Hello, everyone!
Part ini sengaja aku letakkan di awal untuk peringatan. Cerita ini bukan cerita ringan dengan alur yang mungkin kalian harapkan.
Akan ada banyak problem berkaitan dengan filsafat seperti cerita sebelumnya, Lintas Rasa. Bedanya, bahasa yang aku gunakan akan sedikit berbeda, lebih sarkas dan frontal. Tidak ada kata yang aku perhalus sedemikian rupa hanya untuk melindungi pihak tertentu. Bahasa akan sangat apa adanya, sesuai dengan karakter tokoh.
Semiosis dan satire akan sangat mendominasi. Jadi, aku mohon, be a wise reader. Ambil yang sekiranya positif, buang jauh-jauh yang negatif.
Sekali lagi, cerita ini tidak akan terlepas dari segi spiritual keagamaan, terutama prinsip Ketuhanan dalam berbagai sudut pandang.
Sebelum membaca, buka pikiran selebar-lebarnya. Jangan jadi kura-kura dalam tempurung dan mari berlogika.
Salam,
Amaranteya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Logika Jentera (Completed)
General FictionKekecewaan memang membawa Aeera pada titik "menihilkan" Tuhan. Namun, bagaimana jika ia bertemu dua sosok yang sukses menyudutkannya habis-habisan perihal penyangkalannya, mengenalkan logika jentera, berputar tanpa henti? Sedang, Maruta dan kawan-ka...