan menuju rumah makan terdekat untuk makan siang.
Sesampainya di rumah makan, kami melanjutkan obrolan, sambil menikmati menu yang sudah di pesan. Di tengah menikmati makan siang, tiba-tiba di kejutkan dengan bunyi suara telepon dari saku celanaku.
"Maaf, saya terima telepon dulu." pamitku pada kedua orang yang menemaniku makan, di angguki kepala sebagai jawaban."Assalamualaikum, hallo?" jawabku setelah menjawab sambungan telepon.
"Waalaikumussalam, hiks bang tolong haura bang."
Hai Assalamualaikum, tinggalkan krisan ya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Setelahnya
Fiksi Umum"Sendiri bukan berarti kesepian. Namun, terkadang sebagian orang mengangap kesendirian itu sebagai 'aib' di cap tak laku. Begitulah yang sedang dirasakan oleh Pemuda bernama Malik Rajaindra. Duda tampan, mapan, dan soleh. Kegagalan dalam berumah tan...